DJ Naik Haji, Cerita Ali Topan Jatuh Bangun Bisa ke Tanah Suci

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 29 Mei 2024 08:36
DJ Naik Haji, Cerita Ali Topan Jatuh Bangun Bisa ke Tanah Suci
Beruntung Ali punya keterampilan lain selain menjadi jurnalis yakni disk jockey (DJ)

1 dari 11 halaman

DJ Naik Haji, Cerita Ali Topan Jatuh Bangun Bisa ke Tanah Suci

DJ Naik Haji, Cerita Ali Topan Jatuh Bangun Bisa ke Tanah Suci © DJ Naik Haji, Cerita Ali Topan Jatuh Bangun Bisa ke Tanah Suci 2024 dream.co.id

2 dari 11 halaman

Dream - Ali Topan (45) sudah lama berniat berangkat haji. Namun, pria asal Surabaya itu baru bisa berangkat hari ini.


Tak langsung memang, ia harus mengantre. Tekad kuatnya untuk menjadi tamu Allah, membuatnya harus menabung. Beruntung Ali punya keterampilan lain selain menjadi jurnalis, yakni disk jockey (DJ).

“Alhamdulillah setelah menunggu 13 tahun, keturutan. Alhamdulillah,” ujarnya di Mekah, Selasa 28 Mei 2024.

3 dari 11 halaman

Ali punya misi khusus berangkat ke Tanah Suci, yakni pertaubatan dan mendoakan salah satu anaknya yang autis. Di Mekah, ia bertekad untuk mendoakan anaknya yang kini berusia 21 tahun di Multazam, salah satu tempat mustajab untuk berdoa.

Ali ingin anaknya yang sekarang belajar di sekolah khusus di Surabaya bisa hidup normal selayaknya orang lain. Selama 21 tahun itu Ali dengan sabar dan pengertian merawat anaknya yang bernama Aziz.

4 dari 11 halaman

© Dream

5 dari 11 halaman

" Saya ingin minta ke Allah anak bisa hidup normal seperti orang pada umumnya," kata Ali.


" Jadi bisa lah dibilang disk jocky naik haji. Saya ingin seperti bayi lagi setelah pulang dari Tanah Suci. Saya tahu orang-orang terbaik hadiahnya di sini," imbuhnya.

Ia mengatakan, DJ yang naik haji itu sangat banyak. DJ itu hanya pekerjaan saja yang kebetulan memang banyak bersinggungan dengan dunia malam. Tapi ia berjanji pada diri sendiri setelah pulang bakal menjadi lebih baik lagi.

" Setelah pulang saya mau pensiun. Main DJ di rumah saja," katanya.

6 dari 11 halaman

Dua tekad itu yang membuat Ali tak putus asa menunggu selama 13 tahun meski dalam perjalanannya cobaan selalu ditemuinya. Rasa putus asa terus muncul saat cobaan itu datang. Cobaan pertama saat ia nyaris tak bisa melunasi biaya haji tepat waktu.


" Aku ini hampir 99 persen gagal, cak. Pokoknya wes, sedih, nangis gara-gara administrasi. Duit enggak cukup. Tapi aku yakin kalau Allah memanggil pasti aku berangkat," katanya.

7 dari 11 halaman

© Dream

Pada awal 2024, ia mendapat surat pemberitahuan waktu pelunasan biaya haji. Namun saat itu Ali sama sekali tidak punya uang. Ali akhirnya harus pinjam sana sini agar bisa melunasi biaya itu.

8 dari 11 halaman

Ali lega bisa dapat pinjaman. Namun masalah muncul lagi saat ia datang ke Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 12 Februari 2024.


Saat datang akan melunasi, Ali ditolak karena masalah administrasi. Masalahnya karena ia belum punya surat medical checkup (MCU) dari rumah sakit. Padahal saat itu dalam hitungan jam layanan bank akan tutup.

" Teller bank bilang pelunasan ditutup sampai 15.00,” ujar bapak dua anak ini.

Ali lantas bergegas ke Puskesmas minta surat kesehatan. Surat itu langsung disodorkan ke BSI namun ditolak karena yang dibutuhkan MCU bukan surat keterangan sehat.

9 dari 11 halaman

Ali tak berdaya. Ia berniat mengembalikan uang pinjaman dari temannya. Namun tiba-tiba keajaiban datang.


Kementerian Agama (Kemenag) membuat edaran pelunasan BIPIH diperpanjang sampai 24 Februari. Ali lega.

Namun, menjelang pelunasan yang diperpanjang itu, tiba-tiba anaknya sakit. Satu anaknya lagi juga butuh biaya untuk mendaftar sekolah.

10 dari 11 halaman

© Dream

Terpaksa uang yang rencananya digunakan untuk melunasi Bipih diambil untuk anak-anaknya itu.

" Enggak tahu mbak saya bingung. Linglung, menghayal apa bisa haji atau tidak. Sama security bank katannya koyok wong gendeng," katanya.

11 dari 11 halaman

Di saat Ali tak bisa berpikir, keajaiban datang. Seorang teman yang hampir tujuh tahun tidak pernah bertemu meneleponnya. Setelah tanya kabar, Ali menceritakan kondisinya. Tanpa pikir panjang, sang kawan langsung membantu menutup biaya pelunasan itu.


Ali lega. Cobaan bertubi-tubi itu akhirnya berakhir. Keinginan untuk berkunjung ke Baitullah akhirnya terkabul. Bahkan ia diminta menjadi ketua regu rombongan 7 yang berangkat dari embarkasi Surabaya-Asrama Haji Sukolilo

Beri Komentar