Ilustrasi (www.spaulforrest.com)
Dream - Menurut sebuah film dokumenter terbaru. Orang Arab Andalusia dan Afrika dari Mali konon merupakan salah satu dari penjelajah pertama yang menemukan Benua Amerika, sekitar 180 tahun sebelum Columbus tiba di sana.
Film dokumenter tersebut merupakan bagian dari pembukaan Konferensi dan Pameran Pendidikan Tinggi Internasional oleh Menteri Pendidikan Arab Saudi Azzam Al-Dakhil pada Rabu kemarin di Universitas Taibah, Madinah.
Khaled Abul Khair, pejabat universitas, mengatakan materi untuk film dikumpulkan lebih dari dua setengah tahun dari berbagai pusat penelitian khusus seperti Pusat Studi Andalus di Maroko, Sao Paulo University di Brasil, Federal University of Bahia, Duchess Luisa Isabel Alvarez Archive di Spanyol, dan lembaga penelitian di Mali.
Sutradara film ini juga berkonsultasi kepada lebih dari 33 peneliti dan profesor universitas serta sejarawan di Spanyol, Maroko, Brasil, Mali dan Senegal.
Informasi tersebut dibenarkan oleh sejarawan Barat dan Afrika. Hal ini menunjukkan bahwa jauh sebelum Columbus, penjelajah dari Asia, Afrika dan Eropa, termasuk Fenisia, Jepang, Viking Skandinavia dan seorang penjelajah Muslim Tiongkok telah mengunjungi Amerika.
" Kami juga memiliki bukti tentang peran orang-orang Arab Andalusia dan Raja Abu Bakar II dari Mali yang melakukan perjalanan dengan pasukannya ke Brasil 180 tahun sebelum Columbus," ujar Abul Khair.
Ia menambahkan, ada juga bukti yang menunjukkan bahwa Arab Andalusia, di awal kejatuhan mereka pada abad ketiga belas, telah memindahkan banyak peradaban ke Timbuktu di Mali.
Abul Khair mengatakan film dokumenter tersebut disusun berdasarkan fakta-fakta ilmiah yang dilaporkan oleh para sarjana Barat yang ia temui selama perjalanannya ke Spanyol dan Brasil.
Hal ini juga didasarkan pada dua buku yang ditulis oleh Alvarez, yang menjadi bangsawan kota Medina-Sidonia di Spanyol. Dua buku tersebut adalah We Were Not Us (1992) dan Africa Confronts Africa (2008).
Film ini dialihbahasakan ke berbagai bahasa, termasuk Spanyol, Portugis, Perancis, Arab dan Inggris. Untuk musiknya diciptakan oleh komposer Inggris Ali Keeler dengan pengaruh dari Eropa, Asia dan Afrika.
(Ism, Sumber: Arab News)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR