Sederet Barang Unik Di Koper Jemaah Haji Yang Disita Petugas Bandara: Durian Hingga Paku Baja (Liputan6.com/Mevi Linawati)
Dream - Setiap tahun selalu ada kisah tak terduga di balik pemeriksaan barang-barang jemaah calon haji Indonesia. Seperti yang terjadi di kalangan jemaah haji embarkasi Surabaya, Jawa Timur, ini.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Husnul Maram, menuturkan bahwa jemaah calon haji Indonesia membawa barang-barang yang tidak diperbolehkan karena faktor ketidaktahuan.
Menurut Husnul, dari tahun ke tahun barang bawaan yang disita petugas bea cukai di Asrama Haji Surabaya antara lain, gunting, rokok, dan beberapa benda lain. Sebenarnya, calon jemaah haji diperbolehkan membawa rokok dengan syarat sesuai ketentuan yang berlaku.
“ Ada barang yang diperbolehkan, tapi ada batasannya. Contoh rokok itu maksimal 200 batang, tapi ada yang membawa lebih dari itu, mungkin khawatir di sana tidak ada rokok,” ujar Husnul Maram, dikutip dari YouTube Liputan6.
Bahkan seorang jemaah haji nekat membawa tiga buah durian dan memasukkannya di dalam koper besar. Keberadaan durian itu ketahuan saat petugas memeriksa menggunakan X-Ray.
Menurut pemilik koper, durian yang ia bawa merupakan pesanan seorang saudaranya bermukim di Tanah Suci. Sang pemesan diketahui merupakan ibu hamil yang tengah ngidam durian Indonesia.
Meski begitu, PPIH Embarkasi Surabaya tetap tidak mengizinkan buah berbau menyengat itu turut dalam penerbangan.
Selain durian, petugas bea cukai menyita gunting, paku baja besar, hingga panci. Selain mengeluarkan barang yang dilarang, petugas bea cukai juga membongkar koper milik jemaah calon haji Indonesia yang kelebihan muatan.
Dream - Memiliki umur panjang merupakan berkah bagi sebagian orang, terlebih jika diberikan kesehatan dan kesempatan untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang dirasakan oleh Muhammad Taher Abdussalam, jemaah haji tertua Aceh asal Gayo Lues.
Pria kelahiran tahun 1923 ini berangkat tanpa pendamping bersama kelompok terbang (Kloter) BTJ-06 ke Tanah Suci, melalui bandar udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, menuju Arab Saudi, Senin 28 Mei 2023.
Meski telah berusia satu abad, pria kelahiran Tampeng Gayo Lues ini yakin dengan kondisi kesehatannya untuk menjalani ibadah haji tahun ini. " InsyaAllah saya sanggup untuk menjalankan ibadah haji tahun ini," katanya.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pria yang dikaruniai enam anak ini mendaftar haji pada tanggal 14 Oktober 2014.
Musim haji kali ini menjadi tahun yang luar biasa menyenangkan bagi Muhammad Taher. Sebab, di usia 100 tahun ini, akhirnya ia bisa menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya.
Sebelumnya, ia telah dua kali gagal berangkat ke Tanah Suci. Pertama saat pandemi Covid-19 melanda dan tahun lalu saat pemerintah Arab Saudi masih membatasi umur jemaah maksimal 65 tahun.
" Alhamdulillah, saya bahagia sekali bisa melaksanakan ibadah haji kali ini, semoga semuanya berjalan lancar," harap Muhammad Taher.
Bahkan untuk tercapainya keinginan menjalankan ibadah haji, Muhammad Taher rela menjual tanahnya untuk melunasi Biaya perjalanan ibadah haji (Bipih).
Meski begitu, ini bukan kali pertamanya ia berangkat ke Tanah Suci. Sebelumnya, dia telah dua kali berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umroh.
" Alhamdulillah saya juga sudah pernah umroh dua kali, hadiah dari anak-anak saya," ucap Muhammad Taher haru.
Ia mengaku tak ada rasa ragu sedikitpun untuk berangkat ke Arab Saudi. Sebab ia sudah memiliki pengalaman umroh dan pernah merantau di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta bisa menjadi pengalaman dalam hidupnya.
" Untuk apa takut pergi sendiri, saya sudah pernah umrah dan merantau di Pulau Jawa seperti Jogja, Bandung dan Jakarta. Bahkan sebelum Indonesia merdeka saya sudah di sana," cerita Muhammad Taher bangga.
Keseharian Muhammad Taher diisi dengan bertani kopi seperti kebanyakan masyarakat lainnya di Gayo Lues. Di juga pernah membudidayakan cokelat dan kemiri.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa semasa hidupnya tidak pernah mencicipi pendidikan. Satu-satunya program yang pernah dia ikuti adalah Pemberantasan Buta Huruf (PBH) yang dicanangkan Presiden Soekarno saat itu.
Saat ini, keinginan Muhammad Taher hanyalah bisa menjalankan ibadah haji. Seluruh hartanya sudah diwariskan untuk anak-anaknya.
" Semua harta saya sudah saya bagikan kepada anak-anak saya. Saya sudah tua, saat ini saya hanya mau fokus untuk beribadah," tutup Muhammad Taher.
Sementara itu, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari yang sempat menjumpai Muhammad Taher berpesan agar saat berada di Tanah Suci tetap menjaga kesehatan.
" Bapak jaga kesehatan ya, sering-sering minum air putih dan fokus pada ibadah-ibadah yang wajib saja dulu. Jangan terlalu lelah karena harus fokus saat puncak haji nanti," katanya.
sumber: Kemenag.go.id
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak