Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Corona virus (Covid-19) termasuk penyakit self limiting disease, yaitu penyakit bisa sembuh dengan sendirinya asalkan sistem kekebalan tubuh berkerja dengan baik. Sayangnya pada beberapa orang, virus tersebut berdampak fatal berupa kematian.
Bagaimana virus corona menginfeksi? Dikutip dari New York Times, virus ini menyebar melalui droplet atau percikan liur yang ditransmisikan ke udara dari batuk dan bersin.
Orang yang berada dekat dengan pasien Covid-19 dapat tertular melalui hidung, mulut atau mata mereka. Partikel-partikel virus ini dapat menyebar dengan cepat ke bagian belakang hidung dan ke selaput lendir di belakang tenggorokan sehingga menempel pada reseptor tertentu di dalam sel.
Partikel-partikel virus tersebut memiliki duri yang dapat mengaitkan virus ke membran sel, sehingga memungkinkan material genetik virus memasuki sel manusia.
" Material genetik itu akan 'membajak' sel metabolisme yang mengakibatkan melipatgandanya virus," kata dr. William Schaffner, Spesialis Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center, di Nashville.
Ketika salinan virus Covid-19 berlipat ganda, maka akan meledak dan menginfeksi sel didekatnya. Gejalanya mulai dari sakit tenggorokan dan batuk kering.
" Virus itu kemudian menjalar secara progresif ke saluran bronkial," kata dr. Schaffner.
Saat virus mencapai paru-paru, selaput lendir akan meradang dan dapat merusak alveoli atau kantung paru-paru. Hal ini mengakibatkan paru-paru harus bekerja lebih keras untuk menjalankan oksigen ke darah yang bersirkulasi di seluruh tubuh kita dan menghilangkan karbon dioksida dari darah sehingga bisa dihembuskan.
" Jika mengalami pembengkakan di sana (selaput lendir), itu membuat oksigen jauh lebih sulit untuk melintasi selaput lendir," ujar Dr. Amy Compton-Phillips, Kepala Petugas Klinik Sistem Pemeliharaan Kesehatan, Rumah Sakit di Everett, Washington, yang melaporkan kasus pertama coronavirus di Amerika Serikat pada bulan Januari.
Pembengkakan dan gangguan aliran oksigen dapat menyebabkan area di paru-paru terisi dengan cairan, nanah, dan sel-sel mati. Pneumonia atau infeksi di paru-paru dapat terjadi.
Beberapa pasien mengalami kesulitan bernapas sehingga harus menggunakan ventilator. Dalam kasus terburuk, yang dikenal sebagai Syndrome Distress Pernapasan Akut, paru-paru dipenuhi banyak cairan sehingga tidak ada bantuan pernapasan yang dapat membantu dan mengakibatkan pasien meniggal.
Shu-Yuan Xiao, seorang profesor patologi di Fakultas Kedokteran Universitas Chicago, telah memeriksa laporan patologi pada pasien virus corona di Cina. Dia mengatakan virus muncul mulai di daerah perifer di kedua sisi paru-paru dan dapat memakan waktu cukup lama untuk mencapai saluran pernapasan atas, trakea, dan saluran udara sentral lainnya.
Dr. Xiao, yang juga menjabat sebagai Direktu Pusat Patologi dan Diagnostik Molekuler di Universitas Wuhan, mengatakan bahwa, pola itu membantu menjelaskan mengapa di Wuhan, di mana wabah dimulai, banyak kasus paling awal tidak segara diidentifikasi.
Banyak rumah sakit di Tingkok tidak selalu mendeteksi infeksi paru-paru, sehingga beberapa orang dengan gejala dipulangkan tanpa pengobatan.
" Mereka akan pergi ke rumah sakit lain untuk mencari perawatan atau tinggal di rumah dan dapat menginfeksi keluarga mereka, itulah salah satu alasan ada penyebaran yang begitu luas," katanya.
Baru-baru ini, sebuah studi yang dipimpin oleh para peneliti di Sekolah Kedokteran Icahn di Gunung Sinai menemukan bahwa lebih dari setengah dari 121 pasien di China memiliki hasil CT Scan normal pada awal penyakit mereka.
Penelitian Dr. Xiao menunjukkan bahwa seiring perkembangan penyakit, CT Scan menunjukkan sejenis 'kerudung' di bagian paru-paru yang terbukti pada banyak jenis infeksi saluran pernapasan. Daerah-daerah samar itu dapat menyebar dan menebal ketika penyakit memburuk.
Apakah paru-paru satu-satunya dari bagian tubuh yang terpengaruh? Jawabannya Belum tentu. Infeksi dapat menyebar melalui selaput lendir, dari hidung ke rektum.
Kata para ahli, sementara virus nampak memburuk di paru-paru, virus itu mungkin juga dapat menginfeksi sel-sel dalam sistem pencernaan. Ini membuat beberapa pasien memiliki gejala seperti diare atau gangguan pencernaan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC Amerika Serikat) mengatakan bahwa RNA dari virus corona baru telah terdeteksi dalam spesimen darah dan tinja. Tetapi belum ada penelitian apakah virus terinfeksi dapat bertahan dalam darah atau tinja.
" Sumsum tulang dan organ-organ seperti hati dapat meradang juga" , kata Dr. George Diaz, Pemimpin bagian untuk penyakit menular di Providence Regional Medical Center di Everett, Washington, yang timnya merawat pasien pertama virus corona di Amerika Serikat.
" Virus itu sebenarnya akan mendarat di organ-organ seperti jantung, ginjal, hati, dan dapat menyebabkan kerusakan langsung pada organ-organ itu," kata Dr. Schaffner.
Ketika sistem kekebalan tubuh bergeser untuk melawan infeksi, peradangan yang dihasilkan dapat menyebabkan organ-organ tersebut tidak berfungsi. Akibatnya, beberapa pasien dapat mengalami kerusakan organ. Hal ini ditimbulkan bukan hanya oleh virus, tetapi oleh sistem kekebalan tubuh mereka sendiri karena dapat memerangi infeksi.
Laporan Cindy Azari
Dream - Pasien positif virus Corona atau Covid-19, kasus nomor 01, 02 dan 03 yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, dinyatakan sembuh. Sebelum pulang, mereka menceritakan pengalaman saat menjalani perawatan dan akhirnya sembuh.
Pasien 02 mengaku sempat depresi setelah indentitasnya terkuak ke publik.
" Seminggu pertama saya nangis terus. Karena dibicarakan beberapa media. Orang-orang juga menyebarkan identitas saya dan ibu saya," ujar pasien 02 dalam sesi konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin 16 Maret 2020.
Ia menghimbau masyarakat dan media untuk mendukung pasien secara moral. Penyebaran informasi tidak akurat dari pihak tak bertanggung jawab sangat mengganggu psikis pasien.
" Terutama identitas kami yang sempat bocor. Saya banyak dapat direct massage, juga WA. Jangan ada stigma negatif, pasien jadi korban dua kali," imbuhnya.
Sementara itu, pasien 03 memberikan pesan kepada warga Indonesia agar tidak panik. " Pesan saya jangan panik, karena kita masing-masing punya self immune," kata dia.
Selama dalam perawatan, ia banyak minum air, makan bergizi, menjalani personal hygiene ketat dan sering cuci tangan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR