Ilustrasi: SHUTTERSTOCK
Dream - Ada satu tren yang muncul di akhir tahun 2017 yang sampai sekarang masih menjadi harapan bagi sebagian kaum wanita, terutama mereka yang memasuki menopause.
Tren tersebut diklaim mampu melawan efek tidak menyenangkan dari menopause, seperti serangan rasa panas yang tiba-tiba yang disebut dengan istilah hot flashes.
Selain itu, tren yang muncul dalam bentuk produk magnet itu diklaim dapat membantu mengatasi nyeri haid dan bahkan stres, secara alami dan tanpa efek samping.
Cara menggunakan alat itu pun cukup mudah. Pengguna hanya perlu menjepit alat yang diklaim terapeutik itu di bagian depan celana dalam agar bisa dikenakan sepanjang hari.
Di Inggris, magnet bundar berukuran kecil bernama LadyCare ini harganya antara 35 sampai 50 pound sterling, atau sekitar Rp639 ribu dan Rp 916 ribu.
Alat terapi magnetis itu konon bisa mengatasi gejala menopause bagi 71 persen wanita dengan menyeimbangkan kembali sistem saraf otonom (ANS).
Selain itu, magnet tersebut dapat mengurangi keringat berlebihan pada malam hari, memperbaiki kualitas tidur, membantu menurunkan berat badan, memperbaiki warna kulit dan memberi lebih banyak energi.
Melihat manfaatnya yang luar biasa, khususnya bagi yang memasuki masa menopause, tentu banyak wanita yang ingin memiliki alat terapi berbentuk magnet itu.
Lantas bagaimana dengan penjelasan dokter?
© Dream
Dream - Menurut dokter, meski tidak menimbulkan risiko terkena infeksi pada organ intim wanita, tapi tidak ada bukti bahwa alat terapi ini bisa berfungsi seperti yang diklaim pembuatnya.
Dr. Jen Gunter, seorang ginekolog asal Kanada menjelaskan bahwa terapi magnet tidak melakukan apapun kecuali 'meringankan isi dompet penggunanya'. Dr Jen juga membantah klaim bahwa LadyCare dapat mengurangi gejala menopause.
" Para ahli LadyCare mengklaim bahwa ketidakseimbangan dalam sistem saraf otonom, yang magnetnya dapat dengan mudah menyeimbangkannya kembali, adalah akar masalah dari hot flashes," tulis Dr. Jen di blognya.
" Saya hanya bisa bilang bahwa patofisiologi dari hot flashes pada menapouse sampai sekarang masih belum bisa dipahami dengan benar," lanjut Dr. Jen.
Dia menjelaskan bahwa hot flashes adalah produk akhir dari beberapa faktor yang mempersempit zona termoregulasi dengan meningkatkan sensitivitas terhadap perubahan suhu inti tubuh secara halus.
" Meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa sistem saraf otonom berperan, tapi ada sistem lain yang juga memberi pengaruh, seperti sistem serotonergik, noradrenergik, opioid, dan adrenal," tambahnya.
Dr. Jen kemudian memberikan penjelasan yang masuk akal dengan mengatakan, " Jika magnet itu memiliki berbagai khasiat yang menyembuhkan, maka Magnetic Resonance Imaging atau MRI seharusnya sudah sejak lama digunakan untuk mengatasi menopause."
Jadi, ketika membeli produk kesehatan, kita sebaiknya tidak terjebak oleh iklan. Cobalah untuk berkonsultasi dengan pihak yang lebih mengetahui bidangnya secara lebih mendalam.
(Sah/Sumber: mirror.co.uk)
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget
