Pengusaha NU Garap Bisnis dengan Azerbaijan

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Senin, 15 Juli 2019 11:36
Pengusaha NU Garap Bisnis dengan Azerbaijan
Belasan pengusaha NU akan terbang ke sana bulan depan.

Dream - Pengurus Pusat Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyyin (P2N) akan bertolak ke Azerbaijan. Mereka akan membahas kerja sama investasi.

Pengurus P2N, Witjaksono, mengatakan, pada dua minggu lalu P2N kedatangan perusahaan kontraktor dan infrastruktur dari Azerbaijan. Pebisnis Azerbaijan itu membicarakan potensi usaha yang ada di Indonesia.

" Setelah cek sana-sini memang perusahaannya kepemilikan presiden yang sekarang di Azerbaijan," ujar Witjaksono di PBNU, Jakarta, Jumat pekan lalu.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak 15 pengusaha berangkat ke Azerbaijan untuk membicarakan Investasi.

" Kita akan membawa maksimalkan 15 perusahaan yang capable, karena ingin ke sana langsung bikin MOU dan ada realisasi bisnis," kata dia.

1 dari 5 halaman

Sudah Dapat Kepastian dari Kedubes Indonesia di Azerbaijan

Menurut Witjaksono, sudah mendapat kepastian kunjungan P2N akan diterima di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Azerbaijan pada 10 Agustus 2019.

" Kami sudah kontak perusahaan di sana. Insyaallah diterima oleh minimal Perdana Menteri, maksimal Presiden," kata dia.

Witjaksono mengaku sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan Azerbaijan untuk membangun pabrik pakan ternak di Cirebon, Jawa Barat.

" Kemarin sudah lihat tanah dan mereka sudah DP Rp5 miliar untuk pembelian tanah 35 hektare," kata dia.

2 dari 5 halaman

3 dari 5 halaman

Dream - Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, meminta warga Nahdliyin mewaspadai gelombang revolusi industri 4.0. Kiai Akhyar meminta metode gerakan NU diubah.

“ Marilah kita merenungkan dan merekonstruksi kembali, apa yang salah apa yang sudah apa yang benar yang telah ditanamkan oleh para pendahulu kita,” kata Miftah, dikutip dari NU Online, Rabu 27 Februari 2019.

Miftah menyebut, gegap dunia digital telah membuat dunia mencapai pancaroba. Tuduhan, fitnah, prasangka buruk, dan persaingan global yang tak seimbang mengiringi revolusi industri 4.0.

Rekonstruksi gerakan yang dimaksud ini harus sejalan dalam empat bingkai ukhuwah, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah insaniyah atau basyariyah dan ukhuwah nahdliyah.

Rumusan gerakan baru juga dibutuhkan karena masyarakat Indonesia sedang menghadapi menghadapi bonus demografi pada 2035. Tanpa persiapan yang baik, bonus demografi dapat berubah menjadi ‘musibah demografi’.

4 dari 5 halaman

Empat Strategi Besar Ditawarkan

Miftah menawarkan empat strategi besar, yakni, penyegaran visi misi NU, program besar yang melibatkan keluarga besar NU, strategi berskala besar mengenai inovasi yang dikelola dan diamalkan oleh kader NU, serta sistem komando yang rapi dari atas pusat hingga ranting.

“ Ini PR NU yang perlu dirumuskan dalam Munas dan Konbes saat ini. Sebab jika tidak dikelola dengan baik, kita jadi bulan-bulanan yang diperebutkan oleh orang lain,” kata dia.

5 dari 5 halaman

NU Bentuk Dai Medsos

Dream - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, meluncurkan program 34 ribu Dai Medsos, Senin 28 Januari 2019. Program ini untuk meredam hoaks dan ujaran kebencian di dunia maya.

" Sejak dulu dakwah NU untuk mempertahankan akidah Aswaja dan akhlakul karimah, yang moderat dan toleran," ujar Said. 

Dai Medsos ini juga bertugas memberikan pemahaman agama yang baik dan moderat di media sosial. Said mengatakan, Dai Medsos dibentuk dari Lembaga Dakwah NU yang sudah lama bertugas menyebarkan paham Islam moderat.

 

Dalam kesempatan yang sama, Mustasyar PBNU, KH Ma'ruf Amin, meminta para Dai Medsos mampu menahan derasnya paham radikal di media sosial.

" Ini harus diefektifkan dan dimanfaatkan untuk menangkal paham-paham yang menyimpang itu, yang masih mempertentangan Islam dan kebangsaan," kata Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, sejak pertama dibentuk, NU merupakan organisasi Islam yang bertanggung jawab menjaga agama dan negara.

" Saudara ini harus menjadi penjaga agama dan penjaga negara. Ini tugas para dai harus bisa jelaskan baik ceramah tulisan artikel, maupun media sosial," ucap dia.

Beri Komentar