Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Dream – Enggak cuma polesan wajah saja yang jadi perhatian utama ketika bertatapan dengan seseorang. Tampilan gigi juga enggak jarang jadi fokus seseorang ketika tengah berbincang-bincang.
Demi menunjang aktivitas yang mengharuskan berbicara di depan banyak orang, maka dari itu enggak sedikit masyarakat yang menyiapkan budget lebih untuk merawat gigi agar terlihat menarik.
Banyak orang selama ini memakai kawat gigi atau behel agar memberikan kesan menarik, namun cara itu menimbulkan rasa sakit dan memerlukan perawatan intensif.
Tapi tenang, kini hadir teknologi perawatan gigi yang diberi sentuhan modernisasi, yaitu clear aligner.
Terbilang praktis dan fleksibel, aligner hadir sebagai solusi penggunaan kawat gigi atau behel. Sesuai dengan perubahan gaya hidup, dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak pasien perawatan gigi memilih aligner karena dapat menjaga kesehatan gigi dengan efek samping yang lebih minimal.
Menyadari fakta tersebut, Smiley dengan serius menggarap dan menghadirkan aligner bening yang dilengkapi teknologi Artificial Intelligence (AI) pertama di Indonesia.
Aligner asli buatan Indonesia ini merupakan hasil kerjasama Smiley dengan para dokter spesialis ortodonti, agar aligner bisa menjadi solusi baru yang canggih dan lebih terjangkau.
Keseluruhan treatment plan yang ditawarkan juga dirancang para dokter spesialis ortodonti. Pengguna dapat melakukan konsultasi gratis sewaktu-waktu melalui website maupun WhatsApp.
“ Kami melihat bahwa merapikan gigi masih dipandang sebagai hal yang premium. Namun, perawatan ini sebenarnya bisa dirancang lebih efektif dan hemat dengan penerapan teknologi yang tepat,” kata Anwar Yunus selaku CEO & Owner dari Smiley, Senin 4 Oktober 2021.
" Di sini, misi utama kami adalah untuk memberikan senyuman terbaik dengan lebih mudah dan terjangkau. Karena itu, setiap perawatan gigi Smiley dirancang tim ortodonti berpengalaman menggunakan software khusus yang bisa mengidentifikasi isu-isu pada struktur gigi dan membuat hasil rancangan perawatan yang lebih personal dan mendetail,” tambahnya menjelaskan.
Smiley juga menegaskan bahwa pihaknya cuma mengatur pergerakan gigi yang membutuhkan perawatan saja. Dengan pendekatan ini, pasien pun tidak perlu merasakan nyeri atau sakit saat perawatan sudah berjalan.
Di Indonesia, prevalensi kasus maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) sudah mencapai 80% dari populasi. Namun, proporsi penduduk yang menerima perawatan ortodontik masih berkisar di angka 0,7%, jauh lebih rendah dari prevalensi.
Hal inilah yang menyebabkan tingginya permintaan layanan perawatan ortodontik. Potensi pasar aligner di dalam negeri diperkirakan mencapai angka 800 miliar hingga 1,1 triliun rupiah.
Untuk menjawab kebutuhan pasar yang amat tinggi, Smiley mengandalkan kekuatan teknologi dalam setiap proses pemberian layanan bagi pasien.
Smiley memastikan setiap aligner diproduksi dengan teknologi 3D print dan pasien dapat menyaksikan video simulasi 3D sehingga pergerakan gigi selama dan sesudah perawatan bisa diketahui di awal dan hasil perawatan akhir bisa sesuai dengan ekspektasi tersebut.
Meski masih diselimuti pandemi COVID-19, aligner Smiley semakin menjadi pilihan populer dalam merapikan gigi.
Selain karena hasil perawatan yang lebih terjamin dan presisi, perawatan aligner juga tidak memerlukan kontrol mingguan/bulanan ke klinik gigi, sehingga pasien bisa berkonsultasi dengan dokter secara online dan dari rumah.
Penggunaan bahan aligner yang elastis dan lembut, serta bisa dibuka kapan saja (saat makan dan minum), membuat pasien lebih nyaman dan fleksibel dalam menjalani kesibukan sehari-hari.
“ Dalam proses perawatan aligner Smiley, kami memberikan konsultasi gratis bagi para calon pasien. Konsultasi ini bisa dilakukan di klinik mitra Smiley ataupun secara online dengan tim dokter kami, di mana mereka akan merancang rencana perawatan khusus, sesuai keinginan dan kebutuhan pasien,” tutur Anwar lagi.
Durasi perawatan dengan aligner, lanjut Anwar, juga jauh lebih cepat dibandingkan perawatan konvensional.
Sebagai perbandingan, rata-rata perawatan aligner berkisar antara enam bulan-1,5 tahun, sementara rata-rata penggunaan kawat gigi adalah 1-3 tahun.
Smiley menawarkan dua paket utama, yaitu reguler dan premium. Paket reguler adalah untuk kasus gigi ringan dan menengah, sementara premium ditujukan untuk kasus gigi yang tergolong berat dan membutuhkan perawatan lebih lama.
Rata-rata perawatan reguler adalah enam bulan sedangkan yang premium berkisar hingga 1,5 tahun.
Sejak berdiri pada 2020, sejauh ini Smiley telah menangani sekitar 4.000 pasien, di mana kasus terbanyak adalah untuk perawatan gigi gingsul, gigi crowding, dan gigi tonggos.
Anwar juga menyatakan bahwa 95% pasien Smiley puas akan hasil perawatan mereka, terutama karena layanan mitra ortodonti dan customer service Smiley yang aktif setiap hari.
Beberapa influencer fashion dan beauty seperti Molita Lin, Evelyn Razali, dan Finalis 5 Besar Miss Grand Indonesia 2020 Nadia Ingrida.
Dalam beberapa bulan ke depan, Smiley berencana untuk terus meningkatkan kapabilitas dukungan teknologinya, agar pasien bisa melakukan cetak aligner gigi secara mandiri di rumah, tanpa harus datang ke klinik.
Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini juga terus mengembangkan riset agar di tahun 2022 dapat meluncurkan aplikasi mobile untuk memantau perkembangan perawatan pasien dengan lebih efektif dan efisien.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya