Imam Hambali (Dream/ Maulana Kautsar)
Dream – Perjalanan dari lokasi lempar jumroh, Jamarat ke Mina, menjadi tantangan tersendiri bagi jemaah haji Indonesia. Stamina dan kondisi fisik yang prima menjadi salah satu syarat.
Tak banyak jemaah Indonesia yang mampu menyelesaikan perjalanan Jamarat-Mina. Banyak di antara jemaah yang mengalami sakit di bagian kaki.
Kondisi serupa dialami Imam Hambali, seorang guru Madrasah Tsanawiyah Ponpes Sabilil Muttaqin, Kauman, Ploso, Nganjuk, Jawa Timur.
Jemaah yang tergabung dalam kloter SUB 59 itu sempat berjalan tertatih lantaran kakinya lecet. Dengan kondisi itu, perjalanannya menjadi lambat.
Melihat kondisi Imam di terowongan terakhir menuju Mina, tiga jemaah haji asal Suriah sempat memaksa Imam naik ke pundaknya.
“ Enggak mau tapi dipaksa,” ujar Imam kepada Dream di Maktab 37 Mina, Rabu, 22 Agustus 2018.

Imam dipanggul hingga ke pintu keluar terowongan Mina. Dia kemudian mendapat perawatan ringan Tim Gerak Cepat.
Kakinya yang lecet telah terobati. Saat ditemui Imam juga tampak beristirahat santai sembari berbincang dengan kawan-kawannya. “ Memang kakinya sakit ini,” ujar kawannya.
Meski kakinya lecet, Imam tak ingin tertinggal prosesi melempar jumrah. Dia ingin melengkapi prosesi melempar Ula, Wustha, Aqabah, pada dua hari selanjutnya.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
