Ilustrasi. (Source: Shutterstock)
Dream - Penduduk di beberapa negara di Asia seperti Jepang cenderung memiliki tubuh yang proporsional. Jumlah penderita obesitasnya pun tidak sebanyak negara lain.
Hal tersebut membuat sebagian orang heran mengapa penduduk di Jepang tidak sulit menjaga proporsi tubuh. Apalagi, jika banyak kegiatan bisa dilakukan secara virtual.
Ahli Gizi, Maria Eleonora mencari jawaban atas pertanyaan tersebut saat berkunjung ke Jepang. Menurutnya, 3 hal berikut ini membuat penduduk Jepang lebih mudah menjaga berat badan tetap proporsional.
Foto: Shutterstock
Di Jepang, minuman kemasan tanpa kalori dan gula sangat laris di minimarket. Mulai dari kopi hitam hingga teh hijau tanpa gula menjadi favorit penduduk Jepang.
Tidak heran jika mereka lebih mudah menjaga berat badan meski sering mengonsumsi minuman kemasan.
Cukup banyak restoran yang menjual berbagai varian salad. Sehingga, kamu bisa makan makanan sehat sesuai selera. Makanan yang disajikan pun praktis untuk dibawa bepergian.
3. Terbiasa Jalan Kaki
Kebiasaan jalan kaki di Jepang yang didukung dengan banyaknya trotoar membuat penduduknya tidak mudah naik berat badan. Bahkan menurut Maria, berjalan kaki di Jepang bisa mencapai puluhan ribu langkah dalam sehari. Jadi, Sahabat Dream tertarik untuk mencoba gaya hidup orang Jepang?
Dream - Fakta mengejutkan datang dari Jepang, yang mempunyai 9 juta rumah kosong dan diambil negara. Fakta itu menjadi topik pembicaraan netizen. Realita itu terungkap dalam video viral unggahan WNI yang bekerja di Negeri Sakura itu.
“ Jepang minim pewaris. Lebih dari 9 juta rumah kosong di tahun 2023 diambil negara,” demikian dikutip dari akun TikTok @teguhtodiro.
Pria itu menunjukkan bagaimana penampakan rumah-rumah kosong tersebut yang terlihat tetap terawat serta terjaga kebersihannya meski tak ada yang menghuni.
Tidak diketahui di mana lokasi detail dari perumahan itu, namun video tersebut dibanjiri komentar netizen yang berspekulasi bahwa rumah kosong tak ada pewaris disebabkan tingkat kelahiran yang rendah hingga minimnya angka pernikahan.
“ denger2 jepang minim angka kelahiran,” tulis akun @DiyahMozå15{^×^}.
“ Karena jarang anak muda yang mau nikah & punya anak..,” cuit akun @yulia / Sharing Skincare.
“ 🥺🥺 banyak yg ga nikah katanya ya,” komentar akun @Nursali Salamah.
Rumah kosong tanpa pewaris di Jepang disebut ‘Akiya’ atau umah yang ditinggalkan tanpa ahli waris atau penyewa baru. BBC melaporkan, rekor tertinggi properti di seluruh Jepang terdaftar sebagai akiya yakni sebesar 13,6 persen pada tahun 2018.
Penurunan populasi merupakan masalah utama bagi banyak negara, termasuk negara Jepang. Pada 2018, Jepang mengalami jumlah kelahiran bayi terendah, sementara kematian terus melampaui kelahiran. BBC menyebut lebih dari 20 persen populasinya berusia 70 tahun ke atas dan angka kelahiran menurun.
Dr Chie Nozawa, Profesor Sains dan Teknik di Universitas Tokyo, memperkirakan masalah akiya akan tumbuh di daerah pusat kota besar yang belum menemukan solusi untuk menghidupkan kembali lingkungan yang lebih tua dengan populasinya yang menurun dengan cepat.
Akiya menghiasi lanskap di seluruh Jepang, yang terdaftar di 'bank akiya' dari prefektur Tokyo hingga pedesaan prefektur Okayama hingga prefektur Kumamoto yang bergunung-gunung di Kyushu, di ujung selatan kepulauan Jepang.
Akiya banyak terkonsentrasi di daerah pedesaan karena generasi muda meninggalkan kampung mereka demi menetap di kota-kota, yang dinilai terdapat lebih banyak peluang.
Sementara itu, Insider juga melaporkan ada jutaan rumah kosong di Jepang. Beberapa di antaranya diberikan oleh pemerintah Jepang secara gratis hingga dijual dengan harga termurah US$500 atau sekitar Rp75,6 juta pada 2018 untuk menarik penduduk.
Survei Perumahan dan Tanah Jepang, yang dilakukan setiap lima tahun, juga mencatat rekor tertinggi yakni terdapat 8,49 juta akiya di Jepang pada tahun 2018.
Banyak dari rumah-rumah ini dibiarkan kosong setelah kerabat meninggal atau ketika orang pindah. Survei tahun 2018 juga menemukan peningkatan jumlah akiya sebesar 3,2 persen dibandingkan tahun 2013.
Laporan tersebut juga menemukan 13,6 persen dari 62,42 juta rumah di Jepang tidak dihuni. Hal ini terutama terlihat di prefektur Wakayama, Tokushima, Kagoshima, dan Kochi, yang semuanya mencatat tingkat kekosongan rumah lebih dari 18 persen.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru