Halima Aden Saat Tampil Di Ajang Miss Minnesota (Sumber: The Independent)
Dream – Tiga wanita bertubuh semampai itu berdiri. Mengatur posisi kaki jenjang mereka di atas panggung ajang Miss Minnesota, ajang kecantikan untuk memilih perwakilan Miss Amerika Serikat. Seorang perempuan lain bersiap berlenggok di panggung.
Lagu Uptown Funk yang dinyanyikan Mark Ronson bersama Bruno Mars menggema di Burnsville’s Ames Center. Lampu panggung menyala. Sesosok perempuan berkulit hitam berbalut hijab berjalan menuju tengah panggung.
“ Kontestan nomor satu, Halima Aden,” ucap pembawa acara memanggil.
Teriakan menggema dari para penonton. Aden dengan santai berlenggok di panggung. Alih-alih menggunakan bikini, dia tampak percaya diri berkostum burkini, pakaian renang untuk perempuan hijab, berwana biru dan hijab kuning keemasan.
Malam itu, Aden jadi bintang. Dia menampilkan gaya yang berbeda di ajang kecantikan Amerika Serikat. Dia menjadi pionir. Membawa identitas dan keyakinannya pada ajaran agama yang dianutnya. Menutup auratnya.
" Ada begitu banyak wanita muslim yang merasa tidak cocok dengan standar masyarakat," kata dia kepada CNN pekan ini. " Saya hanya ingin memberitahu mereka bahwa menjadi berbeda itu indah."
Sedari awal mengikuti kontes kecantikan tersebut, Halima memang ngin menampilkan citra cantik ala Muslimah. Itu terlihat saat dia mengajukan permohonan mengikuti kontes kecantikan.
Saat pengajuan permohonan itu dia meminta penyelenggara mengizinkan penggunaan hijab. Usai permohonan itu diterima, dia meminta satu persyaratan tambahan: penggunaan burkini saat fesyen bikini. “ Representasi adalah hak istimewa,” kata dia.
Dia beralasan, representasi Muslimah yang dia ingin bangun karena banyaknya Muslimah yang korban stigma buruk masyarakat.
" Sebagian besar Muslimah menjadi korban ... Aku tidak pernah melihat representasi positif masyarakat,” ucap siswi St.Cloud State University tersebut.
Panitia penyelenggara Miss Minnesota menyanggupi permintaan Aden. Mereka beralasan, kegiatan ajang kecantikan tersebut akan terus berkembang.
“ Organisasi Miss Universe bangga menjadi yang terdepan dalam ragam kecantikan,” kata Direktur Miss Minnesota Amerika Serikat dan Miss Minnesota Remaja Amerika Serikat, Denise Wallace.
Perempuan berdarah Somalia itu memang memiliki pandangan kecantikan yang berbeda dengan kebanyakan masyarakat. Di saat negara tempat dia tinggal, Amerika Serikat, masyarakat kerap terpana dengan penampilkan cantik perempuan yang memiliki rambut pirang, tubuh seksi, dan bermata biru.
" Saya ingin menantang mereka definisi kecantikan," dia melanjutkan. " Ini bisa menjadi rambut pirang dan mata berwarna biru, namun juga bisa menjadi sesuatu yang berbeda."
Hidup sebagai pengungsi yang lahir di pondok pengungsi di Kenya dan berpindah ke Amerika Serikat saat enam tahun, citra cantik tentu dipandang berbeda.
Cerita tersebut dapat ditelusuri saat Aden mendapat tugas menggambar tokoh puteri dari Disney yang dia suka. Tugas tersebut tak terselesaikan. Dia datang ke sekolah dengan tangan kosong.
“ Seperti gadis-gadis kecil kebanyakan, aku tidak pernah melihat sosok yang aku suka,” ucap dia kepada laman Today.
Pengalaman pertama mengenai definisi cantik itu terbawa hingga remaja. Dia tumbuh sebagai Muslimah yang mempraktikkan gaya hidup Islam. Dia mengenakan hijab dan tampil percaya diri.
Di tempat tinggalnya sekarang, St.Cloud, Minnesota, Aden tetap bersekolah menggunakan hijab. Dia pun mengabaikan stigma masyarakat yang terus membuncah lantaran terpilihnya Donald Trump.
Seperti yang diketahui, pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, sentimen anti-Muslim di Negeri Paman Sam, berkembang pesat. Banyak Muslimah yang khawatir tentang identitas Muslim di balik hijab yang mereka kenakan.
" Ketika saya mendengar reaksi masyarakat usai mengikuti kontes tersebut, saya ingin menginspirasi wanita muslim untuk menantang diri mereka sendiri,” ucap dia.
Lemahnya pandangan masyarakat di Amerika Serikat terhadap Islam lantaran informasi yang ditampilkan kerap merepresentasikan kejelekan umat Islam.
“ Padahal, orang yang berbuat buruk tak selamanya merepresentasikan seluruh kelompok,” ucap dia saat wawancara dengan ABC 7.
Upaya menujukkan citra positif tersebut nyatanya mendapat dukungan dari beberapa peserta Miss Minnesota. Bahkan, dia pun tak ragu memberi nasihat kepada para peserta lain yang mengikuti ajang kecantikan itu.
“ Aku menyarakan kepada mereka untuk percaya diri dengan yang mereka miliki, sebab kain tambahan pada tubuh tidak akan membedakan kecantikan yang dimiliki, karena kecantikan ada dalam diri masing-masing,” ucap dia.
Dalam kompetisi kecantikan tersebut, Aden gagal memenangkan peringkat pertama. Dia hanya bisa masuk ke semifinal dan mendapat peringkat ke-15. Pemenang kontes tersebut bernama Meredith Gould, perempuan 22 tahun asal Minneapolis.
Aden tak ambil pusing. Sebab, usaha yang dia lakukan tak lain untuk memerangi Islamofobia yang saat ini merajalela di seluruh Amerika Serikat.
Selain itu, usaha yang dia capai dapat menjadi penanda pesan bagi seluruh Muslimah di dunia. Dia akan berbagi cerita dengan para perempuan yang tergabung di Organisasi Miss Universe mengenai komentar buruk yang menimpanya.
“ Saya mendengar dari para perempuan di Tanzania dan Indonesia – mereka begitu bangga dengan respon positif dari masyarakat,” ucap dia.
“ Hatiku akan hancur ketika berbagi kisah intimidatif. Aku punya masalah latar belakang saat tumbuh dan belum lagi komentar miring semisal, ‘kepala bertanduk’ atau ‘kepala berkain lap’.
Dengan latar belakang kisah yang dialaminya, dia juga berharap dapat mengirim pesan untuk orang-orang yang korban perundungan.
“ Kami memiliki begitu banyak hambatan...sekarang adalah waktu bagi kita untuk bersatu dan menerobos itu,” ucap dia.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik