Tersesat di Masjid Nabawi, Mbah Harto Malah Minta Pulang ke Cijantung Mau Urus Karang Taruna

Reporter : Nabila Hanum
Kamis, 15 Juni 2023 16:00
Tersesat di Masjid Nabawi, Mbah Harto Malah Minta Pulang ke Cijantung Mau Urus Karang Taruna
Pukul 22.30 malam Waktu Arab Saudi (WAS), Mbah Harto diantar jemaah lain yang juga tidak mengenalnya, menuju ke Pos Utama Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi yang ada di pintu 333.

Dream - Selalu ada cerita menarik dari jemaah haji lanjut usia (lansia) selama berada di Tanah Suci. Hampir setiap hari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah menemukan jemaah tersesat di Masjid Nabawi.

Luasnya Masjid Nabawi, ditambah banyaknya jemaah dari berbagai negara, kerap membuat jemaah haji Indonesia terutama lansia kebingungan tidak tahu arah jalan pulang ke hotel hingga tersesat.

Seperti yang dialami Suharto, jemaah haji asal Kloter 34 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-34). Jemaah berusia 71 tahun ini ditemukan terpisah dari rombongannya usai melaksanakan sholat isya berjemaah di Masjid Nabawi.

1 dari 6 halaman

Pukul 22.30 malam Waktu Arab Saudi (WAS), Mbah Harto diantar jemaah lain yang juga tidak mengenalnya, menuju ke Pos Utama Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi yang ada di pintu 333.

Seksus Masjid Nabawi memang bertugas menangani jemaah haji Indonesia yang tersesat atau kebingungan saat berada di Masjid Nabawi.

Ika Anisa, salah satu petugas haji layanan lansia yang saat itu bertugas bergegas menghampiri Mbah Harto. Dia bersama petugas lainnya kemudian menanyakan di mana Mbah Harto tinggal.

" Bapak di mana hotelnya?," ujar Ika.

2 dari 6 halaman

" Saya rumahnya di Cijantung," ucap jemaah haji lansia ini yang membuat Ika dan petugas lainnya setengah kebingungan.

" Saya itu pengurus Karang Taruna," sambung Mbah Harto.

Ika terus berusaha menggali informasi agar bisa mengetahui nama hotel yang disinggahi Mbah Harto.

Alih-alih mendapatkan informasi seputar hotel yang ditempatinya, Mbah Harto justru minta diantar pulang ke Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

3 dari 6 halaman

Jemaah haji lansia ini mengaku ingin mengurus Karang Taruna di kampungnya. Mbah Harto menyatakan Karang Taruna di kampungnya tidak akan berjalan baik jika dirinya tidak ada di sana.

" Saya harus pulang. Kalau tidak ada saya (Karang Taruna) tidak jalan. Tidak ada yang lapor lurah," tutur Ika menirukan ucapan Mbah Harto.

Karena waktu sudah larut malam, Ika mencoba menawarkan kembali kepada Mbah Suharto untuk diantar pulang ke hotelnya.

" Bapak mau diantar ke hotel, Pak?," tanya Ika.

Namun Suharto kekeh ingin pulang ke Cijantung, demi mengurus organisasi yang ia cintai. " Enggak. Saya mau pulang ke Cijantung, mau urus Karang Taruna," jawab Mbah Harto.

4 dari 6 halaman

Saat mengecek kartu kesehatan Mbah Harto yang dibawanya, Ika menemukan nomor handphone yang tertulis pada secarik kertas kecil.

Setelah dihubungi, ternyata yang menjawab telepon adalah istri Mbah Harto yang lebih dulu sudah sampai di hotel.

Cerita menarik kembali terjadi saat Ika mencoba menyambungkan Mbah Harto dengan istrinya melalui sambungan telepon. Mbah Harto malah memarahi istrinya lantaran tidak mengucap salam.

" Heh, kok tidak mengucapkan salam!" bentak Mbah Harto kepada istrinya.

5 dari 6 halaman

Karena tidak kunjung menemukan solusi, Ika akhirnya meminta kembali ponselnya agar bisa berkomunikasi langsung dengan istri Mbah Suharto. Ia ingin menjelaskan keadaan suaminya, terutama di mana posisinya saat itu.

" Bu, ini bapaknya nyasar, ada di pintu 333, tidak mau diantar pulang. Bagaimana kalau dijemput saja?" tanyanya kepada istri Mbah Harto.

Istri Mbah Harto bersama petugas haji Sektor 5, tempat hotel mereka, akhirnya sepakat menjemput Mbah Harto.

Selama tiga jam menunggu jemputan, Mbah Harto banyak cerita tentang kehidupannya di kampung, terutama soal saudara-saudaranya yang sukses.

6 dari 6 halaman

" Saudara saya itu pada jadi (sukses) semua, kok saya enggak, ya?," katanya.

Hingga tiba pukul 01.30 dini hari WAS, Mbah Harto akhirnya dijemput petugas sektor penginapannya bersama sang istri.

Ika bersyukur, solusinya melayani Mbah Harto yang tersesat berbuah manis, meski awalnya sempat bikin bingung karena kekeh minta pulang ke kampung halamannya di Cijantung.

Sumber: Liputan6.com.

Beri Komentar