Ilustrasi (Foto: Thestir.cafemom.com)
Dream - Sandal Crocs dengan lambang buayanya merupakan salah satu jenis alas kaki yang digemari oleh seluruh kalangan masyarakat.
Inovasi awal Crocs pada bulan Juli 2002 bermula dari sepasang sandal karet warna-warni. Pada mulanya Crocs didesain untuk kegiatan outdoor dan berlayar. Ini karena Crocs terbuat dari karet yang anti-slip dan pastinya tahan air. Lama kelamaan, sandal ini jadi alas kaki yang dipakai sehari-hari.
Namun, di balik kenyamanan dan warna-warni Crocs, tersimpan kekurangan yang ternyata fatal. Menurut The Huffington Post, Crocs berdampak buruk pada kaki.
Kenyataan tersebut didapat koran Amerika Serikat itu setelah berbicara dengan seorang podiatris (dokter spesialis diagnosis dan pengobatan kaki, pergelangan kaki, dan tubuh bagian bawah).
Masalah utama pada Crocs adalah bahwa bagian belakangnya yang terbuka dengan pengencang yang hanya berupa tali longgar akan membuat tumit dan struktur pendukung antara tumit dan jari kaki menjadi tidak stabil.
" Sayangnya, Crocs tidak cocok digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari," kata Dr Megan Leahy kepada Huffington Post.
Dr Megan menambahkan Crocs ini tidak cukup aman bagi tumit. Ketika tumit tidak stabil, jari kaki cenderung mencengkeram sehingga bisa menyebabkan tendinitis (peradangan tendon), memburuknya cacat pada jari kaki, masalah kuku, katimumul (mata ikan) dan kapalan.
Sementara itu Dr Alex Kor menyalahkan Crocs sebagai penyebab nyeri pada bagian struktur pendukung antara tumit dan jari kaki.
Padahal fitur utama semua jenis sandal dan sepatu harus bisa memberikan dukungan terhadap area antara tumit dan jari kaki tersebut.
Sementara Crocs mengabaikan semua itu dengan desain bagian belakang yang terbuka dengan pengencang yang hanya berupa tali longgar.
" Hanya satu jenis pasien yang bisa mengambil manfaat dari desain Crocs ini yaitu mereka yang menderita edema berlebihan pada kaki dan pergelangan kaki mereka," jelas Dr Alex.
Meskipun demikian, Dr Alex menyarankan para pasien dengan edema untuk memakai Crocs selama 8 sampai 10 jam per hari saja.
Jadi intinya, sandal Crocs tidak sesuai untuk dipakai sepanjang hari. Crocs hanya boleh digunakan untuk jarak yang dekat dan tidak disarankan dipakai terlalu lama.
(Sumber: metro.co.uk)
Dream - Berapa harga sandal jepit yang biasa Anda beli, Rp 20 ribu? Dengan harga itu pasti sudah bisa membawa pulang sepasang sandal jepit baru.
Tapi lihatlah sandal jepit butut di atas. Meski warnanya sudah pudar, tinggal sepasang pula, harganya mencapai AUS$ 81 atau sekitar Rp 800 ribu.
Sandal jepit itu memang usang. Ditemukan di pantai oleh Australian Volunteer Coast Guard (AVCD). Lalu, apa yang membuat sandal jepit itu harganya selangit?
Harga sandal jepit itu melambung setelah dilelang oleh relawan penjaga pantai Australia itu. Sandal itu hanya salah satu dari sejumlah barang yang ditemukan di pantai selama bertugas ole para relawan.
Selain sandal jepit itu, ada pula papan selancar, perahu kayak, dan benda-benda aneh lainnya. Barang-barang itu dilelang untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan organisasi relawan tersebut.
Lantas, siapa yang rela merogoh kocek untuk mengeluarkan Rp 800 ribu demi sandal tersebut? Dialah David Thompson, dari sebuah perusahaan arsitektur, Rothelowman Architects.
Thompson berencana, “ Menempatkan sandal berwarna emas itu pada sebuah blok dan membuatkan plakat berukir,” ujar dia, sebagaimana dikutip Dream dari News.com.au, Selasa 19 April 2016.
Sandal itu akan dijadikan sebagai piala. Pada Jumat yang lalu, kantor Thompson menerima desain dari sejumlah orang. Mereka berencana memberikan hadiah semacam piala pada salah satu desainer itu sebagai bentuk apresiasi.
“ Kami sekarang memiliki sandal jepit yang telah kami beri nama ‘The Golden Slap’,” ujar Thompson.
