Cerita Tri Haryono 12 Tahun Setia Dampingi Jemaah Haji Lansia

Reporter : Nabila Hanum
Kamis, 1 Juni 2023 09:00
Cerita Tri Haryono 12 Tahun Setia Dampingi Jemaah Haji Lansia
Pria tersebut sudah menganggap para jemaah lansia seperti orangtuanya sendiri.

Dream - Di antara ratusan ribu jemaah haji Indonesia, tak sedikit yang sudah berusia lanjut. Fisik mereka jelas tidak seprima para jemaah yang masih muda.

Oleh karena itulah pemerintah memfasilitasi para jemaah lanjut usia itu dengan mempersiapkan petugas khusus. Para petugas ini akan memberikan pelayanan kepada para jemaah lansia agar mudah dalam menjalankan ibadah haji.

Salah satu petugas yang mendapat amanah untuk memberikan pelayanan kepada para jemaah lansia adalah Tri Haryono, pria asal Ngawi, jawa Timur. Dia sudah 12 tahun melayani jemaah haji lansia.

kemenag Jatim

Tri ditugaskan di Embarkasi Debarkasi, Surabaya. Berbagai bidang layanan dalam penyelenggaraan haji ia geluti. Pria 50 tahun ini masih bertahan karena menilai bahwa tugas yang dia jalani tersebut merupakan pengganti ibadah haji.

1 dari 5 halaman

Tri sudah menganggap para jemaah lansia seperti orangtuanya sendiri. Ia pun tidak keberatan bila harus mendampingi dan menolong jemaah lansia naik turun bus, bahkan mendorong kursi roda.

Ia juga tidak segan menggendong para lansia tersebut. Tri bersama dengan personel lainnya berusaha untuk memberikan keselamatan bagi jemaah lansia, baik pada saat kedatangan hingga saat kondisi sakit yang harus dirujuk ke klinik atau rumah sakit.

Laporan: Nur Rahma

2 dari 5 halaman

Mbah Soleh, Jemaah Haji Tunanetra Rela Jual Tanah demi ke Tanah Suci Bareng Istri

Dream - Mbah Soleh mengaku terkejut mendapat panggilan untuk berangkat haji ke Tanah Suci tahun ini. Sebab, kakek 77 tahun asal Magetan, Jawa Timur, itu sebelumnya hanya menjadi calon jemaah haji cadangan saja.

 

“ Saya baru dua minggu yang lalu mendapatkan kabar kalau jadi berangkat ke Tanah Suci,” kata Mbah Soleh, dikutip dari laman Kemenag Jawa Timur.

Kakek bernama asli Moh Soleh, yang merupakan seorang tunanetra, itu sangat bersyukur bisa berangkat ke Tanah Suci untuk mewujudkan mimpinya menjalankan rukun Islam ke lima.

3 dari 5 halaman

Mbah Soleh mengaku mendaftar haji bersama istrinya, Putinah, pada 2011. Saat itu ia bertekad mewujudkan cita-citanya tersebut.

“ Anak-anak saya ada empat, seharusnya enam yang dua sudah meninggal. Saat anak-anak masih sekolah, timbul niatan dalam hati saya kalau anak-anak sudah lulus kuliah, mentas semua, jika tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji,” katanya.

Pada tahun 2011, anak-anak Mbah Soleh akhirnya dapat menyelesaikan pendidikanya sehingga tanahnya tidak habis terjual.

4 dari 5 halaman

Ia masih memiliki harapan untuk menunaikan ibadah haji. Namun, ternyata uang dari penjualan tanah tersebut belum mencukupi sehingga ia dan istrinya meminjam dana talangan haji untuk menutupi kekurangan.

Mbah Soleh ternyata bukan tuna netra sejak lahir. Ia mengalami musibah 46 tahun lalu, saat membongkar baterai hingga meledak mengenai bola matanya.

“ Saya coba dengan menempelkan bola lampu, mungkin ada kabelnya yang salah. Tiba-tiba meledak kena dua mata saya. kedua mata saya rusak parah hingga sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi,” ujar dia.

5 dari 5 halaman

Setelah insiden tersebut Mbah Soleh tidak bisa lagi bekerja di ladang. Istrinyalah yang menggantikan menjadi tulang punggung keluarga mencari nafkah demi menghidupi anak-anaknya.

Namun, Mbah Soleh tidak mau berdiam diri di rumah. Ia mencoba mencari peluang sebagai tukang pijit. Berbekal kemampuanya itulah ia dapat menghasilkan uang untuk membiayai anaknya kuliah sampai membeli tanah.

Sempat tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19, Mbah Soleh bersama istri tercinta akhirnya bisa berangkat haji tahun ini.

“ November 2022 tahun lalu, saya dan istri berkesempatan berangkat umroh atas bantuan anak-anak. Tidak disangka Mei 2023 saya berangkat lagi ke Tanah Suci untuk berhaji. Jadi dalam waktu 6 bulan saya ke Tanah Suci dua kali,” ungkapnya.

Laporan: Nur Rahma

Beri Komentar