Orang Asing Kini Bisa Investasi Properti di Mekah dan Madinah

Reporter : Alfi Salima Puteri
Selasa, 9 November 2021 12:47
Orang Asing Kini Bisa Investasi Properti di Mekah dan Madinah
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga menerima perusahaan asing dan investor.

Dream - Otoritas Pasar Modal (CMA) Arab Saudi mengizinkan para investor dari luar Arab Saudi untuk membeli real estate seperti tanah dan properti di Mekah dan Madinah.

Dikutip dari laman Arab News, Senin, 8 November 2021, investor dari luar Arab Saudi diizinkan untuk membeli dan memiliki real estat untuk tempat tinggal mereka sendiri, dan setelah mendapatkan lisensi dari Kementerian Dalam Negeri.

Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga menerima perusahaan asing dan investor untuk berinvestasi di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.

Arab Saudi sudah memberikan ultimatum bagi perusahaan asing dan investor yang mau berinvestasi di negara mereka untuk mendirikan kantor pusat di negaranya sebelum 2024. Nantinya, pemerintah setempat akan memberikan lisensi operasional kepada perusahaan yang mau memenuhi komitmen tersebut.

1 dari 2 halaman

Adanya lisensi

Saat ini, sudah ada 44 perusahaan asing yang sudah diberi lisensi operasional karena berkomitmen mendirikan kantor pusat. Namun, mereka belum mengungkap siapa saja perusahaan asing tersebut.

" Ada 44 perusahaan dari berbagai sektor dan negara telah menandatangani perjanjian untuk pindah (kantor pusat regional mereka) dan telah memperoleh izin akhir," ungkap Menteri Investasi Khalid al-Falih, dilansir dari AFP, Kamis, 28 Oktober 2021.

Lebih lanjut, pemerintah ingin jumlah perusahaan asing yang mendapat lisensi terus bertambah ke depan. Sebab, kehadiran mereka bisa turut menambah lapangan kerja di negara kaya minyak itu.

" Kita targetkan jangka pendek bisa mencapai 400-500 perusahaan, tapi tidak ada batasannya," ucapnya.

2 dari 2 halaman

UAE mendominasi bisnis di kawasan Timur Tengah

Tak hanya memberi lisensi, pemerintah juga akan memberikan insentif bebas pajak kepada perusahaan terlisensi selama 50 tahun.

Insentif ini tak segan diberikan karena menurut hitungan pemerintah, kehadiran para perusahaan asing bisa memberi potensi ekonomi mencapai US$45 miliar atau setara Rp639 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS).

Di sisi lain, kebijakan Arab Saudi ini dinilai sengaja diberlakukan untuk menyaingi perkembangan bisnis negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA).

Sebab, UEA telah mendominasi perkembangan bisnis di kawasan Timur Tengah karena para perusahaan asing memiliki kantor pusat di Dubai.

" Kalau ada kompetisi, itu kompetisi kreatif yang menguntungkan kedua belah pihak. Semua akan diuntungkan dengan pertumbuhan dan keterbukaan," tuturnya.

Beri Komentar