Pajak Ditahan Israel, PNS Palestina Cuma Terima Gaji Separuh

Reporter : Syahid Latif
Sabtu, 4 April 2015 08:00
Pajak Ditahan Israel, PNS Palestina Cuma Terima Gaji Separuh
Israel pernah berjanji akan mengirimkan uang pajak yang jadi hak Palestina sebesar US$ 400 juta.

Dream - Ulah Israel menahan pendapatan pajak Palestina sudah keterlaluan. Akibat ulah itu, Otoritas Palestina mengungkapkan gaji para pegawai negeri hanya bisa dibayar separuh selama empat bulan terakhir.

Israel diketahui mulai membekukan pendapatan pajak dan bea cukai Palestina, yang diperkirakan mencapai sekitar US$ 130 juta per bulan, sejak bulan Desember. Langkah itu diambil setelah Palestina mengumumkan akan bergabung dengan Mahkamah Kejahatan Perang Internasional, ICC, untuk melaporkan Israel.

Di bawah tekanan internasional, Israel pekan lalu akhirnya setuju mencairkan uang milik Palestina dengan berjanji akan segera mentransfer dana US$ 400 juta.

Namun, Menteri Keuangan Palestina, Shukri Bshara, seperti dikutip Dream dari laman Alarabiya, Sabtu, 4 April 2015, mengunkapkan pihaknya sampai kini belum menerima transfer dari Israel.

Akibat tak adanya kiriman dana tersebut, pegawai negeri Otoritas Palestina hanya akan menerima 60 persen dari gaji mereka. Pemotongan ini merupakan yang keempat kalinya berturut-turut diterima para pegawai.

Mereka yang menerima kurang dari 2.000 shekel per bulan atau US$ 500 akan terus menerima gaji secara utuh.

Palestina saat ini memperkerjakan sekitar 150 ribu pegawai, baik di Gaza dan Tepi Barat.

" Cara ini dilakukan karena Israel belum mentransfer pendapatan pajak Palestina selama empat bulan berturut-turut," kata Bshara dalam pernyataannya.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan konsekuensi yang mengerikan bagi perekonomian Palestina jika transfer tidak segera dilakukan.

Tidak hanya memengaruhi tingkat konsumsi, tetapi pinjaman yang diambil oleh pegawai Otoritas Palestina dan Otoritas Palestina sendiri berada dalam bahaya.

Bank Sentral Palestina memperingatkan pekan lalu bahwa pinjaman telah hampir mencapai batasnya, dengan sistem perbankan yang semakin dalam bahaya.

Ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Jumat lalu bahwa Israel akan mencairkan dana karena alasan kemanusiaan dan karena itu merupakan 'kepentingan Israel', dia langsung mendapat pujian dari Amerika Serikat dan Uni Eropa atas keputusannya itu.

Para pejabat Israel tidak bersedia memberi tanggapan langsung pada Rabu ketika diminta untuk menjelaskan mengapa uang belum ditransfer.

Pemasukan pajak yang terkumpul akan ditransfer setelah dipotong pembayaran untuk layanan warga Palestina seperti air, listrik, dan biaya rumah sakit yang disediakan Israel. (Ism) 

Beri Komentar