Tsunami Ternyata Bencana Paling Merugikan dalam Sejarah

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 26 Desember 2018 13:15
Tsunami Ternyata Bencana Paling Merugikan dalam Sejarah
Kerugiannya bisa mencapai ribuan triliun.

Dream – Belum lama ini, tsunami melanda kawasan Anyer, Banten. Gelombang air laut yang mengganas ini memporak-porandakan beberapa daerah pesisir pantai di provinsi Banten itu serta membuat ratusan korban jiwa melayang dan harta benda hancur.

Dari sekian bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir, tsunami memang menjadi bencana paling merugikan. Kerugiannya bisa mencapai puluhan triliun, bahkan ribuan triliun.

Dikutip dari Liputan6.com, Rabu 26 Desember 2018, tsunami adalah bencana yang paling merugikan dalam sejarah modern. Ini terjadi ketika gempa dan tsunami melanda Tohoku, Jepang, pada 2011.

VOA menyebutkan total kerugiannya mencapai US$309 miliar (Rp4.509,85 triliun) kala itu. Jumlah kerugian ini mengalahkan kerugian akibat badai tropis dan gempa.

Angka ini juga hampir tiga kali dari harga orang terkaya di dunia, Jeff Bezos. Per hari ini, dikutip dari Bloomberg Billionaire Index, harga Bezos mencapai US$112 miliar (Rp1.634,64 triliun)

Selanjutnya, ada tsunami yang menggulung berbagai kawasan, termasuk Aceh, pada 2004. Kala itu, gelombang laut ini menghilangkan hingga 227 ribu nyawa. Di Indonesia, korban jiwa mencapai hampir 170 ribu orang.

The Guardian mencatat kerugian bencana ini mencapai US$4,4 miliar (Rp64,22 triliun).

1 dari 7 halaman

Kerugiannya Besar, Ternyata Begini Kekuatan Tsunami

Menurut National Geographic, kekuatan gempa sebelum tsunami itu setara dengan 23 ribu bom atom Hiroshima.

Namun, itu bukan satu-satunya tsunami di Nusantara yang menyebabkan kerugian besar. Pada 121 tahun sebelumnya, Gunung Krakatau pernah meletus. Letusan ini mengakibatkan tsunami yang merenggut nyawa 36 ribu orang.

Pada akhir September lalu, National Geographic menulis artikel berjudul “ Akankah Indonesia Siap untuk Tsunami Selanjutnya?” Hal ini mengingat kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan. Belum lagi, negara ini berada di wilayah Cincin Api Pasifik dan tiga lempeng benua.

(Sumber: Liputan6.com/Tommy Kurnia)

2 dari 7 halaman

Korban Meninggal Tsunami Anyer Jadi 429 Jiwa

Dream - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mencatat perkembangan data lapangan terkait bencana tsunami Anyer. Jumlah korban meninggal dan luka serta hilang mengalami peningkatan hingga Selasa siang, 25 Desember 2018.

" Data terbaru hingga pukul 13.00 WIB ada 429 orang meninggal, 1.485 luka-luka, 154 hilang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dikutip dari Merdeka.com.

Selain itu, kata Sutopo, ada 16.082 orang mengungsi. Dampak bencana ini meluas hingga Lampung. Korban meninggal terdapat di wilayah Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus.

Sementara jumlah kerusakan mencapai 882 unit rumah, 73 unit penginapan, 60 unit warung. Kerusakan juga terjadi pada 434 perahu dan kapal, 24 unit kendaraan roda empat dan roda dua, dermaga serta shelter.

Jumlah korban bertambah seiring tim SAR gabungan bersama relawan mampu menembus beberapa titik yang sebelumnya terisolir. Akses jalan menuju titik-titik tersebut terputus akibat tsunami.

Sumber: Merdeka.com/Yunita Amalia

3 dari 7 halaman

Merinding, Penampakan dari Dekat Erupsi Gunung Anak Krakatau saat Tsunami Anyer

Dream - Tsunami Anyer yang dipicu erupsi Gunung Anak Krakatau telah menewaskan 222 orang hingga data terakhir pukul 17.30 WIB kemarin, Minggu, 23 Desember 2018. Banyaknya korban meninggal dikarenakan banyak wisatawan dan warga lokal memanfaatkan libur panjang Hari Natal.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Sutopo menjelaskan pantauan tim di lapangan menangkap adanya letusan dan kegempaan Gunung Anak Krakatau selama tiga bulan terakhir.

" Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus. Status tetap Waspada,"

Menurut Sutopo radius berbahaya adalah 2 Kilometer dari puncak kawah. Sampai saat ini Gunung Anak Krakatau masih dalam tahap pertumbuhan. Diperkirakan setiap tahun gunung ini bertambah tinggi antara 4-6 meter.

Pada kejadian letusan kemarin, Sutopo juga sempat mengunggah dua buah foto erupsi Gunung Anak Krakatau.

4 dari 7 halaman

Penampakan mengerikan erupsi Gunung Anak Krakatau

Dalam foto tersebut terlihat lemparan abu vulkanis yang keluar dari perut gunung tersebut. Foto tersebut diunggah ulang dari akun Instagram @didikh017. Dream telah memperoleh izin untuk mengunggah ulang foto tersebut. 

Pada foto pertama dari kolase foto dan video tersebut, terlihat kondisi Gunung Anak Krakatau yang tengah memuntahkan abu vulkanis. 

Erupsi Gunung Anak Krakatau

Sementara di unggahan kedua, terlihat kondisi dari sisi berbeda Gunung Anak Krakatau.

Erupsi Gunung Anak Krakatau

Dikatakan Sutopo, Gunung Anak Krakatau memang telah mengalami erupsi sejak Juni 2018 hingga saat ini.

" Erupsi kemarin bukan yang terbesar," ujar Sutopo.

Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami erupsi terbesarnya pada periode Oktober-November 2018. Kala itu ditetapkan Gunung Anak Krakatau berstatus waspada(Level 2).

5 dari 7 halaman

Video penampakannya

Akun @didikh017 juga sempat mengunggh video yang memperlihatkan kondisi Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi dan memicu tsunami di kawasan Anyer dan sekitarnya.

Video tersebut dapat dilihat di unggahan di bawah ini:

 

6 dari 7 halaman

Terkuak Mengapa Gelombang Tsunami Anyer Datang Tiba-tiba

Dream - Tsunami Anyer yang dipicu gelombang air dari Selat Sunda akibat erupsi Gunung Anak Krakatau diakui datang tanpa adanya peringatan dini terlebih dahulu. Kondisi ini menyebabkan masyarakat di sekitar lokasi tak sempat melakukan evakuasi.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Pusat dan dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwonugroho dikutip Dream dari cuitan akun Twitternya @Sutopo_PN, Senin, 24 Desember 2018.

" Tidak adanya peringatan dini tsunami di Selat Sunda pada 22/12/2018 malam," cuitnya.

Sutopo menjelaskan, tidak adanya peralatan sistem peringatan dini menyebabkan potensi tsunami tidak terdeteksi sebelumnya.

" Tidak terpantaunya tanda-tanda akan datangnya tsunami sehingga masyarakat tidak memiliki waktu evakuasi," tulisnya.

Diungkapkan Sutopo, jaringan bouy tsunami di perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012. Vandalisme, terbatasnya anggaran, kerusakan teknis menyebabkan tidak ada bouy tsunami saat ini.

" Perlu dibangun kembali untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System," ujarnya.

Diakui Sutopo, Indonesia belum memiliki peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung berapi.

Saat ini Indonesia baru memiliki sistem peringatan dini yang dibangkitkan gempa dan sudah berjalan baik. " Kurang dari 5 menit setelah gempa, BMKG dapat memberitahukan ke publik," ujarnya.

Melihat situasi tersebut, Sutopo menyerankan Indonesia harus membangun sistem peringatan dini yang diakibatkan longsor dan erupsi gunung api.

Dari catatannya, gempa yang menyebabkan longsor bawah laut yang memicu tsunami juga pernah terjadi di Maumere pada tahun 1992 dan tsunami Palu beberapa bulan lalu.

Indonesia diketahui memiliki 127 gunung api atau 13 persen dari jumlah populasi di dunia. Beberapa diantaranya gunung api berada di laut dan pulau kecil yang dapat menyebabkan tsunami saat erupsi.

" Tentu ini menjadi tantangan bagi PVMBG. BMKG, kementerian/lembaga dan perguruan tinggi membangun peringatan dini,"

7 dari 7 halaman

Detik-detik Penyelamatan Bocah Lima Tahun Saat Tsunami Anyer

Dream - Dari dalam mobil suara tangis bocah laki-laki terdengar. Beberapa petugas dari Shabara Polda Banten berusaha mengevakuasinya.

Kasat Brimob Polda Banten, Kombes Reza Heras Budi merekam detik-detik evakuasi tersebut. Dia mengunggah video itu ke Instagram pribadinya @reezaherasbudi.

" Kami ada di Carita, di Hotel Mutiara, ini ada mobil tertimpa pohon, kemudian di bawah ada masyarakat dua orang, sedang kita coba evakuasi," ungkap Reza, Minggu, 23 Desember 2018.

      View this post on Instagram

12 jam terjebak reruntuhan bangunan alhamdulillah Ali 5th dapat dievakuasi dgn selamat. Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan

A post shared by Reeza â�¤ Middlianti (@reezaherasbudi) on 

Selang beberapa usai evakuasi berlangsung, bocah lima tahun itu bernama Ali itu berhasil diselamatkan. Bocah itu berhasil bertahan hidup selama 12 jam dari reruntuhan.

" Alhamdulillah, Ali umur 5 tahun dapat diselamatkan," ujar Reza.

Usai diberi selimut, Reza menggendong Ali. Bocah itu terus menangis. Menanyakan keberadaan ayahnya.

" Ayah. Ayah," kata Ali.

Reza menenangkan Ali. " Sama om ya. Sama om," kata Reza.

Beri Komentar