Ecolectic Darra Bestari di Ajang Show Perdana

Reporter : Ratih Wulan
Kamis, 1 Desember 2016 08:14
Ecolectic Darra Bestari di Ajang Show Perdana
Darra Bestari menjadi komitmen delapan brand modest wear untuk menciptakan rancangan yang ramah lingkungan, sosial dan ekonomi.

Dream - Delapan brand modest fashion Indonesia bergabung dalam wadah Darra Bestari. Harika, Aka, Brinc, Dua, Indij, Maharaya, Oisita dan Zarrahpanoet membentuk sebuah project bagi desainer busana muslim yang ingin belajar tentang kain, pola dan hal lainnya seputar fashion.

Dalam show pertamanya, mereka sepakat untuk mengusung tema Ecolectic, rangkaian dari eco-fashion dan electic. Indira Putri, pemilik Indij mengatakan masing-masing brand berkomitmen untuk merancang busana yang ramah lingkungan. Mereka juga bersepakat bersinergi dari keberagaman ide, gaya dan selera.

Sebagai wadah inkubasi bagi para pengusaha kreatif, Darra Bestari juga akan aktif mengkampanyekan ethnical fashion. Berupaya untuk selalu menghasilkan rancangan yang bertanggung jawab pada alam, sosial dan ekonomi.

" Kita mau menerapkan eco-fashion ke dalam bisnis kita. Selain dampak limbahnya bagus untuk lingkungan nantinya kita akan menerapkan upah jahit yang benar. Ngasih upah yang layak dan suasana kerja nyaman," terang Indira yang ditemui di kawasan Office Park 18, Jakarta Selatan minggu lalu.

Hal itu berdampak pada pemilihan kain-kain yang mereka pakai. Terutama bahan-bahan natural seperti linen dan katun organik. Serta pemilihan emblishment yang berasal dari kain tradisional dari setiap daerah.

" Memakai natural fiber masing-masing daerah seperti sulam dan bordir. Tadi ada juga yang memakai sisa-sisa lace yang digunting dan ditempel-tempel," imbuhnya.

Sedangkan untuk brand miliknya, Indira keluar dari kebiasaan lamanya. Dia belum menemukan perwana alami untuk menciptkan warna hitam sehingga menampilkan busana-busana bernuansa nude.

Sedangkan untuk menerapkan fashion yang minim sampah, akhirnya Indira memilih untuk memanfaatkan sisa-sisa potongan kain sebagai layer.

" sampah halus bisa dijadikan emblishment, jadi yang rampel-rampel itu dari kain sisa. Dan saya belum menemukan pewarna alami jadi tadi nude tapi tetap mempertahankan ciri khas pada cutingan," pungkas Indira.(Sah)

Beri Komentar