Sistem Tarif Baru Commuter Line, Lebih Mahal Atau Lebih Murah?

Reporter : Ramdania
Jumat, 20 Maret 2015 14:03
Sistem Tarif Baru Commuter Line, Lebih Mahal Atau Lebih Murah?
Mendengar pengumuman perubahan tarif, masyarakat pasti membayangkan tarif akan mengalami kenaikan. Apa benar hal tersebut terjadi pada sistem tarif baru KRL?

Dream - Per 1 April nanti, tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line akan mengalami perubahan sistem penghitungan. Semula tarif dihitung dari jumlah stasiun yang dilewati, tetapi nanti akan dihitung berdasarkan jarak kilometer yang ditempuh kereta.

Menurut pihak KRL, tarif per 1 km adalah Rp 200, tetapi karena pihak KRL mendapat subsidi dari anggaran Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp 3.000 per penumpang, maka ditetapkan perhitungan 1-25 km pertama dikenakan tarif Rp 2.000, sementara 1-10 km berikutnya dikenakan tambahan Rp 1.000.

Perubahan sistem tarif ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 28/2012. Dalam peraturan tersebut, angkutan umum harus menerapkan tarif sesuai kilometer yang dilalui penumpang.

Namun, bagaimana dampaknya bagi penumpang? Apa terjadi kenaikan tarif yang signifikan? Ternyata tidak. Justru penumpang bisa mengalami penurunan tarif. Sebagai contoh, dari Stasiun Lenteng Agung ke Stasiun Sudirman yang saat ini tarifnya Rp 2.500, dengan tarif baru nanti tarifnya Rp 2.000.

Begitupun dengan penumpang dari Stasiun Bekasi ke Stasiun Tebet yang biasanya dikenakan tarif Rp 2.500 menjadi Rp 2.000 dengan tarif progresif berdasarkan kilometer ini.

Untuk mengetahui lebih detail daftar tarif per stasiun, Anda bisa unduh di sini 

Baca Juga:

Beri Komentar