Bukan Kurang Asupan Vitamin, Ketahui 3 Penyebab Nyeri Lutut

Reporter : Cynthia Amanda Male
Rabu, 24 Mei 2023 17:13
Bukan Kurang Asupan Vitamin, Ketahui 3 Penyebab Nyeri Lutut
Penari juga menyumbang pasien cedera lutut, lho.

Dream - Nyeri lutut atau rasa pegal di area yang sama sering dikaitkan dengan kurangnya asupan vitamin dan mineral dalam tubuh. Padahal, penyebab utamanya bukan itu. Aktivitaslah yang jadi penyebab utama nyeri dan cedera lutut, selain faktor genetik, usia, trauma, obesitas, serta jenis kelamin.

" Penelitian membuktikan 49,3 persen orang cedera lutut karena olahraga dan rekreasi," kata Ferius Soewito, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik di Klinik Flex Free dalam konferensi pers 'Mengatasi Nyeri Lutut Tanpa Operasi' di Hotel Des Indes, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Mei 2023.

Berolahraga© Shutterstock

Foto: Shutterstock

Nyeri atau cedera lutut pada orang yang berolahraga profesional maupun tidak disebabkan adanya beban tubuh berlebih selama olahraga. " Profesional atlet itu kan ikut pelatnas, dilatih, dan bertanding. Mereka dilatih untuk bisa melebihi kapasitas maksimal tubuhnya, jadi cedera bisa terjadi," ujar dr. Ferius.

Sementara pada orang yang berolahraga namun bukan profesional bisa mengalami nyeri atau cedera lutut karena kurang persiapan untuk menanggung beban berlebih. Seluruh beban tubuh akan terpusat pada lutut, selain pada tulang belakang, panggul, leher, dan kaki. Ini menyebabkan lutut akan mudah cedera dan nyeri ketika menanggung beban berlebih.

1 dari 6 halaman

Penyebab Lain

Naik Tangga© Shutterstock

Foto: Shutterstock

Ferius juga mengungkapkan bahwa struktur rumah menyumbang pasien cedera lutut sebanyak 30,2 persen. " Struktur rumah dan aktivitas sehari-hari di rumah menyumbang 30,2 persen pasien. Misalnya, seseorang naik turun tangga dengan posisi kaki yang tidak tepat," ujarnya.

2 dari 6 halaman

Penari juga Bisa Alami Cedera Lutut

Terakhir, orang yang berprofesi sebagai penari kerap menderita cedera lutut. " Pasien cedera lutut akibat balet sebesar 15 persen, non balet 18 persen, dan keseluruhan 16 persen. Biasanya saat balet itu berdirinya tidak stabil atau kalau penari tradisional, sebagian besar gerakannya harus setengah jongkok yang menyebabkan cedera lutut cukup tinggi angkanya," kata Ferius.

Penderita cedera atau nyeri lutut perlu melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk mengetahui kondisi lututnya, apalagi jika sudah sering kesemutan, demam, serta muncul kemerahan di sekitar lutut.

Setelah itu, penderita bisa menjalani pengobatan anjuran dokter serta mencegah keparahan dengan mengontrol aktivitas serta berat badan.

3 dari 6 halaman

5 Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Leher, Waspada Jika Muncul Gejala Ini!

Dream - Nyeri pada leher bukanlah kondisi langka dan akan hilang dengan sendirinya. Namun bukan berarti kamu bisa meremehkannya begitu saja. Dalam beberapa kasus nyeri leher perlu perhatian khusus bahkan berkonsultasi ke dokter. 

Masalah nyeri leher adalah kondisi pegal di sekitar leher ketika digerakkan ke berbagai arah. Terkadang, nyeri leher juga disertai rasa sakit di bagian bahu dan lengan.

Melansir laman prevention.com, Dream merangkum penyebab dan cara mengatasi nyeri leher.

 

4 dari 6 halaman

Penyebab Sakit Leher

Stres

Stres adalah penyebab umum dari nyeri leher. Ketika stres, yang terjadi adalah otot leher menjadi tegang dan kejang, dan juga otot bahu.

Stres juga dapat menyebabkan sakit kepala. Hal ini menjadi penyebab sakit leher saat migrain kepala.

Misalignment

Nyeri leher dapat disebabkan misalignment atau ketidaksesuaian posisi seperti salah menggunakan bantal dan kasur, mengemudi atau bekerja selama berjam-jam dengan tidak merubah posisi leher. Hal ini akan berujung pada ketegangan dan kejang otot serta tekanan pada saraf leher.

Perubahan Degeneratif

Perubahan degeneratif juga bisa menjadi sebagian besar kasus nyerribleher. Perubahan tulang belakant seiring bertambahnyabusia dapat menimbulkan tekanan pada saraf tulang belakang. 

Dr. Mikhael menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia, cakram tulang belakang kita memburuk dan rata, menciptakan tekanan pada saraf kita dari waktu ke waktu.  Dengan ini, " ligamen di dekat sumsum tulang belakang kita dapat menebal dari waktu ke waktu karena perubahan rematik, dan kombinasi diskus kita yang memburuk dan penebalan ligamen kita menciptakan penyempitan kanal tulang belakang dan memberi tekanan pada sumsum tulang belakang," jelasnya.

Perubahan alami yang terjadi pada leher karena pertambahan usia adalah normal. Selain itu, trauma seperti jatuh, cedera olahraga, atau kecelakaan mobil, juga dapat menyebabkan herniasi diskus dan nyeri leher.

 

5 dari 6 halaman

Penyebab Khusus Nyeri Leher

Saraf Terjepit

Nyeri radijar, adalah jenis nyeri yang menyebar lebih dari leher, yairu dari punggung dan pinggul menuju kaki dan tulang belakang. Nyeri kronis ini terjadi ketika saraf tulang belakang tertekan (terjepit) atau meradang. 

Mielopati

Jika nyeri leher disertai dengan sensasi menusuk di bahu dan lengan, kesemutan atau mati rasa di lengan, atau nyeri pada kaki bisa jadi pertanda kondisi yang lebih serius. 

Di daerah leher tulang belakang leher, saluran tulang belakang sangat penting untuk dipertahankan. Jika bagian dari medula spinalis tertekan dan mungkin mulai terputus, hal itu dapat menyebabkan kerusakan neurologis, seperti mielopati, yaitu cedera pada medula spinalis yang disebabkan oleh kompresi parah yang mungkin disebabkan oleh degenerasi diskus, herniasi diskus, gangguan autoimun, atau trauma lainnya.

 

6 dari 6 halaman

Cara Mengobati Nyeri Leher

Nyeri pada leher tanpa gejala lain biasanya tidak memerlukan spesialis dan akan hilang dengan sendirinya . Berikut beberapa cara untuk meredakan nyeri leher.

  • Istirahat dan relaksasi
  • Minum obat antiinflamasi (ibuprofen) sesuai kebutuhan
  • Pijat terapi
  • Penggunaan sementara relaksan otot, seperti yang ditentukan oleh dokter

 Kapan Harus Menemui Dokter?

Shutterstock© Shutterstock

Jika nyeri leher tidak kunjung membaik ketika sudah meminum pereda nyeri atau disertai dengan kelemahan lengan dan kaki, sebaiknya mengunjungi dokter spesialis saraf karena dikhawatirkan merupakan indikasi masalah yang lebih serius.

Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita

 

Beri Komentar