Waduh! Puyeng Kelola Uang Bisa Jadi Gejala Demensia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 28 April 2020 19:33
Waduh! Puyeng Kelola Uang Bisa Jadi Gejala Demensia
Jangan remehkan jika kamu ternyata suka sukar menyelesaikan soal matematika ya.

Dream – Lebih besar pasak daripada tiang. Terkadang hal ini bisa terjadi bagi sebagian orang. Lazim kita temukan orang yang dengan mudahnya menggesek kartu kredit saat belanja daripada membayarnya dengan uang tunai.

Jika si pemilik sudah bijak menggunakan kartu kredit tentu tak menjadi masalah. Namun persoalannya lebih banyak orang yang tak mampu membayar tagihan saat tenggat waktu pembayaran sudah mendekat. 

Dikutip dari studyfinds, Selasa 28 April 2020, baru-baru ini sebuah studi di Duke University, North Carolina, Amerika Serikat, meneliti tentang fenomena orang-orang yang kesulitan mengelola uang. Uniknya mereka melakukan penelitian dengan mengaitkan antar ketidakmampunya mengelola yang dengan penyakit demensia.

Untuk diketahui, demensia bukan penyakit spesifik, tetapi merupakan sekelompok kondisi yang ditandai dengan penurunan setidaknya dua fungsi otak, seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai. Gejalanya di antaranya mudah lupa, keterampilan sosial yang terbatas, dan kemampuan berpikir sangat terganggu sehingga mengganggu fungsi sehari-hari.

 

" Ada kesalahan persepsi bahwa kesulitan keuangan hanya dapat terjadi pada tahap akhir demensia, tetapi ini bisa terjadi pada tahap awal, dan perubahannya bisa tidak kentara," kata profesor psikatri dan geriatri di Duke University, P. Murali Doraiswamy.

Para peneliti percaya bahwa salah satu kunci untuk mengelola masalah kesehatan ini adalah memiliki dasar kemampuan manajemen keuangan. Sehingga seseorang dapat menjadi lebih mudah untuk melihat sebuah perubahan.

1 dari 2 halaman

Ini Penyebabnya

Dari data studi yang diambil dari Alzheimer’s Disease Neuroimaging Initiative, sebuah studi longitudinal dilakukan terhadap 243 orang dewasa berusia 55-90 tahun. Para partisipan tersebut yaitu orang dewasa yang sehat secara kognitif, orang dewasa dengan gangguan memori ringan, dan orang dewasa dengan diagnosis penyakit Alzheimer.

Tes yang telah diselesaikan peserta sebagai bagian dari studi longitudinal menunjukkan, skor mereka pada keterampilan keuangan. Pemindaian otak menunjukkan adanya penumpukan protein plak beta-amyloid di otak mereka.

Hasil penelitian menemukan bahwa keterampilan keuangan tertentu menurun seiring berlalunya waktu, ya, tetapi juga dapat menandakan tahap pertama dari gangguan memori ringan.

2 dari 2 halaman

Bisa Dilihat dari Cara Menyelesaikan Soal Matematika?

Selain itu, para peneliti juga menemukan hubungan langsung antara peningkatan plak amiloid dan berkurangnya kemampuan untuk memahami konsep keuangan dasar atau untuk menyelesaikan tugas matematika seperti menghitung saldo akun. Baik pria maupun wanita mengalami penurunan yang serupa.

Para peneliti menunjukkan bahwa bahkan orang dewasa yang secara kognitif sehat dapat berakhir dengan lebih banyak plak protein sebagai bagian dari proses penuaan. Tetapi untuk orang dewasa dengan gangguan memori ringan atau riwayat keluarga dengan penyakit Alzheimer, plak ini dapat berkembang lebih awal dan lebih agresif.

Para peneliti mengatakan tes yang dilakukan untuk menemukan demensia dini dan Alzheimer yang berfokus pada tes memori. Namun, para peneliti ini juga akan berkonsultasi dengan dokter ahli untuk membahas tentang pengujian dan konseling menggunakan alat penilaian keuangan bagi pasien demensia dini sebelum bertambah parah.

" Yang tidak banyak diketahui orang yaitu, dementia dapat merenggut kemampuan keuangan seseorang. Mengingat meningkatnya kasus demensia selama beberapa dekade dan kerentanannya terhadap penipuan keuangan, hal ini merupakan bidang prioritas tinggi untuk penelitian," jelas Doraiswamy. 

(Laporan: Razdkanya Ramadhanty)

Beri Komentar