Fenomena 'Virus Kemewahan', Psikolog Beri Peringatan

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 13 Februari 2022 16:00
Fenomena 'Virus Kemewahan', Psikolog Beri Peringatan
Jangan sampai tertular virus ini.

Dream - Melihat media sosial setiap hari, kita biasa melihat para selebgram artis, atau kerabat dekat menggunakan barang-barang mahal dan bermerek. Belum lagi liburan mewah, serta huniannya yang begitu megah.

Seringkali kita jadi terpengaruh. Mulai dari membeli lipstik mahal, lanjut skincare, tas, sepatu dan barang-barang lainnya. Faktanya, kita tak terlalu membutuhkannya. Bila ini terus menerus terjadi, mungkin kamu terkena Affluenza atau " virus kemewahan" .

Roslina Verauli

Roslina Verauli

Roslina Verauli M.Psi, seorang psikolog profesional, mengungkap lewat Instagramnya @verauli.id, affluenza merupakan istilah lama yang dimaksudkan sebagai kecenderungan berbelanja kompulsif untuk memiliki lebih banyak barang. Barang yang lebih baik dan barang yang lebih baru pada orang-orang kaya kekinian.

" Perilaku kompulsif ini memunculkan lingkaran setan pola perilaku konsumtif yang berlebihan, menimbulkan utang lebih besar, stres dan kecemasan, bahkan memengaruhi relasi sosial bersama orang lain," tulis Vera.

 

1 dari 4 halaman

Menurutnya, hal tersebut secara psikologis tentu saja memengaruhi kesejahteraan emosional secara keseluruhan. Hal ini banyak terjadi pada masyarakat modern, dalam situasi sekarang. Bila ingin mendapat ketenangan dan kebahagiaan, kemewahan tak selalu jadi penentu.

" Tantangan paling 'basic' dari kehidupan modern adalah pencarian akan arah dan makna hidup, dan perasaan diri berharga. Bukan tentang kebutuhan atas barang-barang berharga. Ya, perlu dijadikan catatan, mengenakan barang-barang berharga tak lantas menjadikan diri berharga, apalagi menjadikan hidup lebih bermakna dan memiliki arah, right!," ungkap Vera.

Untuk itu Sahabat Dream, jangan sampai terkena " virus kemewahan" ini. Belilah barang secukupnya, yang fungsional. Bukan karena ingin mengikuti seseorang, mengejar kemewahan hanya demi eksis dan kekinian.


Laporan Abinsha Nurmaulida

2 dari 4 halaman

Tubuh Beri Sinyal Saat Stres Berat, Jangan Diabaikan!

Dream - Kondisi stres bisa dialami siapa pun dan seringkali kita mengabaikannya. Berusaha kuat, tak mencari pertolongan, menjalani aktivitas sehari-hari, tapi tubuh dan pikiran selalu menjadi kesatuan.

Saat pikiran dan psikologis bermasalah, tubuh akan memberi sinyal. Terutama jika stres yang muncul dibiarkan berlama-lama. Seringkali kita tak sadar sebenarnya kondisi fisik juga memunculkan gejala stres yang begitu konstan.

Penasaran apa saja tandanya? Jika muncul gejala berikut, tak ada salahnya untuk istirahat sejenak atau mungkin meminta pertolongand ari profesional seperti psikolog dan psikiater.

1. Gemeretak gigi
Penyebab gemeretak gigi yang paling sering adalah stres. Kamu mungkin menggemeretakan atau menggesekan gigi secara tidak sadar di siang hari atau saat tidur.

Salah satu tanda bahwa kamu melakukannya adalah rahang yang sakit keesokan paginya. Kamu mungkin juga memperhatikan gigi jadi terlihat lebih pendek dari biasanya, sebaiknya gunakan penjaga mulut untuk melindungi gigi atau melakukan terapi.

2. Keringat berlebih
Keringat terjadi karena berbagai alasan: berolahraga, suhu tinggi, atau ketika otak merasakan ancaman. Jika kamu berkeringat terus-menerus, itu mungkin pertanda bahwa kamu terlalu cemas.

 

3 dari 4 halaman

3. Rontok yang lebih banyak dari biasanya
Menemukan lebih banyak rambut di kamar mandi atau pada sisir mungkin merupakan tanda stres tersembunyi. Gejolak emosional dapat mengganggu fase pertumbuhan siklus rambut.

Bahkan jika tidak ada yang terjadi baru-baru ini, ingatlah bahwa rambut rontok biasanya tertunda. Jadi, kamu mungkin mengalami kerontokan rambut 6-12 minggu setelah peristiwa yang bikin stres.

Diare Bisa Terjadi Saat Level Stres Sedang Tinggi

4. Bintik-bintik merah
Jika kamu tidak menderita alergi tetapi masih terdapat bintik-bintik merah di kulit, kamu mungkin sedang mengalami emosi yang tidak stabil. Terlebih lagi, bila kamu mendapatkan bintik-bintik merah di mulut, hal itu dapat dipastikan sebagai akibat dari stres. Kondisi emosi dapat menyebabkan tubuh merilis beberapa bahan kimia yang mengubah respons tubuh terhadap fungsi-fungsi lainnya.

 

4 dari 4 halaman

5. Mata berkedut
Stres dapat memberikan sinyal yang tidak biasa ke otak dan otot wajah, misalnya seperti matamu yang berkedut tak terkendali. Anda mungkin memperhatikan pergerakan secara tidak sadar kelopak mata bawah atau dalam kasus-kasus yang jarang terjadi kelopak maat bagian atas. Dalam beberapa kasus, berkedut berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

6. Mulut selalu kering
Jika kamu terus-menerus haus dan tidak makan asin, coba lebih perhatikan kesehatan mental. Periode stres yang berkepanjangan memblokir kelenjar ludah, dan bisa membuat mulut selalu terasa kering. Kamu mungkin juga kesulitan menelan karena dehidrasi. Jangan ragu untuk konsultasi dengan profesional untuk menanganai level stres yang begitu tinggi.

Laporan: Anzila Riskia Putri/ Sumber: Brightside

Beri Komentar