Baru 14 Hari Operasional Haji, Jumlah Jemaah yang Wafat Tertinggi dalam 4 Tahun Terakhir

Reporter : Nabila Hanum
Rabu, 7 Juni 2023 18:01
Baru 14 Hari Operasional Haji, Jumlah Jemaah yang Wafat Tertinggi dalam 4 Tahun Terakhir
Data tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2017 dalam kurun waktu 14 hari operasional haji.

Dream - Kasus jemaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci kembali bertambah. Hingga hari ke-14 operasional haji pada Selasa 6 Juni 2023 tercatat sebanyak 21 orang jemaah haji wafat di Madinah.

Jemaah haji wafat di Tanah Suci ini didominasi jemaah dari Embarkasi Surabaya (SUB). Data tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2017 dalam kurun waktu 14 hari operasional haji.

Pada 2017, angka kematian jemaah pada 14 hari pertama operasional haji berjumlah 15 jiwa, kemudian 2018 sebanyak 17 jiwa, 2019 tercatat 8 jiwa, dan 2022 hanya 5 jiwa.

1 dari 3 halaman

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan kementeriannya akan berupaya maksimal memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji agar kasus kematian ini bisa ditekan.

" Memang dari evaluasi sampai saat ini ada 21 yang sudah wafat, ini tertinggi di 4 tahun terakhir, mudah-mudahan enggak semakin meningkat, dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," kata Dante saat Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji 1444 H/2023 M di YouTube Kemenko PMK, dikutip Rabu 7 Juni 2023.

Dante menyebut, saat ini ada 47 orang jemaah haji yang masih menjalani rawat inap di Tanah Suci. Sedangkan jemaah yang melakukan rawat jalan mencapai 236 orang.

2 dari 3 halaman

" Sampai saat ini yang rawat jalan sudah 236, kemudian dirawat inap itu 256 dan sebagian besar sudah pulang, yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) itu 54 orang, yang pernah dirawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) ada 80 orang, dan yang masih dirawat sampai saat ini ada 47 orang," tuturnya.

Jemaah Haji Indonesia Gelombang Pertama Akan Pulang ke Tanah Air Mulai 15 Juli 2022

Penyebab Tingginya Angka Kematian Jemaah Haji

Kepala Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Tahsin Alfarizi mengatakan, tingginya angka kematian ini karena banyaknya jemaah haji lansia.

Menurut laporan, jemaah haji lansia mencapai 30 persen atau sekitar 67 ribu orang.

3 dari 3 halaman

" Belum lagi jemaah haji dengan kondisi risiko tinggi penyakit. Mungkin berkisar 55 persen setiap kloter itu hampir sama kondisi kesehatan jemaah hajinya," ujar Alfarizi, dilansir dari liputan6.com.

Dia menjelaskan penyebab kematian tertinggi jemaah haji Indonesia yakni sakit jantung, paru-paru, dan diabetes. Beberapa jemaah juga sudah memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

" Memang jemaah haji kita banyak yang komorbid dan usia lanjut, sehingga kita mengedukasi, menyampaikan dengan tim promosi kesehatan, melalui petugas-petugas kesehatan di kloter juga, agar jemaah melakukan ibadah haji sesuai dengan kemampuan kondisi kesehatan, sehingga nanti tidak memperburuk kondisi," katanya.

Menurut Alfarizi, aktivitas yang berat dan dehidrasi bisa memicu perburukan pada jemaah yang memiliki komorbid. Karena itu guna menekan laju kasus kematian, pihaknya mengimbau kepada jemaah haji untuk beribadah sesuai dengan kemampuannya.

Beri Komentar