Berpetualang di 'Dapur' Eiger Saat Pandemi

Reporter : Putu Monik Arindasari
Selasa, 16 Maret 2021 11:59
Berpetualang di 'Dapur' Eiger Saat Pandemi
Melihat langsung produksi brand lokal nomer wahid outdoor activity equipment.

Dream - PT Eigerindo Multiproduk Industri, perusahaan yang terkenal dengan brand Eiger mengajak wartawan melihat lebih dekat proses produksi produk mereka, khususnya di saat pandemi ini.

Dream.co.id juga diberikan kesempatan melihat langsung produksi brand lokal nomer wahid outdoor activity equipment di pabrik Eksonindo Manufacturing, lokasinya jalan Terusan Kopo-Soreang, Kabupaten Bandung, Senin 15 Maret 2021.

Produk Eiger didirikan Ronny Lukito pada 1979 di bawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industri. Awalnya sang pendiri melakukan kegiatan produksi di atas lahan seluas 60 meter persegi dan bermodal dua buah mesin jahit.

Diawali dari industri rumahan. Tas merek Exsport merupakan produk pertamanya. Kemudian muncul Eiger di 1989, dan terakhir merek Bodypack. Ketiganya diproduksi di pabrik yang sama.

Asal muasal nama Eiger diambil dari nama sebuah Gunung berketinggian 3970 mdpl. Terletak di Swiss. Masuk dalam kategori gunung ke-3 paling sulit didaki.

Kunjungan awal disambut presentasi singkat dari Christian Hartanto Sarsono, Deputy CEO PT Eigerindo Multi Produk Industry.

Pabrik Eiger

Kata Christian, Eiger terus mendukung aktivitas petualangan yang dapat memberikan keuntungan pada masyarakat lokal setempat.

" Apakah hasil analisa kebudayaan, atau potensi penduduk lokal yang dapat dikembangkan. Itulah tujuannya mengapa dalam satu eksplorasi kita memfokuskan apa sih yang bisa kita berikan," tuturnya.

 

1 dari 3 halaman

Kunjungan awal disambut presentasi singkat dari Christian Hartanto Sarsono, Deputy CEO PT Eigerindo Multi Produk Industry.

Kata Christian, Eiger terus mendukung aktivitas petualangan yang dapat memberikan keuntungan pada masyarakat lokal setempat.

" Apakah hasil analisa kebudayaan, atau potensi penduduk lokal yang dapat dikembangkan. Itulah tujuannya mengapa dalam satu eksplorasi kita memfokuskan apa sih yang bisa kita berikan," tuturnya.

Pabrik Eiger

Masa pandemi mengubah beberapa hal dalam proses produksi dan cara kerja karyawan pabrik. Pengecekan suhu dan sterilisasi dengan disinfectan chamber menjadi rutinitas baru sebelum karyawan memulai pekerjaan.

Jaga jarak juga diterapkan di dalam lingkungan pabrik. Terdapat satu baris tempat produksi yang dikosongkan untuk tetap mentaati protokol kesehatan.

2 dari 3 halaman

Menurut Winarti Yahya, Senior Advicer and Finance Comissioner PT Eksonindo Mulitproduct Industry, perusahaan juga memfasilitasi dua kali swab dalam seminggu untuk 4.500 orang karyawan.

Pabrik Eiger

Fasilitas kantin juga berubah di masa pandemi. Meja meja di kantin dilengkapi dengan sekat-sekat berbahan plastik bening dan kapasitas dibatasi setiap mejanya.

Produksi produk di pabrik ini rata-rata menggunakan model pemrograman, sehingga tidak dikerjakan secara manual. Para karyawan tidak perlu repot menggunakan mesin jahit secara manual, tinggal mengoperasikan layar yang menampilkan model komponen yang dirancang.

 

3 dari 3 halaman

Para karyawan juga tidak memerlukan keahlian khusus untuk menjahit, hanya cukup dapat beradaptasi dengan mesin komputer yang dipergunakan.

" Di sini satu line ini isinya sekitar 40 orang prosesnya seperti ban berjalan, dari belakang rangkai rangkai sampai di depan menjadi satu tas. Empat unit mesin dalam setiap line menggunakan komputer," ujar Winarti.

Mesin dengan komputer yang membantu proses pengerjaan tas tersedia sebanyak 157 unit mesin yang menggunakan komputer. Total jumlah mesin pada tempat produksi ini sebanyak 500 unit.

Selain dilengkapi mesin yang telah terprogram, bagian produksi juga dilengkapi lampu UV (Ultra Violet) untuk membunuh kuman. Lampu UV dinyalakan selama satu jam pada malam hari, ketika kondisi pabrik sudah kosong.

 

Beri Komentar