PT Pegadaian (Persero) Meminta Masyarakat Untuk Mewaspadai Penipuan Berkedok Lelang Online, Apalagi Yang Mengatasnamakan Pegadaian.
Dream – Belakangan ini, penipuan bersliweran di dunia maya. Ada beragam modus yang digunakan. Salah satunya adalah penipuan bermodus lelang online dengan mencatut nama PT Pegadaian (Persero).
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Pegadaian, Basuki Tri Andayani, mengatakan penipuan bermodus lelang online ini sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.
“ Kami menerima laporan dari masyarakat sejak 2018. Sudah cukup lama,” kata Basuki dalam “ Ngobrol Santai Siang-Siang Dream: Penipuan Lelang Online Mengintai”, Senin 29 Juni 2020.
Basuki mengungkapkan terdapat 400 akun yang mengatasnamakan lelang online. Ratusan akun penipuan ini telah dilaporkan ke polisi.
“ Ada yang sudah di-take down,” kata Basuki.
Basuki mengatakan rata-rata penipuan bermodus lelang online ini kebanyakan menawarkan harga barang di bawah pasaran. Inilah yang membuat masyarakat gampang tergiur karena ada barang murah.
Untuk itulah, masyarakat diminta waspada terhadap penipuan berkedok lelang online.
“ Cek dulu kebenaran informasinya. Masyarakat banyak yang kena karena kurang aware,” kata dia.
Misalnya, kata Basuki, masyarakat bisa mencari kebenaran keberadaan lelang online di internet. “ Cari di google, Pegadaian ada lelang online, nggak, sih?” kata dia.
Namun, ada saja orang yang menjadi korban modus penipuan lelang online. Lantas, dia harus bagaimana?
Basuki menyarankan orang yang terkena tipu lelang online, bisa melaporkannya ke polisi. Tentu saja harus membawa bukti transfer ke pelaku agar bisa segera ditindaklanjuti.
“ Kalau sudah terlanjur kena tipu, siapkan bukti transfernya. Lalu, ke polisi dan laporkan,” kata dia.
Dream - Modus penipuan lelang online melalui media sosial marak dilakukan belakangan ini. Salah satu yang menjadi korbannya adalah PT Pegadaian (Persero) yang namanya dicatut oleh para pelaku.
Sekretaris PT Pegadaian (Persero) R. Swasono Amoeng Widodo meminta masyarakat mewaspadai penipuan berkedok lelang online yang mengatasnamakan Pegadaian. Penipuan dengan modus baru ini sedang marak beredar melalui berbagai media sosial oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
" Sampai saat ini Pegadaian tidak memiliki program atau melakukan lelang secara online. Proses lelang dilakukan secara langsung dan terbuka untuk semua orang di outlet-outlet Pegadaian, bazar, atau pameran" , kata Swasono, di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis 10 Juni 2020.
Untuk melindungi keamanan perusahaan dan nasabah, perusahaan pelat merah ini menggandeng Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).
Sementara itu, Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja mengatakan penipuan yang berkedok lelang tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama. Awalnya, jenis kejahatan ini bersifat konvensional, seiring dengan perkembangan zaman pelaku mengubah tindak kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi salah satunya melalui media sosial.
" Penipuan lelang online ini adalah salah satu opportunity yang memanfaatkan kesulitan ekonomi masyarakat dengan menawarkan produk fiktif online dengan harga miring melalui lelang," kata Ardi.
Ardi juga menjelaskan modus pelaku kejahatan lelang online ini, tidak mengenal umur, status sosial, tingkat pendidikan, kedudukan dan jabatan. Hampir semua tingkatan masyarakat tersebut menjadi korban. Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat Indonesia jauh lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial.
Kejahatan lelang apapun akan sulit dicegah, terkecuali bila seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama membangun awareness. Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi dimulai dari sekolah hingga perguruan tinggi, juga dipadukan dengan pembangunan literasi digital.
" Program komunikasi publik juga harus dijadikan salah satu program strategis yang rutin dijalankan guna menekan potensi kerugian yang bisa timbul akibat tindakan-tindakan kejahatan seperti lelang online," kata dia.
Dream - Sahabat Dream, di media sosial banyak beredar penawaran lelang dengan harga sangat miring. Tidak tanggung-tanggung, penawaran tersebut mencatut nama perusahaan gadai terkemuka.
Terkait hal ini, Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) meminta masyarakat untuk waspada. Sebab, terdapat potensi penipuan di balik tawaran lelang online tersebut.
Ketua Umum PPGI, Harianto Widodo, meminta masyarakat berhati-hati terhadap informasi yang beredar di media sosial tentang lelang online. Ketidakwaspadaan dapat mengakibatkan kerugian, tidak hanya masyarakat saja tapi juga perusahaan yang dicatut namanya.
" Dengan perkembangan digital saat ini, banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan tentang lelang online yang mengatasnamakan sebuah perusahaan besar. Masyarakat diminta agar tidak tergiur dengan barang lelang yang ditawarkan," ujar Harianto melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Oknum lelang online ini biasanya menawarkan barang-barang, seperti laptop, ponsel mewah, emas, dan lain-lain dengan harga yang sangat murah. Barang-barang tersebut ditawarkan melalui akun-akun media sosial dengan mencatut nama perusahaan gadai.
Untuk meyakinkan calon korbannya, tidak jarang oknum tersebut menampilkan foto dengan identitas karyawan perusahaan. Kemudian, oknum-oknum lelang palsu akan meminta korbannya untuk transfer sejumlah uang sesuai dengan barang yang akan dibeli.
" Kalau sudah sampai tahap transaksi, oknum penipu ini akan langsung menghapus akun media sosialnya, mengganti nomor handphone, dan menutup rekening yang dipakai untuk transaksi," kata Harianto yang juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero).
Untuk itu, Harianto meminta masyarakat lebih berhati-hati dengan mengkonfirmasi kabar lelang online ke perusahaan yang namanya dicatut.
PPGI juga meminta masyarakat tidak tergiur tawaran akun-akun perusahaan gadai online palsu. Masyarakat juga diminta berhati-hati dalam memilih layanan untuk bertransaksi gadai.
Harianto menyarankan masyarakat jasa gadai perusahaan yang berizin dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
" Transaksi dijamin lebih aman, hak-hak konsumen terlindungi, dan pemberian pinjaman yang transparan," kata dia.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`