Ilustrasi
Dream - Jika sedang dalam keramaian dan mendadak ingin buang gas atau buang angin terkadang seseorang menahannya hingga tidak jadi buang angin. Hal ini tampak sepele, namun ternyata berbahaya.
Buang angin (flatus) adalah pembuangan gas yang terbentuk di dalam saluran cerna melalui anus. Gas ini, yang mengandung berbagai macam komponen gas, semisal methana, nitrogen, dan gas berelemen sulfur, terkadang merupakan hasil dari aerofagi (tertelannya udara, misalnya saat bicara atau makan), hasil penguraian makanan, atau produksi bakteri-bakteri usus.
Gas ini jika tertimbun dalam usus dalam jumlah besar dapat menyebabkan tekanan dalam usus meningkat sehingga usus teregang dan timbul rasa tidak nyaman.
Efek menahan buang angin salah satunya adalah menyebabkan jumlah dan tekanan gas pada usus meningkat. Jika melebihi tekanan dinding usus sendiri, menyebabkan usus teregang dan timbul rasa tidak nyaman di perut.
Gas tersebut akan tetap berada di dalam usus, terutama daerah usus bagian ujung, dan tertimbun di sana. Akibatnya, tekanan udara melebihi tekanan otot anus sehingga tidak bisa ditahan lagi.
Terdapat pula sumber yang menyebutkan bahwa peningkatan tekanan gas dalam usus, jika melebihi jumlah tertentu, dapat menyebabkan gas tersebut berdifusi ke dalam darah, dan menimbulkan efek gangguan pada tubuh sesuai sifat gas tadi.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Respons Rifat Sungkar Saat Putranya Lakukan Kesalahan di Sirkuit Bikin Haru Warganet

Inspiratif Banget, 5 Komunitas Kebangsaan di Indonesia

FKSM 2025 Singgah di Cirebon, Hadirkan Seni Media Sampai Layar Tancap

5 Tempat Makan Pempek Legendaris di Palembang untuk Manjakan Lidah

Anti Mainstream, 7 Spot Wisata di Korea Utara yang Curi Perhatian