Dan kebetulan, salah satu teman Thompson punya keluarga yang menjadi anggota relawan pengawas pantai. Sekalian, Thompson ditawari apakah bersedia menyumbang dalam lelang amal yang digelar AVCD. Dan dia bersedia.
Dan Thompson memilih membeli sandal jepit tersebut dengan harga Rp 800 ribu. Uang itu dikumpulkan dengan hasil penjualan barang lain, kemudian dipakai untuk kegiatan tim relawan dalam proses pengawasan dan penyelamatan di pantai.
Dream - Publik kadung percaya alas kaki dengan hak tinggi tak baik untuk kesehatan kaki. Siapa sangka, sandal jepit yang sederhana justru memberikan dampak lebih membahayakan.
Sandal jepit memang alas kaki pilihan bagi mereka yang ingin mendapatkan kenyamanan tanpa kehilangan sisi glamor.
Terus terang, sandal jepit justru dapat mengakibatkan cedera parah dalam jangka panjang. Bahkan sandal jepit adalah pilihan terburuk dari semua jenis alas kaki.
" Terus terang, sandal jepit yang berbahaya," kata konsultan podiastrist dari Marigold Clinic, University College Hospital London NHS Foundation Trust, Dr Tariq Khan seperti dilansir Dailymail.co.uk, Selasa, 9 Juni 2015.
Sandal jepit dianggap alas kaki paling tipis yang tidak mampu menopang kaki pemakainya.
Menurut Khan, cedera pergelangan kaki banyak ditemukan diantara para pengguna sandal jepit. Pilihan alas kaki ini merupakan yang terburuk.
" Faktanya, Anda harus menggunakan jari-jari kaki dan menekannya untuk mencengkeram sandal jepit," ujar Khan.
Idealnya sebuah alas kaki memiliki tinggi sekitar 1 sampai setengah inchi. Alas kaki tanpa hak justru membuat tapak kaki mengalami tekanan lebih besar. Sementara otot akan mengalami peradangan.
Dosen senior anatomi dan gerak tubuh dari ST Mary's Universiry, Rik Mellor juga tak menyarankan penggunaan sandal jepit sepanjang hari. Apalagi bagi mereka yang belum pernah mengenakan sandal tipis ini.
Rik menyarankan para penggemar sandal jepit sebaiknya beralih menggunakan alas kaki lain setelah beberapa pekan. Tujuannya, bagian telapak dan kaki Anda bisa beradaptasi.
Sebuah survei juga membuktikan sandal jepit kerap menjadi salah satu pemicu kecelakaan. Tak hanya tertusuk duri, 1,4 juta kecelakaan juga kerap terjadi karena sandal jepit.
Bahkan, 1 dari 9 pengendara sepeda motor kerap tersangkut pedal gas.
Para peneliti bahkan menyebut sandal jepit jauh lebih berbahaya dibandingkan alas kaki ber-hak tinggi karena menyulitkan proses pengereman.
Dream - Seorang kakek 79 tahun mengaku dia selalu diganggu istrinya yang sudah meninggal.
Kakek bernama Ted Wiseman itu yakin istrinya, Yvonne, selalu datang dan mengganggunya. Yvonne, lanjut Wiseman, mengancam dirinya melalui seorang dukun yang menjadi perantara istrinya.
" Kamu memakai sandal jepitku. Lepaskan sekarang juga," kata Wiseman menirukan ucapan sang dukun.
Wiseman mengatakan Yvonne, yang meninggal di usia 64 tahun karena stroke pada bulan Mei lalu, kadang menggunakan cara tak biasa untuk menemuinya.
Salah satunya saat Wiseman seperti mendengar 'hantu' Yvonne berteriak untuk membangunkannya dari tidur.
" Berhenti tidur sambil mengorok," kata kakek asal Halesowen, West Midlands, Inggris ini.
" Aku sangat terkejut. Suara itu pasti dia. Dulu dia sering berbicara seperti itu. Dia juga kesal jika aku menjentikkan jari atau menghisap gigi."
Wiseman menambahkan istrinya itu memang orangnya galak tapi dia bukan orang yang pendendam.
Wiseman dan Yvonne, dua-duanya perawat, menikah selama 46 tahun dan memiliki dua anak dan lima cucu.
Kunjungan terus-menerus istrinya dari 'dunia arwah' telah membuat Wiseman percaya pada akhirat. " Dulu aku skeptis, tapi sekarang tidak," tambahnya.
" Percayalah, aku melihat kejadian ini. Ini terjadi di depan mataku."
Emm..tentu Anda boleh percaya atau tidak dengan cerita si kakek.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN