Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tertinggi Sejak 2015, Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci Tembus 720 Orang

Tertinggi Sejak 2015, Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci Tembus 720 Orang Foto: Liputan6.com/Nafiysul Qodar

Dream - Data jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci hingga hari ke-62 operasional haji atau Senin, 24 Juli 2023, tercatat 720.

Angka tersebut berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) yang dilansir pada 24 Juli 2023, pukul 13.30 WIB.

Merujuk data ini, jemaah haji meninggal di Tanah Suci paling banyak berasal dari embarkasi Surabaya (SUB) 157 orang, disusul Solo-Yogyakarta (SOC) 108 orang, Jakarta Bekasi (JKS) 80 orang, Jakarta Pondok Gede (JKG) 62 orang, Ujung Pandang (UPG) 46 orang, Batam (BTH) 43 orang.

Selanjutnya Embarkasi Medan (KNO) 35 orang, Palembang (PLM) 32, Padang (PDG) 32 orang, Lombok (LOP) 29 orang, Kertajati (KJT) 27 orang, Balikpapan (BPN) 22 orang, Banjarmasin (BDJ) 16 orang, Aceh (BTJ) 11 orang, dan sisanya haji khusus.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag, Hilman Latief, menuturkan, tingginya kasus kematian jemaah ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya.

"Ya itu jadi perhatian kami. Kita coba analisis sambil berjalan sebelum nanti kita lakukan kajian komprehensif di Indonesia dari klasifikasi usia jemaah yang wafat itu," ujarnya, dikutip dari Liputan6.com.

Ia menyampaikan, tahun ini jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci paling banyak berusia antara 60-70 tahun, kemudian jemaah dengan usia 70-80 tahun. "Baru kemudian di bawah 60 tahun dan baru di atas 80 tahun," ujarnya.

"Nanti kami berdiskusi dengan temen-temen kesehatan, kita analisa pemicunya apa, kalau penyebabnya kita sudah tahu semua rata-rata yang wafat itu kena jantung kemudian ada sesak napas dan lain sebagainya. Tetapi pemantiknya itu yang sedang kita analisis lagi, karena ini memang jumlahnya cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.

Kata Hilman, kedepannya pemerintah melalui Kemenag dan Kemenkes akan fokus terkait masalah istitha'ah kesehatan. Calon jemaah harus benar-benar lolos tes kesehatan sebelum bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.

"Kami sudah pelajari dan itu juga jadi perhatian kita terutama masalah istitha'ah kesehatan. Medical record jemaah seperti apa, kita akan buat mekanisme yang berbeda. Mungkin kita desainkan dulu harus clear kesehatannya baik mental fisik dan sebagainya, baru ada pelunasan," ujarnya.

Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci Tembus 720 Orang, Terbanyak dari Embarkasi Surabaya

"Ini juga salah satu upaya lah agar nanti jemaah yang berangkat berapapun usianya tapi kondisinya lebih memungkinkan menjalani prosesi haji. Memang kebutuhan fisiknya sangat berat sekali ya, apalagi tahun ini sangat panas," kata Hilman.

Sebelumnya, Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat, mengakui jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci tahun ini tertinggi sejak 2015.

Hal ini juga sejalan dengan data yang terdapat pada Siskohat Kemenag. Menurutnya, jumlah kasus kematian yang sangat tinggi ini tak terlepas dari profil jemaah yang diberangkatkan ke Tanah Suci.

"Saya kira faktor usia mempengaruhi, karena selama ini kan kita belum pernah jemaah lansia (lanjut usia) yang jumlahnya mencapai 67 ribu orang, 30 persen dari kuota. Di periode sebelumnya memang ada lansia, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ujar Arsad di Jeddah, Kamis malam 14 Juli 2023.

Selain itu, jumlah jemaah haji kategori risiko tinggi (risti) kesehatan yang diberangkatkan tahun ini juga sangat banyak, mencapai 73 persen dari total kuota 229.000.

"Saya kira ada lah faktor (banyak jemaah lansia dan risti) disamping faktor lain seperti kondisi cuaca, kondisi di lapangan, saya kira itu turut memengaruhi," ucap Pengendali Teknis Bimbingan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi ini.

Menurutnya, kasus kematian meningkat signifikan pasca-fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Hal ini juga tidak lepas dari tingginya aktivitas fisik pada fase puncak ibadah haji tersebut.

"Kita tahu puncak haji cukup berat dan kondisi jemaah haji kita banyak lansia, dan secara kesehatan mereka sudah sangat lemah," kata Arsad.

sumber: Liputan6.com.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pedagang Arab Saudi Syok Dapat Pelanggan Emak-Emak Indonesia, Nawarnya Ugal-ugalan Kayak di Tanah Abang

Pedagang Arab Saudi Syok Dapat Pelanggan Emak-Emak Indonesia, Nawarnya Ugal-ugalan Kayak di Tanah Abang

Pedagang Arab ini terlibat tawar-menawar sengit dengan emak-emak asal Indonesia.

Baca Selengkapnya icon-hand
Pangkas Masa Tinggal Haji Biar Biaya Terjangkau

Pangkas Masa Tinggal Haji Biar Biaya Terjangkau

Menag usulkan masa tinggal jemaah di tanah suci dipercepat guna menekan biaya haji, serta Istithaah dilakukan sebelum pelunasan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Genjot Bisnis Ekosistem Haji dan Umrah, BSI Gelar BSI Umrah Travel

Genjot Bisnis Ekosistem Haji dan Umrah, BSI Gelar BSI Umrah Travel

BSI Umrah Travel Fair diselenggarakan di Kota Kasablanka, pada 7-10 September 2023

Baca Selengkapnya icon-hand
Menteri Muhadjir Wacanakan Larangan Haji Lebih dari Satu Kali

Menteri Muhadjir Wacanakan Larangan Haji Lebih dari Satu Kali

Banyak calon jemaah haji lansia, Menko PMK rencanakan haji dibatasi satu kali mempersingkat antrean.

Baca Selengkapnya icon-hand
Operasional Haji 2023 Ditutup, 77 Jemaah Masih Dirawat di Arab Saudi

Operasional Haji 2023 Ditutup, 77 Jemaah Masih Dirawat di Arab Saudi

Jemaah sakit terus diberi pendampingan, pencarian jemaah hilang tetap dilanjutkan.

Baca Selengkapnya icon-hand