Delapan Desainer Minangkabau Jaga Kelestarian Bundo Kanduang

Reporter : Ratih Wulan
Kamis, 26 Mei 2016 12:26
Delapan Desainer Minangkabau Jaga Kelestarian Bundo Kanduang
Kedelapan desainer mencoba menampilkan karya terbaik mereka dengan ciri khas masing-masing.

Dream - Kemewahan kain songket berpadu dengan tingginya suntiang di atas kepala, menjadi kekhasan tersendiri bagi pengantin Sumatera Barat. Baju pengantin yang biasa disebut sebagai 'Bundo Kanduang' ini menjadi warisan budaya Minangkabau yang terus dilestarikan.

Minangkabau Fashion Festival, menjadi salah satu upaya untuk terus menjaga kekayaan adat tersebut. Sang penggagas acara, Raizal Boeyoeng Rais pun mengajak desainer muda di Sumbar untuk peduli dan turut berperan menjaga warisan leluhur itu.

Ajakan tersebut disambut delepan desair lokal yang berhasil lolos dalam seleksi lomba 'Sepasang Busana Pengantin Minangkabau Tradisional dan Modifikasi' yang digelar pada Selasa, 24 Mei 2016.

" Tujuannya agar nanti anak-anak muda tetap mencintai Bundo Kanduang, agar tidak hilang budaya kita," ungkap Boeyoeng saat memberi sambutan.

Dalam pembuatan Bundo Kanduang terdapat beberapa pakem diantaranya harus membentuk baju kurung basiba dan kurung melayu (kebaya panjang). Begitu pula dengan warna, yang lazim dikenakan yakni merah dan emas sebagai ciri khas masyarakat Padang. Sedangkan warna hitam sebagai ciri daerah Solok.

Kedelapan desainer mencoba menampilkan karya terbaik mereka dengan ciri khas masing-masing.

Rumah Jahit Fadusyi by Disuarni, Willy Andriana, Riko, Shinta Primasari dan Hengki Romeo Hair and Beauty tampil dengan busana bernuansa merah.

Sedangkan Benny Bukit Tinggi mengkolaborasikan sentuhan modern dan tradisonal dalam nuansa hitam elegan. Dan RJ Butik by Rafmi Julia tampil paling modern dan berbeda dengan warna warna silver dan berhias dengan suntiang warna senada.

Khardio Fashion House by Idham juga tampil tak kalah memikat dengan gaun panjang berwarna biru tua.

Perlombaan ini akan disaring dalam lima besar dengan penilain tim juri Itang Yunaz, Chintami Atmanegara, Yoyo Prasetyo dan Corrie Kastubi.

 

Beri Komentar