Ma'ruf Amin: Santri Jangan Merasa Tak Punya Masa Depan

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 8 November 2019 08:01
Ma'ruf Amin: Santri Jangan Merasa Tak Punya Masa Depan
Ma`ruf mengajak para santri mengawal Indonesia.

Dream - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, mengajak para santri tidak berkecil hati. Menurut Ma'ruf, para santri harus optimis karena banyak di antara mereka yang sukses menjadi pejabat negara.

" Para santri, santri banyak jadi menteri. Betul kata Cak Imin, santri itu tidak boleh merasa tidak punya masa depan," ucap Ma'ruf saat meresmikan Rumah Sakit Umum (RSU) Syubbanul Wathon di Magelang, Jawa Tengah, dikutip dari Merdeka.com, Kamis 7 November 2019.

Santri, tambah Ma'ruf, bisa punya jabatan yang diinginkan, termasuk bupati, menteri, hingga presiden. Dia mmenyebut Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai santri yang pernah menjadi Preesiden.

Ma'ruf mengatakan, kelak jika ada santri yang jadi presiden, artinya akan ada pengulangan sejarah. " Gus Dur itu kan santri, santri Tegal Rejo lagi. Jadi kalau ada nanti santri Tegal Rejo jadi preiden, itu hanya mengulang sejarah saja itu, insyaallah," kata Ma'ruf.

1 dari 5 halaman

Peran di Forum Internasional

Santri, kata Ma'ruf, harus bisa tampil di forum internasional. Selain itu, dia meminta santri harus bisa ditempatkan dan mengerti kondisi digital terkini.

" Santri ini selain dipersiapkan menyiapkan untuk orang beragama tapi juga mempunyai ilmu-ilmu khusus ekspert untuk bidang-bidang yang lain," ujar dia.

Ma'ruf yakin ke depannya, para santri akan punya peran lebih besar di Indonesia. Selain optimisme, Ma'ruf juga meminta seluruh pihak untuk bergerak lebih maju dan mengawal negara ini.

" Kita harus yakin, kita ingin mendorong saya mengajak semua, bahwa mengawal negara adalah sesuatu yang tidak bisa tidak," kata dia.

Sumber: Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin

2 dari 5 halaman

Pesan JK ke Santri Papua: Kalian Akan Jadi Pelopor

Dream - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Nusantara (AFKN) Hafiz Quran dan Hadis di Kampung Bunut, Desa Tamansari, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Dalam kunjungan itu, JK berpesan ke para santri asal Papua untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya di pesantren. Sehingga, ilmu yang diperoleh dapat dimanfaatkan di tanah kelahiran mereka.

" Untuk itu saya ingin menyampaikan bahwa kalian selama belajar di pondok ini agar belajar dengan serius dan menimba ilmu sebanyak banyaknya selama belajar di Pondok ini," kata JK, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 31 Oktober 2019.

JK, yang didampingi Ustaz Fadlan Garamatan, mengaku baru pertama kali mengunjungi pesantren tersebut. Dia menyebut, beberapa kali ingin menyambangi pesantren itu, namun batal.

" Saya merasa bersyukur karena akhirnya dapat mengunjungi pondok ini, setelah beberapa kali direncanakan," ujar JK.

Pondok pesantren AFKN memiliki santri yang didominasi dari Papua. Sebanyak 95 persen dari 750 santrinya berasal dari Bumi Cendrawasih.

Mereka dididik di pesantren ini secara gratis dan diharapkan kelak kembali ke daerahnya dan menjadi pelopor bagi masyarakat tempat asalnya.

3 dari 5 halaman

Puncak Hari Santri Nasional, NU Jatim Tak Undang Menag Fachrul Razi

Dream - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tidak mengundang Menteri Agama, Fachrul Razi, dalam perayaan Puncak Hari Santri Nasional 2019, Minggu 27 Oktober 2019. Alasannya, mereka belum tahu apakah Fachrul Razi merupakan santri atau bukan.

" Untuk Menteri Agama, saya belum pernah tahu beliau pakai sarung, jadi karena khawatir enggak sampai undangannya, jadi belum dulu," ujar Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, KH Abdussalam Sokhib, dikutip dari beritajatim.com.

Alasan lainnya, tambah pria yang akrab disapa Gus Salam ini, Fachrul bukan kader NU. Sehingga PWNU Jatim merasa tidak perlu mengundang. " Selama ini kita belum tahu ya, tapi kalau kader jelas bukan," kata dia.

Gus Salam menjelaskan, seseorang dinyatakan sebagai kader jika pernah aktif di organisasi NU, baik tingkat ranting hingga pusat, maupun di badan otonom.

Jika kualifikasi tersebut tidak terpenuhi, tidak bisa disebut sebagai kader NU. Namun demikian, Gus Salam tidak bisa melarang seseorang mengaku-aku sebagai kader NU.

" Kalau tidak punya kualifikasi ini tentu belum, tapi kalau mengaku warga NU ya monggo, karena tidak ada yang bisa melarang menjadi warga NU," kata dia.

4 dari 5 halaman

Santri Diimbau Sebarkan Islam dengan Penuh Kasih Sayang

Dream - Habib Jindan bin Novel Salim bin Jindan mengimbau para santri menyebarkan Islam dengan penuh kasih sayang. Imbauan itu disampaikan dalam puncak peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2019.

" Ilmu dan agama yang asli akan memunculkan sikap tawadhu dan penuh kasih sayang kepada sesama," ujar Habib Jindan dalam keterangan tertulis Kementerian Agama.

Dia mengatakan, apabila santri belajar ilmu agama secara benar, maka tidak akan terjadi provokasi mengenai isu agama.

" Ilmu yang benar membuat pemiliknya tidak gampang terpancing provokasi. Hati-hati zaman sekarang banyak ustad yang aneh-aneh," tambah Habib Zindan.

Menurut dia, ilmu dan ketakutan kepada Allah itu tidak dapat dipisahkan. Sejatinya, semakin orang berilmu, maka tidak akan muncul rasa sombong dalam dirinya.

" Yang mengklaim berilmu tetapi tidak tercermin dalam sikap, maka ilmunya palsu," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, KH Ahmad Muwaffi atau Gus Muwaffiq, menyatakan, Islam tidak hanya bicara mengenai jubah atau pakaian saja.

" Jubah itu kalau di sini terwujud dalam bentuk sarung," kata Gus Muwaffiq.

Hari Santri pertama kali diresmikan pada 22 Oktober 2015. Penetapan hari santri diambil dari momen resolusi jihad pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari, yang menjadi penggerak perlawanan rakyat melawan penjajah. (eko)

5 dari 5 halaman

NU Bacakan 1 Miliar Sholawat Jelang Hari Santri

Dream - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memperingati hari santri yang jatuh pada 22 Oktober 2019. Pusat peringatan diselenggarakan di Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ari, Jakarta, pada 21 Oktober 2019.

Ketua Lembaga Dakwah PBNU, Agus Salim mengajak para santri, warga NU untuk bersama-sama membacakan sholawat nariyah hingga satu miliar kali.

" Diikuti serentak warga NU dari Sabang sampai Merauke serta luar negeri," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 16 Oktober 2019.

Agus menjelaskan, tujuan acara 1 Miliar Sholawat Nariyah ini tak lain untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT demi keselamatan bangsa dan mendoakan arwah para pejuang yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

" Jasa mereka, utamanya para ulama, selain harus kita kenang, yang tidak kalah penting adalah harus kita teladani," ucap dia.

Acara tersebut rencananya akan dihadiri Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, KH Ma'ruf Amin dan juga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

" Iya, Kiyai Ma'ruf akan hadir memberikan pidato kebangsaan, Gubernur DKI Jakarta Pak Anis juga hadir, serta alim ulama," kata Ketua Panitia Pelaksana Malam Puncak Hari Santri Nasional 2019 KH. Misbahul Munir.

Beri Komentar