Suasana Di Masjidil Haram Di Tengah Pandemi Covid-19 (Facebook/Haramain)
Dream - Sejumlah jemaah saat ini berada di lembah Mina untuk memulai ritual haji. Hari ini, Rabu, 29 Juli 2020 merupakan Hari Tarwiyah bermakna 'mengambil air' menandai permulaan haji.
Tidak ada ritual besar, jemaah hanya akan menghabiskan waktu di Mina dengan berdoa dan berzikir hingga matahari terbit Kamis besok.
Di tahun-tahun sebelumnya, Mina yang letaknya 7 Kilometer timur laut dari Masjidil Haram di Mekah biasanya akan menjadi kota tenda terbesar di dunia. Kawasan Mina mampu menampung 2,5 juta jemaah.
Tetapi, pelaksanaan haji tahun ini dibatasi untuk menekan penyebaran pandemi virus corona. Para para jemaah yang bisa berhaji adalah warga Saudi dan ekspatriat yang tinggal di wilayah Kerajaan.

Fasilitas di dalam tenda di Mina (Facebook/Haramain)
Mereka yang terpilih melaksanakan haji diharuskan menjalani pemeriksaan tubuh dan karantina sebelum tiba di Mekah. Para pekerja kesehatan membersihkan barang-barang mereka.
Pekerja kesehatan dan keselamatan dengan disinfektan membersihkan kawasan sekeliling Kabah. Otoritas haji menutup Kabah tahun ini dan jemaah tidak diizinkan menyentuhnya untuk membatasi kemungkinan infeksi.
Selain itu, disediakan sejumlah pusat kesehatan, klinik bergerak dan ambulans untuk merawat jemaah. Seluruh jemaah diharuskan menggunakan masker dan menjaga jarak.
Jemaah juga harus menjalani uji virus corona sebelum tiba di Mekah dan akan dikarantina kembali setelah seluruh tahapan ibadah haji sudah selesai. Mereka mendapatkan sejumlah perlengkapan seperti kerikil yang telah disterilisasi untuk ritual melempat Jamarat, cairan disinfektan, masker, sajadah dan kain ihram.
" Tidak ada masalah terkait keamanan dalam ibadah haji ini, tapi untuk melindungi jemaah dari bahaya pandemi," ujar Direktur Keamanan Publik Arab Saudi, Khalid bin Qarar Al Harbi.

Suasana di Masjidil Haram yang sepi (Facebook/Haramain)
Kamis besok, jemaah akan bergerak menuju Arafat untuk mendengarkan khotbah puncak ibadah haji. Mereka kemudian pergi ke Muzdalifah dan bermalam di sana sebelum kembali ke Mina untuk melempar Jamarat.
Zaker Kareem dan Saefullah Al Mohammedani, dua mahasiswa asal Iran berkesempatan menunaikan haji tahun ini. Mereka sudah tinggal di Saudi selama 6 tahun untuk belajar salah satu universitas di Saudi.
Keduanya mendaftarkan nama mereka secara bersama di portal haji. Al Mohammedani mengaku rutin memeriksa portal untuk memastikan aplikasinya lolos atau tidak.
" Saya senang ketika saya tahu aplikasi saya diterima. Saya panggil Zakr dan dia bilang dia juga lolos," kata dia.
" Saya sangat senang," kata Kareem.
Sementara Zelkin, jemaah asal Azerbaijan yang tinggal dan bekerja di Jubail mengaku ingin berterima kasih kepada pemerintah Saudi atas kesempatan yang diterimanya meski di waktu sulit. Dia memahami betapa sulitnya mempersiapkan haji di tengah ancaman virus.
" Saya tidak percaya ini. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Ini bukan keberuntungan, melainkan kehendak Allah dan kita harus menerimanya," kata Zelkin.
Sumber: Arab News
Advertisement

Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget