Waspada Panas Ekstrem Saat Puncak Haji, Kenali Gejala dan Penanganan Agar Tak Heatstroke

Reporter : Dinda Permata Sari
Senin, 26 Juni 2023 10:15
Waspada Panas Ekstrem Saat Puncak Haji, Kenali Gejala dan Penanganan Agar Tak Heatstroke
Haterpenting saat terjadi heatstroke adalah penanganan segera.

Dream - Pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) bertepatan dengan puncak musim panas. Suhu udara saat puncak pelaksanaan ibadah haji diperkirakan mencapai 44 derajat Celcius.

Karena itu, seluruh jemaah diimbau waspada ancaman heatstroke atau tubuh tidak mampu mengontrol kenaikan suhu yang sangat panas. Serangan panas bahkan menjadi salah satu penyebab jemaah haji meninggal dunia saat beribadah.

Sebab, jika tidak segera ditangani kondisi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan organ vital seperti otak, jantung, hingga ginjal.

 

1 dari 4 halaman

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr Tri Atmaja sebagai pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina menyampaikan bahwa kondisi heatstroke perlu diwaspadai seluruh jemaah, terutama lanjut usia (Lansia) saat puncak haji.

“ Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina untuk lontar jumroh selama tiga hari,” ujarnya.

Karena itu, jemaah haji penting untuk mengetahui beberapa gejala heatstroke yang rentan terjadi saat puncak ibadah haji, diantaranya adalah:

1. Suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius;
2. Kelelahan;
3. Kulit panas dan kering;
4. Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat; serta
5. Gangguan neurologis berupa penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma.

2 dari 4 halaman

Skema Puncak Ibadah Haji di Armuzna, Pergerakan Jemaah dan Layanan yang Disiapkan

Dokter Atma menyampaikan, apabila ada jemaah mengalami heatstroke yang terpenting adalah penanganan segera.

Karena itu, tenaga kesehatan telah disiagakan di sejumlah titik jalur menuju jamarat, untuk mengantisipasi jika terjadi heatstroke pada jemaah haji melaksanakan prosesi lontar jumroh di Mina agar bisa segera ditangani.

“ Hal terpenting dalam penanganan heatstroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi heatstroke,” ungkap dr. Atma.

3 dari 4 halaman

Waspada Panas Ekstrem Saat Puncak Haji, Kenali Gejala dan Penanganan Agar Tak Heatstroke

Selain itu, penanganan heatstroke juga dilakukan di poskes utama Mina, dengan menempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, kemudian dilakukan rehidrasi dengan cairan infus.

Namun penurunan suhu tubuh ini tidak bisa berlangsung cepat, karena itu selama proses rehidrasi bisa dibantu dengan kompres es batu atau handuk dingin di sela-sela tubuh. Metode ini akan digunakan untuk membantu menurunkan panas tubuh lebih cepat.

Sementara untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, akan dirujuk ke rumah sakit Mina Al-Wadi.

4 dari 4 halaman

Untuk menghindari terjadinya dehidrasi saat prosesi Armuzna, Jemaah haji diminta minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan tanpa harus menunggu haus. Jemaah haji juga disarankan minum satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml per hari.

“ Agar tidak jatuh ke kondisi heatstroke, jemaah haji penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jangan tunggu haus dan minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan. Satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml tiap harinya juga bisa membantu hindari dehidrasi,” ucapnya.

Saat prosesi Armuzna, jemaah haji juga diimbau membawa handuk kecil yang nantinya bisa dibasahi dan dikompreskan ke badan untuk mengurangi panas tubuh untuk menghindari terjadinya heatstroke.

sumber: Liputan6.com.

Beri Komentar