4 Dampak Buruk Dehidrasi, dari Obesitas Hingga Penuaan Dini

4 Dampak Buruk Dehidrasi, dari Obesitas Hingga Penuaan Dini

© Dream

© Dream

Dream - Tubuh manusia secara signifikan terdiri dari 75% air. Untuk itu, asupan air bagi tubuh dan hal ini tak dapat diabaikan. Tak semua jenis air memberikan manfaat optimal. Pastikan air yang kamu konsumsi adalah air mineral yang bersih dan tidak berbau atau keruh.

© Dream

Minum air putih sekitar 2 liter per hari menjadi kunci hidrasi. Tak sekadar mengatasi rasa haus, minum air putih juga memiliki peran besar dalam menjaga fungsi organ tubuh. Saat tubuh kekurangan air, efeknya bisa fatal. Berikut hal yang mungkin muncul, dan perlu kamu ketahui.

1. Melemahnya Sistem Kekebalan Tubuh

Air membantu tubuh dalam proses detoksifikasi dan pengeluaran zat-zat berbahaya. Dehidrasi mengurangi energi tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi lemah.

Saat tubuh mengalami dehidrasi, kemampuannya untuk membersihkan diri dari racun dan zat berbahaya menurun. Hal ini membuat tubuh lebih rentan terhadap serangan infeksi.

2. Pengaruh Terhadap Kesehatan Jantung

Dehidrasi membuat darah menjadi lebih kental dari biasanya, yang dapat membatasi aliran darah.

Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan kolesterol darah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Ini merupakan respons tubuh untuk mencegah kehilangan cairan lebih lanjut dari sel.

3. Risiko Obesitas

Dehidrasi dapat melambatkan metabolisme tubuh, sehingga tubuh sulit mengeluarkan racun.

Racun dan zat berbahaya ini dapat menumpuk di sel-sel lemak tanpa kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya.

Tubuh memerlukan hidrasi yang cukup untuk mengeluarkan racun dan zat berbahaya tersebut. Jika tidak, risiko obesitas dapat meningkat.

4. Penuaan Dini

Dehidrasi yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan kulit.

Organ-organ tubuh, termasuk kulit, menjadi kering dan kurang elastis saat dehidrasi.

Kekurangan kelembapan dapat mengurangi kekencangan kulit karena kolagen yang kurang. Hal ini dapat meningkatkan risiko penuaan dini.

Sumber: Fimela.com