Satu Dari Lima Karyawan Kehilangan Pekerjaan Selama Masa Karantina Covid-19.
Dream – Kita semua tahu bahwa pandemi corona ini memukul banyak sektor dan membuat perekonomian menjadi sulit. Tak heran banyak orang kehilangan pekerjaan akibat Covid-19.
Dikutip dari World of Buzz, Jumat 5 Juni 2020, Jobstreet merilis survei terhadap lima ribu satuan kerja di Malaysia dan ditemukan bahwa 1 dari 5 orang Malaysia yang bekerja sebelum karantina kini kehilangan pekerjaan. Para pekerja ini berasal dari sektor pariwisata, hospitality, transportasi publik, pendidikan, dan industri ritel.
Dalam survei ini, ditemukan bahwa 54 persen di antaranya aktif mencari pekerjaan di Google dan melamar pekerjaan. Survei ini juga menunjukkan bahwa 35 persen orang Malaysia mengalami potong gaji lebih dari 30 persen selama masa karantina.
Melihat ini, Jobstreet menambahkan fitur baru di situsnya, yaitu “ Work Now”. Fitur ini dirancang untuk membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Ditambah lagi, fitur tersebut memberikan informasi kepada perusahaan potensial bahwa mereka siap untuk dipekerjakan, kata Chief Market Officer of SEEK Asia—induk perusahaan Jobstreet, Ramesh Rajandran.
“ Jobstreet punya peran penting selama waktu ini untuk membantu orang-orang Malaysia mengamankan pekerjaan yang tersedia dalam waktu seminimal mungkin dan membantu mereka untuk melalui krisis Covid-19,” kata Rajandran.
Dream - Pandemi virus corona yang sudah berlangsung selama beberapa bulan ini kerap membuat negara kesulitan, terutama di bidang perekonomian.
Setelah adanya penuran ekonomi akibat Covid-19, pemerintah Malaysia harus memberlakukan MCO/karantina wilayah yang memberikan dampak pada banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan lonjakan pengangguran.
Menurut Shamsuddin Bardan, Direktur Eksekutif Fededari Pengusaha Malaysia (MEF), warga Malaysia harus bersiap diri menghadapi gelombang PHK dengan melakukan penghematan pasca hari raya Idulfitri.
Bardan menambahkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) biasanya terjadi setelah musim lebaran karena biasanya para pengusaha akan menjaga para pekerja mereka selama masa perayaan.
MEF telah memprediksi akan ada lebih dari dua juta pekerja yang kehilangan pekerjaan termasuk para fresh graduates dan 610.000 pekerja yang telah kehilang pekerjaan sebelum Maret 2020.
Menghemat dengan mengurangi para pekerja mereka merupakan solusi bagi para pengusaha untuk memberikan pekerja mereka pesangon dan gaji pekerja yang masih menetap.
Shamsuddin merekomendasikan bahwa langkah-langkah tertentu dapat diambil oleh para pengusaha untuk tetap bertahan yaitu mengurangi insentif Dana Pegawai (EPF) yang dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja dari 11% menjadi 5%.
Dia juga merekomendasikan tarif tertinggi untuk pengurangan gaji dan jam kerja yang fleksibel sebagai kompromi dengan adanya kebijakan new normal.
Lebih lanjuta, ia mengatakan bahwa pemerintah telah membuat keputusan yang baik untuk mengurangi pekerja asing di pasar tradisional di seluruh pusat kota. Ini karena pasar tradisional akan lebih bersih dan aman tanpa pekerja asing.
Meskipun gaji pekerja lokal menjadi lebih tinggi, pengusaha dapat memangkas biaya karena mereka tidak harus membayar biaya izin dan dokumen kerja untuk pekerja asing.
Sumber: World of Buzz
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib