Elon Musk (Shutterstock.com)
Dream - Kabar terbaru tentang biaya berlangganan khusus untuk pemilik akun Twitter bercentang biru kembali muncul. Kali ini Twitter dikabarkan menurunkan biaya berlangganan menjadi US$8 atau sekitar Rp125 ribu.
Ketentuan biaya berlangganan ini diberlakukan jika pemilik akun bertanda centang biru masih ingin mempertahankan statusnya. Ini mencakup para akun yang memiliki centang biru atau sudah terverifikasi.
Sebelumnay sempat beredar kabar biaya berlangganan yang dibebankan Twitter kepada pemilik akun terverifikasi ini ditetapkan senilai US$19,99 dollar atau sekitar Rp312 ribuan.
Dikutip dari laman BBC, Rabu 2 November 2022, CEO baru Twitter, Elon Musk, mengatakan biaya tersebut merupakan strategi untuk meningkatkan langganan dan membuat Twitter mengurangi ketergantungan pada iklan.
Namun menurut para kritikus, langkah tersebut justru mempersulit untuk mengidentifikasi sumber yang dapat dipercaya.
Musk menambahkan bahwa pengguna yang membayar langganan akan diprioritaskan dalam balasan dan pencarian, dan setengah dari jumlah iklan.
" Kekuatan untuk pengguna! Biru seharga US$8/bulan," kata Musk dalam cuitannya.
Sebelumnya, Twitter memiliki metode untuk memverifikasi pengguna tanda centang biru melalui formulir aplikasi online. Di formulir tersbeut sudah tersedia identitas yang dapat pengguna pilih seperti selebriti, politisi, dan jurnalis.
Twitter memperkenalkan metode tersebut pada tahun 2009, setelah menghadapi tuntutan hukum yang menuduhnya tidak melakukan cukup verifikasi untuk mencegah akun penipuan.
Kini Musk harus menghadapi tantangan berat untuk merombak bisnis Twitter, yang sudah tidak menghasilkan laba selama bertahun-tahun.
Dia mengatakan dia ingin mengurangi ketergantungan Twitter pada iklan.
Sementara itu, beberapa merek besar lainnya telah diam-diam menghentikan sementara pemasangan iklan di Twitter. Saat ini mereka tengah menunggu dan melihat bagaimana perubahan yang dilakukan Musk.
Pada hari Senin, salah satu perusahaan periklanan terbesar di dunia, IPG, menyarankan kliennya untuk menangguhkan iklan di Twitter selama seminggu. Ini dengan alasan perlunya kejelasan lebih lanjut tentang rencana Twitter untuk memastikan kepercayaan dan keamanan pada platformnya.
Sementara itu, mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, dikabarkan segera meluncurkan versi uji publik dari jejaring media sosial baru yang dibuatnya, Bluesky.
Dorsey hengkang dari Twitter pada 2021. Kini, Twitter resmi dimiliki CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, yang membelinya seharga US$44 miliar atau sekitar Rp687 triliun.
Dorsey mengungkapkan aplikasi Bluesky kini bersiap untuk uji coba. Aplikasi ini sudah memiliki sederet daftar tunggu pengguna yang ingin mencoba versi beta.
Belum jelas seperti apa Blueksky nantinya atau bagaimana fungsinya, tetapi dikabarkan akan menjadi saingan Twitter.
Bluesky disebut-sebut sebagai elemen penting dari " jaringan sosial federasi" revolusioner yang mengintegrasikan ide-ide dari " teknologi terdesentralisasi terbaru ke dalam jaringan yang sederhana, cepat, dan terbuka."
Dengan demikian, ini akan menjadi jejaring sosial yang akan dikelola oleh berbagai situs.
Advertisement
Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

LUNE: Debut Album Anggi Marito yang Menyentuh dan Penuh Cerita

Menhut Bakal Cabut 20 PBPH Bermasalah Seluas 750 Ribu Hektare: 'Saya Akan Buktikan'
