Tak Cuma Fisik, Ternyata Ada KDRT Keuangan, Berikut Ciri-cirinya

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 10 Januari 2023 13:46
Tak Cuma Fisik, Ternyata Ada KDRT Keuangan, Berikut Ciri-cirinya
Tahukah kamu ternyata KDRT juga bisa terjadi dalam ranah keuangan atau finansial yang jarang disadari.

Dream - Saat ini sedang hangat diperbincangkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami artis Venna Melinda yang diduga dilakukan oleh sang suami, Ferry Irawan.

KDRT banyak diartikan orang-orang sebagai bentuk kekerasan fisik maupun seksual pada pasangan. Namun tahukah kamu ternyata KDRT juga bisa terjadi dalam ranah keuangan atau finansial yang jarang disadari.

KDRT sendiri tercantum dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 yang menyebutkan tindakan kekerasan dalam perkawinan —terutama terhadap perempuan—mengakibatkan penderitaan secara fisik; seksual; psikologis; atau penelantaran rumah tangga; termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Menurut situs perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi keuangan, Cermati.com, KDRT dalam keuangan memang nyata adanya.

“ Ini bukan lelucon. Faktanya memang ada KDRT keuangan dalam kehidupan berumah tangga. Namun biasanya bersifat privasi. “ Tetangga” tidak tahu, maklum urusan rumah tangga orang,” demikian dikutip dari keterangannya.

Lalu seperti apa KDRT keuangan itu? 

KDRT keuangan mengarah pada kekerasan keuangan. Di mana seseorang melarang pasangannya untuk merdeka secara finansial, baik memperoleh, menggunakan, hingga menyimpan pendapatan yang diperolehnya.

Hal ini disebabkan karena seseorang ingin membuat pasangannya tunduk secara finansial. Berikut ini ciri-ciri KDRT keuangan.

1 dari 3 halaman

Ciri-Ciri KDRT Keuangan

1. Dilarang bekerja oleh pasangan

Seorang pasangan terkadang melarang pasangannya untuk bekerja. Alasannya agar fokus mengurus suami dan anak, bahkan agar pasangan tidak selingkuh. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah melarang pasangannya bekerja, karena tidak ingin pasangannya punya jabatan dan gaji yang lebih tinggi. Hal ini masuk dalam ciri-ciri KDRT keuangan.

2. Berkuasa dalam mengatur atau mengelola uang

Ciri KDRT keuangan selanjutnya adalah tentang mengatur atau mengelola uang. Meskipun kebutuhan rumah tangga dibiayai penuh oleh suami karena istri tidak bekerja, bukan berarti suami punya hak lebih besar dalam mengelola atau menggunakan uang.

Istri semestinya punya hak yang sama dalam penggunaannya. Selain jatah untuk keluarga, suami juga perlu memberi jatah untuk sang istri, seperti belanja kosmetik, baju, dan lainnya. 

2 dari 3 halaman

3. Mengambil keputusan keuangan secara sepihak

Selanjutnya adalah mengambil keputusan yang menyangkut keuangan secara sepihak atau tanpa melibatkan pasangan. Contohnya perihal pokok jatah uang bulanan, di mana sekian rupiah harus cukup. Jika tidak cukup, menjadi tanggung jawab istri misalnya. 

4. Keuangan untuk pribadi, bukan bersama

Ketika sudah menjadi suami istri, uang yang diperoleh menjadi milik bersama. Namun, ketika yang terjadi sebaliknya juga termasuk ciri-ciri KDRT keuangan.

5. Semua aset atas namanya sendiri

KDRT keuangan juga bisa terlihat dari kepemilikan aset. Meminta dengan paksa kepada pasangannya agar seluruh aset atas namanya sendiri dan tidak ada pembagian yang jelas dan adil.

Hal ini akan merugikan salah satu pihak bila nantinya berpisah atau bercerai terkait harta gono gini.

 

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi KDRT Keuangan

1. Pahami hukum tentang pernikahan

Seorang istri perlu memahami aturan mengenai kekerasan rumah tangga, baik secara fisik, seksual, maupun keuangan yang tercantum undang-undang KDRT. 

2. Diskusikan sesering mungkin

Membicarakan masalah keuangan dengan pasangan jauh lebih baik daripada membiarkannya berlalu. Luangkan waktu untuk diskusi bersama membahas tentang kondisi keuangan yang sebenarnya. Dengan begitu, akan dapat saling menghargai, menghormati, dan bertanggung jawab dalam menggunakan uang.

3. Memahami, tapi tidak dibodohi

Memahami kondisi keuangan juga perlu dilakukan. Setidaknya istri harus tahu arus kas masuk dan keluar pasangan, jadi tidak gampang dibodohi.

4. Bersikap independen setiap waktu

Boleh tidak bekerja, tapi pastikan punya tabungan sendiri dengan menabung dari uang pemberian suami setiap bulan. Sehingga jika ada kebutuhan mendesak untuk diri sendiri ataupun anak, tidak melulu bergantung pada keuangan suami.

Beri Komentar