Ini Alasan Tidak Boleh Jongkok di Kloset

Reporter : Cynthia Amanda Male
Jumat, 29 November 2019 14:45
Ini Alasan Tidak Boleh Jongkok di Kloset
Ingin menghindari kuman di tempat duduknya, justru membuat buang air kecil kurang maksimal.

Dream - Buang air kecil adalah kebutuhan mendasar bagi setiap orang. Di saat hasrat ingin buang air kecil menyerang, toilet umum kerap jadi tempat andalan.

Umumnya, WC menyediakan toilet duduk. Jarang ada WC yang memasang toilet jongkok. Apalagi, di pusat perbelanjaan. Nah, biasanya kaum wanita tidak mau menggunakan toilet duduk saat buang air kecil.

Mereka memilih untuk naik ke kloset dan jongkok di atasnya. Dengan begitu, kuman dan bakteri di kloset tidak menempel di tubuh. Padahal, jongkok di atas kloset saat buang air kecil tidak direkomendasikan oleh seorang terapis fisik dan spesialis panggul,Carol Figuers.

Air Kencing Tidak Bisa Keluar Maksimal

Dilansir Women’s Health, Figuers mengungkapkan alasan tidak merekomendasikan wanita jongkok di atas kloset duduk saat buang air kecil.

Menurut Figuers, ketika kita berjongkok di atas kloset, otot dasar panggul masih aktif 30-40 persen. " Artinya, kamu tidak mengeluarkan seluruh air seni yang ada di dalam kandung kemih," katanya. Ketika berdiri kembali, masih ada sedikit air seni yang tersisa di dalam kandung kemih.

Otot Dasar Panggul Harus Rileks Saat Buang Air Kecil

Figuers mengatakan ketika buang air kecil, otot dasar panggul harus dalam posisi lemas atau rileks. " Tapi saat buang air sambil jongkok di atas kloset, otot dasar panggul tidak sepenuhnya rileks,” ujarnya.

Karena itu, agar kandung kemih benar-benar kosong, otot-otot dasar panggul harus rileks. Figuers mengatakan bahwa sisa air seni dapat mengiritasi bagian dalam kandung kemih.

Sensasi Ingin Buang Air Kecil Lagi dan Mengompol Saat Bersin

Sisa air seni yang mengiritasi bagian dalam kandung kemih akan menciptakan sensasi ingin buang air lagi. Tak hanya itu, sisa air seni di dalam kandung kemih itu akan membuat kita mengompol saat lari, bersin, tertawa atau batuk.

Jika memang merasa klosetnya kurang steril, ia menyarankan untuk melapisi tempat duduknya dengan tisu atau apa saja yang dianggap bersih. Tapi, dia pun tidak menjamin cara ini bisa mencegah kuman atau bakteri masuk ke dalam tubuh.

Kuman Jarang Menginfeksi Melalui Kloset Duduk

Meskipun toilet dianggap sebagai tempat yang kotor, penyakit tidak akan bisa menular ke manusia melalui kloset duduk secara langsung.

Menurutnya, untuk menginfeksi manusia, kuman harus melalui alat kelamin. Kuman juga bisa berpindah jika ada luka yang terbuka di area booking atau paha bagian atas. " Namun, mungkin kamu jarang sekali mendapatkan luka terbuka di kedua area tersebut," pungkas Figuers.

1 dari 2 halaman

Terkuak! Mesin Pengering Tangan di Toilet Umum Simpan Bahaya

Dream - Mesin pengering tangan di toilet umum ternyata menyimpan bahaya. Berdasarkan penelitian, bakteri yang tersisa di tangan setiap orang yang menggunakan itu akan tertiup ke atas.

Dikutip dari Deutsche Welle, Senin 29 Oktober 2018, penelitian University of Leeds, Inggris, menyebut, mesin pengering tangan meniupkan 27 kali lebih banyak bakteri ke udara.

Peneliti juga menyebut, mesin pengering tangan punya konsentrasi bakteri yang jauh lebih tinggi dibanding menggunakan tisu.

Kertas tisu, kata ahli, menyerap sebagian besar air dan bakteri yang tersisa di tangan. Kondisi ini membuat kuman tak menyebar. Cuci tangan yang benar, disarankan dengan membasuh tangan dengan air dan sabun.

Salah satu bakteri yang ditemukan dalam mesin pengering tangan yaitu E coli, pemicu diare dan muntaber

2 dari 2 halaman

Bagaimana Bisa Bahaya?

Saat menyodorkan tangan di bawah mesin pengering, udara panas mesin akan menembakkan partikel kotoran yang sangat kecil ke telapak tangan Anda.

" Juga ke seisi kamar mandi dan blok kantor," menurut para ilmuwan dari University of Connecticut, Storrs, Connecticut, Amerika Serikat. Mereka meneliti toilet kampus mereka yang hanya dilengkapi dengan tisu toilet.

Dalam penelitiannya, di tiga toilet berbeda, para ilmuwan menempatkan piringan khusus di bawah pemancar udara panas selama kurang lebih 30 detik. Hasil menunjukkan, ada sekitar 18 hingga 60 koloni bakteri di lempeng tersebut.

" Hasil ini membuktikan bahwa banyak jenis bakteri, termasuk patogen dan spora, yang bisa menempel di tangan Anda. Bakteri-bakteri ini muncul akibat paparan mesin pengering tangan," ujar para peneliti menjelaskan.

Sumber: Liputan6/Afra Augesti.

Beri Komentar