Didi Kempot (Foto: Kapanlagi.com)
Dream - Didi Kempot meninggal secara mendadak. Hal ini membuat kaget banyak orang, karena sebelumnya musisi campursari ini terlihat sehat dan aktif menggalang dana untuk penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sang maestro musik jawa melankolis ini diduga meninggal dunia karena henti jantung mendadak. Banyak yang mengira kalau henti jantung, serangan jantung dan gagal jantung adalah gangguan yang sama.
Faktanya, ketiga masalah jantung tersebut sangat berbeda. Simak perbedaan ketiganya, seperti dikutip dari KlikDokter.com
Dalam dunia medis, serangan jantung dikenal dengan istilah sindrom koroner akut. Kondisi ini merupakan suatu keadaan ketika pembuluh darah jantung mengalami penyumbatan, sehingga aliran darah menjadi terhambat. Aliran darah yang berkurang ini menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
Seorang yang mengalami serangan jantung akan mengeluhkan adanya nyeri dada kiri yang menjalar ke tangan kiri. Selain itu, orang tersebut juga akan mengeluhkan adanya sesak napas, keluar keringat dingin dan perasaan tercekik.
Serangan jantung memerlukan penanganan yang cepat. Jika tidak, kondisi jantung pasien dapat memburuk, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Gagal jantung adalah keadaan saat jantung tidak dapat melakukan fungsi pemompaan darah dengan baik. Jantung yang tidak dapat memompa darah akan menyebabkan terjadinya penumpukan darah pada ekstremitas (anggota badan, seperti lengan dan tungkai) dan paru.
Kondisi tersebut akan menyebabkan berbagai keluhan pada penderitanya, seperti sesak napas, mudah lelah dan batuk. Terdapat banyak penyebab gagal jantung, di antaranya adalah diabetes melitus, tekanan darah tinggi dan gangguan katup jantung.
Henti jantung mendadak adalah keadaan ketika jantung berhenti berdenyut. Dalam keadaan normal, jantung akan berdenyut dan memompa darah secara ritmik.
" Apabila jantung tidak mendapatkan aliran darah yang cukup, akibat adanya sumbatan pembuluh darah jantung, yang layaknya terjadi pada sindrom koroner akut, maka jantung dapat mengalami gangguan irama jantung. Gangguan irama jantung ini yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak," ungkap dr Alvin Nursalim, SpPD.
Bila mengalami henti jantung, maka tidak ada aliran darah ke berbagai organ vital, salah satunya adalah otak. Henti jantung mendadak memerlukan pemompaan jantung secara manual atau dikenal dengan resusitasi jantung paru (RJP).
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib