Dokumentasi BRIN
DREAM.CO.ID - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis komunitas Indonesian Community for Large-scale Research Facility (IC-LARFA). Komunitas ini diluncurkan dalam kegiatan International Symposium on Materials and Metallurgy (ISMM) 2025, di Kawasan Sains dan Teknologi B.J Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu, 5 November 2025.
Dilansir dari laman resmi BRIN, peluncuran komunitas IC-LARFA menandai langkah strategis BRIN memperkuat ekosistem riset berbasis fasilitas large-scale research (riset skala besar) di Indonesia dan membangun jejaring ilmiah global di bidang material, nanoteknologi, dan teknologi hijau.
Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN, Ratno Nuryadi mengatakan, kegiatan ini merupakan sebuah momentum penting bagi penguatan kapasitas riset nasional. Menurutnya, riset di bidang nanomaterial memerlukan fasilitas berteknologi tinggi yang belum sepenuhnya tersedia di Indonesia.
" Selama ini, banyak riset nanomaterial belum bisa dilakukan di dalam negeri karena memerlukan alat khusus. Karenanya, BRIN menjalin kolaborasi dengan lembaga-lembaga riset besar dunia, salah satunya dengan ISIS UK. Beberapa peneliti kita bahkan sudah mendapatkan grant riset untuk membawa sampel yang diproses di BRIN untuk dianalisis di ISIS UK," jelas Ratno.
Dengan adanya komunitas IC-LARFA, Ratno berharap dapat memperluas jaringan kolaborasi dan menarik lebih banyak peneliti muda serta mahasiswa untuk mengeksplor potensi besar riset Indonesia.
" Dengan diluncurkannya komunitas ini, diharapkan semakin banyak peneliti dan mahasiswa yang bergabung. Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas dan sumber daya alam luar biasa yang belum banyak dieksplor. Melalui komunitas dan kolaborasi dengan mitra luar negeri, riset kita akan semakin maju," papar Ratno.
Sementara itu, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Katalisis BRIN, Indri Badria Adilina, menegaskan tentang pentingnya kolaborasi ini dalam mendukung pengembangan riset material berkelanjutan.
" Kegiatan ini menambah pengetahuan para periset di bidang material dan metalurgi, khususnya green technology, untuk dapat memanfaatkan teknik neutron dan muon dalam mengoptimalkan serta memahami lebih dalam secara atomik dan molekuler material-material yang mereka kembangkan," jelasnya.
" Kerja sama antara BRIN dan ISIS ini diharapkan dapat berkembang lebih luas secara global di kawasan Asia, termasuk kolaborasi dengan Malaysia," sambung dia.
Perwakilan dari ISIS Neutron and Muon Source, Hamish Cavaye menyoroti pentingnya keterhubungan antara dunia riset dan industri dalam mendorong kemajuan teknologi hijau.
" Teknologi hijau akan berkembang dengan banyak pendekatan yang berbeda dalam pemanfaatan material. Saya pikir hubungan antara peneliti dan industri sangat penting," kata dia.
" Tugas saya adalah membawa mitra industri ke dalam program ISIS Muon, karena kemitraan industri berperan menjembatani kesenjangan antara penelitian di universitas dan penerapannya di dunia nyata. Saya yakin inilah kunci untuk mendorong kemajuan ke depan," sambungnya.
Pernyataan ini mempertegas arah IC-LARFA sebagai jembatan antara riset akademik dan penerapan industri. Melalui kolaborasi antara BRIN, perguruan tinggi, dan mitra internasional seperti ISIS, IC-LARFA diharapkan mampu melahirkan inovasi berbasis sains yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi BRIN dengan lembaga-lembaga riset besar dunia—seperti RIKEN (Jepang), SLRI (Thailand), J-PARC (Jepang), ANSTO (Australia), dan CERN (Swiss)—menjadi dasar penting dalam membangun kapasitas nasional di bidang riset berbasis akselerator dan partikel.
IC-LARFA menjadi wadah strategis mengonsolidasikan potensi riset nasional, memperluas jejaring ilmiah, serta membuka akses lebih luas bagi peneliti Indonesia dalam frontier research di bidang nanoteknologi, katalisis, energi material, biologi struktural, hingga fisika kuantum dan partikel.
Dengan semangat Together We Are Stronger, Together We Can Do More, BRIN melalui IC-LARFA terus mendorong kolaborasi riset besar yang berdaya saing global, menuju masa depan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan mendunia.
Advertisement