Kini, Jemaah Tak Perlu Repot Mencari Batu Untuk Lempar Jumroh. (Foto: Dream.co.id/Maulana Kautsar)
Dream - Jemaah haji sebentar lagi akan melaksanakan prosesi puncak haji. Prosesinya mulai dari wukuf di Arafah, mengambil batu di Muzdalifah, dan bermalam di Mina.
Sama seperti tahun lalu, jemaah haji Indonesia tak perlu repot mencari batu di Muzdalifah untuk melempar jumrah. Sebab, batu untuk melempar jumrah telah disediakan pengelola maktab.
" Kami meminta seluruh maktab untuk menyediakan kerikil," kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, di Mekah, Arab Saudi, ditulis Sabtu 18 Agustus 2018.
Lukman menjelaskan kebijakan penyediaan kerikil dibuat untuk menjaga keselamatan para jemaah. Kondisi ini, kata dia, berkaca pada peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan jemaah haji menjadi korban.
" Ketika mereka mabit di Muzdalifah untuk mencari Kerikil dan itu mereka menyeberang jalan. Itu sangat berbahaya," kata dia.
Melempar jumrah menjadi salah satu wajib haji. Usai prosesi wukuf, jemaah haji dapat melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah.
Bagi jemaah haji yang mengambil nafar awal, jumlah batu yang dibutuhkan untuk melempar jumrah yaitu 49 batu. Sementara bagi yang mengikuti nafar tsani perlu 70 batu.
Ukuran batu yang digunakan untuk melempar jumrah disarankan sebesar buku jari.
Untuk prosesi ini, Lukman meminta jemaah agar menaati aturan waktu pelemparan jumrah yang dibuat otoritas Arab Saudi.
" Saya minta patuhi betul dari jam-jam yang `diharamkan` menuju jamarat. Itu merupakan ketentuan pemerintah Arab Saudi agar tidak terjadi tumpukan jemaah dalam waktu bersamaan," kata dia.
Dream - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meninjau persiapan tenda jemaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). " Alhamdulillah, 90 persen tenda sudah siap. Targetnya 7 Dzulhijah malam selesai dan akan dilakukan pengecekan terakhir," kata Lukman, saat meninjau tenda Mina, Rabu, Kamis, 16 Agustus 2018. Selain mengecek tenda-tenda jemaah di Armuzna, Lukman juga mengecek persiapan tenda kesehatan untuk jemaah haji. Di tenda khusus pasien jemaah haji itu, Lukman melihat lantai dasar tenda ditutupi triplek dan dilapisi plastik supaya debu tidak naik. " AC-nya cukup baik dan ditambah mudah-mudahan bisa seperti layaknya pos kesehatan," ujar dia. Lukman juga memastikan musala untuk ibadah jemaah haji. Di Arafah, terdapat dua tenda besar yang digunakan jemaah haji perempuan dan laki-laki. " Musala sudah saya lihat, Alhamdulillah baik. Jadi ketentuan di sini dipisah antara laki-laki dan perempuan," ucap dia. Selama gelaran haji 2018, Indonesia memiliki 70 maktab. Masing-masing maktab terdapat 2.970 hingga 3.000 jemaah haji. " Setiap maktab disediakan 20 sampai 30 tenda. Tergantung luasnya," kata dia.
Dream – Pelaksanaan wukuf tinggal dalam hitungan hari. Jemaah haji Indonesia diminta tak sekadar mengejar pahala pribadi
Tapi, jemaah juga harus menghayati pesan khutbah wada` yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.
“ Jadi kita harus berupaya juga mengamalkan khutbah itu,” kata Wakil Amirul Hajj Indonesia, Dadang Kahmad di Makkah, Kamis, 16 Agustus 2018.
Dadang mengatakan khutbah wada` sejatinya disampaikan Nabi Muhammad pada saat haji terakhir yang dilakukannya. Khutbah itu berisi pesan-pesan penting untuk umat Islam.
Salah satu isinya menyebut mengenai kemuliaan manusia bukan diukur dari ras atau suku bangsanya, melainkan ketakwaannya.
“ Di tengah merebaknya etnosentris saat ini, pesan itu harus diingat. Bahwa kita tidak bisa mengklaim kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan orang atau sebaliknya,” Prof Dadang.
Dadang juga menyebut, banyak esensi soal hak asasi manusia yang terkandung dalam khutbah itu. Mulai larangan kezaliman hingga larangan merendahkan perempuan dan keadilan ekonomi melalui pelarangan tiba.
“ Ini kalau didengungkan sebagai rekomendasi Arafah akan punya efek luar biasa,” kata dia.
Dadang berharap, jemaah haji Indonesia dapat memaknai secara lebih dalam esensi ibadah di Arafah. Tak hanya sekadar ibadah individual, namun juga memaknai esensi relasi antarmanusia yang ada dalam ibadah itu.
“ Berbagai etnis, berbagai warna kulit berkumpul di sana (Arafah). Ini menunjukkan agama kita adalah agama yang sangat menghargai perbedaan,” kata guru besar sosiologi agama di UIN Sunan Gunung Djati tersebut.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik