Cerita Jemaah Haji Indonesia Menangis Saat Pertama Kali Melihat Kabah

Reporter : Nabila Hanum
Rabu, 29 Juni 2022 10:07
Cerita Jemaah Haji Indonesia Menangis Saat Pertama Kali Melihat Kabah
Sejumlah jemaah haji Indonesia tak kuasa menahan tangis saat pertama kali melihat Kabah.

Dream - Tangis Anisa Khoirunisa pecah saat melihat Kabah di Masjidil Haram, Mekah untuk pertama kali. Ucap syukur tak hentinya ia sampaikan setelah tiba di Tanah Suci untuk beribadah haji.

" Pertama melihat Kabah saya menangis terharu dan pertama kali saya ke sini langsung ingat sama emak. Karena kata-kata emak ya, alhamdulillah saya di sini ibadah dengan tenang, bisa umroh sudah 4 kali," kata Anisa di Masjidil Haram kepada petugas MCH beberapa waktu lalu.

Jemaah haji asal Garut, Jawa Barat itu mengatakan, bisa sampai ke Tanah Suci lantaran doa orangtua dan keluarga. Oleh karena itu, dia berdoa agar ke depannya bisa kembali ke beribadah ke Tanah Suci bersama mereka.

1 dari 5 halaman

Dia pun mengaku mulai merindukan orangtua dan anak-anaknya. " Buat keluarga terima kasih buat semua doa. Alhamdulillah saya dan suami kuat menjalankan ibadah di sini, sampai titik ini, " kata Anisa.

Jemaah asal Garut lainnya, Deni Iqbal mengaku sangat bahagia bisa berangkat haji pada tahun ini. Dia menunggu 10 tahun ditambah tertahan dua tahun karena Covid-19.

" Alhamdulillah bersyukur sekali kepada Allah SWT bisa berangkat ke sini. Bahagia sekali soalnya dari sekian juta dari Indonesia hanya sebagian bisa datang ke sini, sangat terharu sekali," kata Deni.

Saat ditanya soal doa apa yang ingin dipanjatkan, Deni mengatakan ingin kembali ke Mekah bersama keluarga.

2 dari 5 halaman

" Ingat sama anak, orang tua, mertua dan sanak saudara, ingin sama-sama ke sini apalagi ke Makkah al Mukarramah bisa haji bersama-sama soalnya sekarang kalau daftar nunggu agak lama," ungkapnya.

Sementara itu, Abdul Yadin Ahmad, jemaah asal Banjarnegara, Jawa Tengah mengaku terharu bisa melihat Kabah untuk pertama kali setelah menunggu 11 tahun.

" Sekarang saya menangis sekali, karena istri saya tidak ikut karena belum daftar. Dan harapan saya untuk anak dan istri saya kita doakan harus ibadah ke Tanah Suci mekkah dan Madinah," kata dia.

Dia mengatakan, dia menangis melihat Kabah karena teringat ingat istri dan orangtua, apalagi orangtuanya sedang sakit stroke.

" Harapan saya mudah-mudahan haji saya bisa diterima Allah SWT, saya bisa pulang ke Tanah Air ketemu sanak saudara dan keluarga," ucap dia.

3 dari 5 halaman

Menunggu 11 Tahun Bersama, Jemaah Haji Ini Terpaksa Berangkat ke Tanah Suci Tanpa Suami

Dream - Berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji adalah sebuah keistimewaan, setelah penantian bertahun-tahun.

Namun ada berbagai kisah di balik keberangkatan setiap kloternya. Seperti Sumini (58), jemaah calon haji asal Sumatera Selatan kloter 1 yang datang ke Embarkasi Palembang pada Jumat, 24 Juni 2022 lalu. Dia dijadwalkan terbang ke Tanah Suci pada esok paginya.

Wanita ini terpaksa berangkat seorang diri lantaran suaminya sudah melewati batas usia yang diperbolehkan menunaikan haji. Sumini tak kuasa menahan tangis ketika tiba di Asrama Haji yang dijadikan Embarkasi Palembang.

" Suami saya umurnya sudah 72 tahun, sudah lewat umur. Terpaksa saya sendiri yang berangkat, suami saya ditinggal di kampung," ungkap Sumini.

4 dari 5 halaman

Wanita asal Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur itu mengungkap bahwa dia dan suami mendaftar haji pada 2011 lalu. Uang setor haji pun didapat dari tabungan bertahun-tahun lamanya.

" Kami daftar bareng, Alhamdulillah waktu itu tabungan sudah cukup, memang untuk haji," ujarnya.

Sumini dan suami tak bisa berbuat banyak dengan ketatnya aturan di masa pandemi Covid-19. Hal yang dikhawatirkan, Sumini tak memiliki kerabat atau tetangga yang haji bersamanya.

" Mudah-mudahan dapat teman dalam perjalanan biar saya tidak susah sendiri di Mekkah nanti," kata dia.

5 dari 5 halaman

Sementara itu cerita lain datang dari pasangan suami istri, Poniran (58) dan istrinya, Kuryani (55). Poniran mengaku sempat khawatir tak bisa berangkat haji setelah dua tahun tertunda akibat pandemi. Apalagi menjelang keberangkatan, dia semakin panik karena istrinya sempat sakit.

" Dua tahun ditunda, sedih. Tiba-tiba mau berangkat istri saya sakit, saya khawatir. Alhamdulillah sudah sembuh dan kami bisa berangkat bareng," ujarnya.

Poniran menabung dana haji dengan menyisihkan dari usahanya beternak sapi dan sawah. Dia berharap dapat kembali ke kampung halaman dan berkumpul keluarga seusai haji nanti.

" Haji sudah lama kami nantikan, alhamdulillah tercapai sekarang," kata dia.

Sumber: Merdeka.com

Beri Komentar