Hafiz (2): Salman bin Abdulaziz, Raja Saudi Pecinta Quran

Reporter : Syahid Latif
Senin, 16 Maret 2015 19:39
Hafiz (2): Salman bin Abdulaziz, Raja Saudi Pecinta Quran
Salman sudah menghafal Alquran saat berusia 10 tahun. Dia selalu hatam Alquran 3 kali dalam bulan Ramadan.

Dream - Pria itu tampak sumringah. Sebuah senyum dia lempar dari atas panggung. Menyapa bocah-bocah yang duduk manis di ruang pertemuan itu. Dengan ramah pria berjubah emas itu menyapa, “ Assalamualaikum.”

Anak-anak yang sudah lama menunggu pun menjawab. “ Alaikumsalam.” Mereka kembali diam. Menunggu pria yang tengah berbunga-bunga di atas panggung itu untuk meneruskan kata-katanya.

“ Saya senang ini dirayakan untuk menghormati kelompokn anak-anak yang membawa Alquran ke dalam hati mereka, yang tunduk pada kebahagiaan, ketenangan, kebaikan, dan berkah bagi mereka yang tetap berpegang dan bekerja dengan Alquran,” demikian pria bersorban itu membuka pidato.

Pria di atas panggung itu adalah Salman Bin Abdulaziz. Pangeran Kerajaan Arab Saudi. Dan pidato itu dia sampaikan saat menutup lomba hafalan Alquran bertajuk “ Prince Salman Prize for Quran Memorization”, yang pada 2010 itu sudah digelar sebanyak 12 kali.

“ Kepada kalian, anak-anakku, tugas besar terhadap agama kalian, maka setelah kalian pulang, kembali ke Quran untuk panutan merupakan keharusan,” pesan Pangeran Salman untuk anak-anak peserta lomba kala itu.

***

Pria yang lahir di Riyadh, 31 Desember 1935 itu memang sangat senang melihat anak-anak penghafal Alquran. Pangeran Salman telah jatuh hati pada Alquran sejak kecil. Bahkan telah hafal suluruh isi kitab suci umat Muslim itu sejak belia. Dia merayakan keberhasilan menghafal Alquran pada 22 Juli 1945. Saat usianya masih sepuluh tahun.

Masa kecil Pangeran Salman memang lekat dengan lingkungan religius. Dia mulai menuntut ilmu di Princes School, Riyadh. Sebuah sekolah yang didirikan keluarga kerajaan untuk para pangeran Saudi. Di sekolah itu, Salman ditempa dengan ilmu agama dan ilmu-ilmu umum lainnya.

Setelah tumbuh dewasa, Pangeran Salman mulai diberi kepercayaan duduk di kursi pemerintahan. Jabatan awal yang dia emban adalah Wakil Gubernur Riyadh. Posisi itu dia jabat selama setahun, sejak 1954. Salman kemudian menyandang gelar Gubernur di Ibukota Saudi itu pada 1955 hingga 1960. Kemudian dia kembali menguasai posisi itu mulai 1963 hingga 2011.

Pada 5 November 2011, Pangeran Salman ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri ke dua, sekaligus sebagai Menteri Pertahanan Saudi. Satu tahun kemudian, tepatnya 18 Juni 2012, dia dinobatkan sebagai Putra Mahkota menyusul kematian sang kakak, Pangeran Nayef bin Abdul Aziz. Dengan posisi itu, dia menjadi calon pemegang tahta Kerajaan Saudi.

Pangeran Salman boleh saja sibuk dengan segala urusan negara. Namun dia tak pernah melupakan kecintaannya pada Alquran. Menurut laman Arab News, setiap Ramadan Pangeran Salman selalu menuntaskan hafalan 30 juz Alquran sebanyak tiga kali setiap bulan Ramadan.

Tak hanya sekadar menghafal. Pangeran Salman juga mendorong generasi muda negaranya untuk mendalami kitab suci. Pada 1989, dia mulai mengadakan lomba menghafal Alquran bertajuk “ Prince Salman Prize for Quran Memorization” untuk anak-anak di seantero Arab Saudi, baik laki-laki maupun perempuan.

Pagelaran yang diambil dari nama sang pangeran itu digelar rutin setiap tahun, di bawah bimbingan Kementrian Urusan Islam, Wakaf, dan Dakwah, Kerajaan Arab Saudi. Melalui lomba itu, Pangeran Salman ingin berkontribusi mempererat hubungan umat dengan Alquran.

“ Semakin kita berpegang pada Alquran dalam semua urusan kita, kita memiliki dimensi kebanggaan dan kekuatan,” tutur dia.

Untuk menumbuhkan semangat menghafal Alquran, dia tak segan menggelontorkan dana. Bacalah data yang dirilis pemerintah Saudi tiga tahun silam. Pangeran Salman menggelontorkan dana sebesar 2 juta riyal Saudi atau sekitar Rp 7 miliar untuk kegiatan menghafal Alquran. Dana itu digunakan untuk perlombaan dan aktivitas lain yang diikuti oleh sekitar 1.250 hafiz cilik.

1 dari 1 halaman

Tinggalkan Obama untuk Salat

Tinggalkan Obama untuk Salat © Dream

Pada 23 Januari yang lalu, Pangeran Salman yang berpidato di depan anak-anak penghafal Alquran itu didaulat sebagai Raja Saudi. Posisi itu dia emban setelah meninggalnya Raja Abdullah bin Abdulaziz. Seperti yang sudah-sudah, jabatan duniawi tak mampu menggeser Alquran dari hatinya. Termasuk singgasana Kerajaan Saudi itu.

“ Alquran merupakan salah satu karunia besar yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam, dan ketika kita mematuhi ajaran-ajaran Alquran kita akan tetap dihormati dan kuat, dan jika kita gagal melakukannya maka kita akan dipermalukan dan dipecah belah,” ujar dia.

Tak hanya mencintai Alquran. Raja Salman juga pemimpin yang taat beribadah. Dia selalu berusaha salat tepat waktu. Lihatlah saat Raja Salman menerima kedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, di Bandara King Khaled pada Selasa 27 Januari silam. Kala itu dia bahkan meninggalkan pemimpin negeri adikuasa itu di landasan bandara untuk menunaikan salat Ashar.

“ Raja Abdul Aziz selalu memeriksa anak-anaknya pada saat Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Dia sangat ketat terhadap anak-anaknya dalam mengikuti ajaran dasar Islam dan memberi mereka instruksi untuk berhubungan secara baik dengan orang baik. Pada saat yang sama, dia merawat mereka dan berbagi lelucon dengan mereka,” kisah Salman menceritakan pelajaran dari sang ayah.

Itulah Salman bin Abdulaziz. Selain pandai mengatur negara, pria dengan nama lengkap Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Mohammed bin Saud itu juga cinta kepada kitab suci dan agamanya. (Dari berbagai sumber)

Beri Komentar