Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Hingga saat ini belum ditemukan kasus virus corona di Indonesia. Meski demikian, sederet pencegahan telah dilakukan. Salah satunya dengan menyediakan banyak alat untuk mendeteksi virus 2019Ncov yang awalnya muncul dari Wuhan, China.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia telah mempunyai alat pendeteksi virus corona. Alat tersebut diharapkan dapat mencegah masuknya virus corona masuk ke Indonesia.
" Yang sangat penting, Indonesia sudah punya alat untuk mendeteksi virus corona. Ada Prof (Prof. Amien Soebandrio) menyampaikan kemampuan Indonesia mendeteksi bila terjadi sesuatu corona ini," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.
Profesor Amien Soebandrio merupakan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Menurut Amien, ada dua alat yang dimiliki Indonesia untuk mendeteksi keberadaan virus corona yang berasal dari Wuhan, China.
" Alat untuk dipakai untuk deteksi ini 1 PCR dan 1 lagi sequencing," ujar Amien di kesempatan yang sama.
Amien menyebut Indonesia sudah banyak memiliki alat pendeteksi tersebut yang disimpan di laboratorium dan perguruan tinggi. Namun, kata dia, alat itu tak rutin memeriksa virus corona.

" Di lembaga Eijkman, kami punya dan kami punya pusat genom nasional yang bisa mendeteksi berbagai macam virus," ucapnya.
Ia menjelaskan pihaknya masih menggunakan alat yang sama, sistem, dan orang yang sama dalam mengidentifikasi virus corona. Cukup dengan beberapa jam dan berbagai pemeriksaan, seorang ahli dapat mengetahui apakah manusia tersebut terjangkit virus corona.
" Biasanya dilakukan validasi kemudian dicek ulang untuk memastikan apakah itu betul negatif atau betul positif. Kadang-kadang harus mengulangi lagi. Tapi kalau satu prosesnya 4-5 jam sudah selesai," tutur Prof Amien.
Untuk saat ini, dia menututkan bahwa alat tersebut masih diimpor dari luar negeri. Amien menekankan bahwa butuh keahlian khusus dalam mengoperasionalkan alat pendeteksi itu agar hasilnya tidak salah.
" Tentu (impor) kita belum bisa bikin. Mesin PCR bisa dipakai untuk pemeriksaan apa saja. Sequencing juga bisa dipakai untuk apa saja," jelas dia.
Laporan Lizsa Egeham/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Para ilmuwan mikrobiologi di berbagai negara sedang berusaha meneliti virus corona 2019Ncov. Hal ini dilakukan agar pengobatan bisa jadi lebih cepat serta vaksin bisa segera dikembangkan.
Salah satu yang melakukannya adalah tim dari Doherty Institute, Melbourne, Australi. Para ilmuwan dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity baru saja menumbuhkan coronavirus Wuhan dari sampel pasien.

Sampel tersebut akan memberikan kepada tim laboratorium internasional untuk membantu memerangi virus corona. Ini adalah pertama kalinya virus tumbuh dalam kultur sel di luar China.
Dokter Julian Druce dari Rumah Sakit Royal Melbourne, Kepala Laboratorium Identifikasi Virus di Doherty Institute, mengatakan ini adalah terobosan yang signifikan karena akan memungkinkan penyelidikan dan diagnosis virus yang akurat secara global.
Pejabat China merilis urutan genom dari coronavirus novel ini, yang sangat membantu untuk diagnosis.
" Memiliki virus yang sebenarnya berarti kita sekarang memiliki kemampuan untuk benar-benar memvalidasi dan memverifikasi semua metode pengujian, dan membandingkan sensitivitas dan spesifisitasnya dan bakal menjadi pengubah diagnosis,” kata Dr Druce.
Virus ini akan digunakan sebagai bahan kontrol positif untuk jaringan Australia laboratorium kesehatan masyarakat. Virus dikirim ke laboratorium ahli yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa.

Virus yang tumbuh di Doherty Institute diharapkan akan digunakan untuk menghasilkan tes antibodi, yang memungkinkan deteksi virus pada pasien yang belum menunjukkan gejala. Pasalnya banyak yang tidak menyadari bahwa pasien memiliki virus corona.
“ Tes antibodi akan memungkinkan kita untuk menguji secara retrospektif pasien yang dicurigai sehingga kita dapat mengumpulkan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa luas virus itu, dan akibatnya, antara lain, tingkat kematian yang sebenarnya,” kata Dr. Mike Catton, Deputy Director of the Doherty Institute.
Penelitian ini juga akan membantu dalam penilaian efektivitas vaksin percobaan. Virus yang diteliti tumbuh dari sampel pasien yang tiba di Laboratorium Rujukan Penyakit Menular Victoria (VIDRL) di ??Rumah Sakit Royal Melbourne di Institut Doherty pad Jumat, 24 Januari.

" Kami sudah memperkirakan untuk kejadian seperti ini selama bertahun-tahun dan itulah mengapa kami bisa mendapatkan jawaban dengan sangat cepat," kata Dr Catton.
Doherty Institute scientists first to grow and share novel #coronavirus. Announcement here: https://t.co/lMYExkWaDb @UniMelbMDHS @TheRMH @uommedia pic.twitter.com/NKrwPQGO5H
— Doherty Institute (@TheDohertyInst)January 28, 2020
Sumber: Doherty.edu
Advertisement
Wardah Luncurkan Hijab Studio AI, Bisa Pilih Warna Hijab yang Pas dengan Tone Wajah

Komunitas Teens Go Green Sebarkan Virus Cinta Lingkungan Bagi Anak Muda

Kocaknya Komunitas Pengangguran Kumpul: Ngapain Kerja Gak Kaya?


Sudah Geer Jadi Pacar Aktor Squid Game, Tahunya Cuma Mirip dan Rp5,8 Miliar Raib



Batik Rempah Memikat Iwan Tirta di Jakarta Fashion Week 2026

Menu Nasi Sop Rp3000 di Yogyakarta, Penyelamat Anak Kost Banget

Kisruh Pabrik Aqua Diduga Pakai Air Sumur Bor, DPR Desak Kajian 'Water Stress Assessment'

Wardah Luncurkan Hijab Studio AI, Bisa Pilih Warna Hijab yang Pas dengan Tone Wajah

Komunitas Teens Go Green Sebarkan Virus Cinta Lingkungan Bagi Anak Muda

Menikmati Liburan Santai, 5 Rekomendasi Hotel Pinggir Pantai di Anyer