Anak Di Madaya
Dream - Kebinasaan. Inilah sisi lain peperangan. Tak peduli siapa pemenang di medan laga. Di seberang sana, pasti ada yang binasa.
Dan inilah kabar duka dari Madaya. Wilayah pedalaman Damaskus, Suriah --negeri yang koyak oleh perang saudara. Dekat perbatasan Lebanon. Seluruh penduduk di daerah itu terancam mati. Menyusul yang tewas tertembus peluru dan lumat oleh bom di medan laga negeri Syam.
Sudah 7 bulan wilayah berpenduduk 40.000 jiwa itu dikepung tentara. Bagi yang melarikan diri, tewas diterjang pelor. Yang masih hidup ditangkap. Dikerangkeng. Sementara, yang berdiam di rumah, juga terancam mati. Kelaparan.
Photos from besieged Madaya, Syria. Man & woman reportedly died of starvation, first in 2016 https://t.co/iBAmcC66Mw pic.twitter.com/mq3LW7mfCW
— أساÙ�ة (@OSilent4) January 3, 2016
Sejak dikepung pada Juli tahun lalu, wilayah itu bak neraka. Mereka tak bisa makan. Semua gudang logistik sudah kosong. Dapur memang masih mengepul. Tapi lihatlah apa yang mereka masak. Rumput dan dedaunan.
Telusuri saja lini masa Twitter dengan tagar #madaya. Di sana Anda akan melihat gambar-gambar menyayat hati. Orang dewasa, anak-anak, laki dan perempuan, mereka kurus kering. Tinggal tulang terbungkus kulit. Mati dengan perut kempis.
Bahkan, tak sedikit warga yang ingin menukar barang berharga dengan makanan. Mobil ditukar dengan 10 kilogram beras dan 3 kilogram susu.
This car is for sale for 10 kgs of #rice and 3 kgs of #Nido milk. Hungry #Madaya #Syria #Assad atrocities pic.twitter.com/iSJOQ8ZBqO
— Raed Bourhan (@raedbrh) December 27, 2015
“ Saya makan daun stroberi pada malam hari. Saya sudah tak memiliki makanan selama tiga bulan,” kata Rajai, sebagaimana dikutip Dream dari Vice News, Kamis 7 Januari 2016.
Have you ever been forced to each such grass? #Madaya kids do #Syria #Madaya_is_starving pic.twitter.com/UxSd5ypPCK
— Raed Bourhan (@raedbrh) January 5, 2016
“ Anak-anak di sini sekarang makan daun dari pohon-pohon dan yang tua dan dewasa banyak yang mati,” tambah dia. Sejak dikepung hingga kini, berat Rajai susut 22 kilogram.
Warga di Madaya benar-benar butuh bantuan. “ Setiap hari dilewatkan dnegan taruhan nyawa masyarakat. Mohon, komunitas internasional harus bertindak cepat, mohon bertindak cepat menyelamatkan hidup masyarakat di sini,” tutur Khaled, dokter di Madaya, sebagaimana dikutip ABC News.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur