Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Para orang tua di Indonesia diimbau untuk memperhatikan tumbuh kembang buah hati mereka dengan memberikan asupan gizi yang cukup. Kebutuhan tersebut mendesak diperhatikan karena 1 dari 3 anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia diketahui mengalami kondisi kekurangan zat besi atau anemia.
Data tersebut diperoleh dari dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menyatakan salah satu penyebab anak anemia adalah kurangnya asupan bergizi saat mereka sedang dalam tahap tumbuh kembang.
" Kekurangan zat besi pada anak berpotensi menghambat pertumbuhan kognitif, motorik, sensorik dan sosial anak. Jika tidak ditangani secara tepat, dampaknya bisa permanen," kata Dokter Spesialis Gizi Klinis, Luciana B. Sutanto dalam diskusi virtual, Kamis 18 Februari 2021.
Presiden of Indonesian Nutrition Association (INA) itu menjelaskan, kekurangan zat besi dapat dicegah dengan memberikan anak makanan yang kaya akan zat besi. Beberapa jenis makanan tersebut yakni daging merah, hati, ikan, ayam, bayam dan susu.
Selain itu, memberikan makanan mengandung banyak vitamin C juga sangat penting guna mendukung penyerapan zat besi bagi tubuh.
" Makanan yang ideal dalam piring anak yakni 35 persen lauk pauk, kemudian 35 persen makanan pokok, dan sisanya sayur serta buah-buahan," jelasnya.
dr. Luciana juga mengingatkan, kekurangan zat besi pada balita dapat menyebabkan anemia. Akibat jangka pendeknya meliputi perkembangan otak yang terhambat, risiko diare meningkat, perkembangan motorik dan koordinasi terganggu, serta kemungkinan adanya gangguan pola tidur anak.
Jika ini berlangsung lama, imunitas bisa menurun. Hal ini juga memengaruhi kemampuan kognitif dan performa edukasi serta kapasitas kerja anak. Aktivitas sehari-hari pun bisa jadi terbatas.
Kebutuhan zat besi anak juga harus disesuaikan seiring pertambahan usia. Bayi hingga usia 6 bulan membutuhkan sekitar, 027 miligram, usia 7-12 bulan kebutuhannya menjadi 11 miligram.
Lalu, anak berusia 1-3 tahun membutuhkan 7 miligram zat besi. Usia 4-8 tahun membutuhkan 10 miligram, dan saat usianya mencapai 9-13 tahun asupan zat besi menjadi 8 miligram per hari.
Anak yang kekurangan zat besi akan sering merasa lelah, lemah, terlihat pucat, gelisah, mudah memar, tangan atau kaki menjadi dingin. Bahkan, pada beberapa kasus kuku jari anak bisa rapuh.
Kondisi lain yang bisa terjadi saat seseorang kekurangan zat besi, anemia defisiensi besi. Kondisi ini bisa dialami bayi, wanita hamil, bahkan remaja. Anak yang kekurangan zat besi tidak bisa bertambah gemuk, mudah sakit, pucat dan selalu terlihat lelah.
Ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, maka pembentukan sel darah merah baru juga akan terhambat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia