Mulai 30 September 2020, Google Meet Gratis Dibatasi Cuma 60 Menit

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 28 September 2020 11:12
Mulai 30 September 2020, Google Meet Gratis Dibatasi Cuma 60 Menit
G Suite Enterprise dengan biaya berlangganan 25 Dollar per bulan.

Dream - Google akan mulai mengenakan biaya untuk Meet mulai 30 September dan setelah itu versi gratis untuk layanan konferensi video akan dibatasi tidak lebih dari 60 menit.

Kabar tersebut dipastikan Google kepada The Verge. Raksaksa teknologi itu " tidak memiliki apa pun untuk dikomunikasikan terkait perubahan promo dan fitur lanjutan yang akan berakhir," dikutip dari Merdeka.com, Senin 28 September 2020.

Sebelumnya, pemiliki akun Google dapat membuat rapat gratis dengan 100 orang dan tanpa batas waktu.

 

1 dari 7 halaman

Tak cuma panggilan konferensi yang akan dibatasi layanan gratisannya, mulai 30 September nanti, beberapa fitur canggih lainnya juga akan dicabut untuk pengguna gratisan di G Suite dan G Suite for Education.

Layanan yang dicabut berupa rapat dengan 250 peserta, live-stream ke 100.000 orang dalam satu domain, serta kemampuan menyimpan rekaman rapat ke Google Drive.

Fitur tersebut akan hadir di G Suite Enterprise dengan biaya berlangganan 25 Dollar per bulan.

2 dari 7 halaman

Google Meet dan platform konferensi video lainnya telah berusaha mengejar peningkatan Zoom selama pandemi Covid-19, dengan Meet telah melewati 100 juta peserta setiap hari pada April.

Tenggat waktu yang ditetapkan Google Meet berarti bagi pengguna yang tidak ingin mengupgrade ke paket Meet berbayar, mereka harus membatasi panggilan rapat hingga 60 menit.

Sumber: Merdeka.com

3 dari 7 halaman

Tips untuk Admin Video Conference di Zoom Agar Terhindar dari Zoombombing

Dream - Platform video conference Zoom menjadi aplikasi yang sangat digandrungi banyak orang saat ini. Terlebih, dengan kondisi pandemi corona, semua aktifitas dilakukan dari rumah. Baik bekerja, belajar bahkan untuk sekadar bercengkeraman dengan teman. Zoom menjadi sebuah pilihan.

Di tengah penggunaan Zoom yang tengah menjadi tren baru saat melakukan video conference atau video meeting, ternyata ada ancaman menyeramkan bagi para penggunanya. Salah satunya adalah adanya penyusup yang bisa melihat video obrolan penggunannya dengan cara meretas akun pengguna.

Istilah peretasan di aplikasi Zoom ini kini terkenal dengan istilah Zoomboombing. Orang tak dikenal bisa mengakses bahkan menampilkan video di layar percakapan pengguna. 

Dilansir dari Liputan6, terdapat beberapa tips bagi para pengguna agar terhindar dari Zoombombing. Berikut ulasan informasinya.

4 dari 7 halaman

Ancaman Zoombombing

Zoombombing sendiri merupakan serangan atau gangguan dari pihak luar yang membajak video conference.

Gangguannya pun beragam, si penyerang bisa mengirimkan konten tidak pantas seperti video porno, kata-kata makian, ujaran kebencian, sampai paham rasisme.

Alih-alih karena peretasan, Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyebut, Zoombombing lebih mengarah pada kelalaian admin atau host video conference Zoom.

" Kalau admin mengerti, sebelum menjadi tuan rumah video conference Zoom, mereka (admin) perlu mempelajari dulu dengan baik, apa saja fitur di dalamnya dan bagaimana cara mengamankan video conference. Kalau sudah paham, baru hosting," kata Alfons dalam video conference yang diikuti Tekno Liputan6.com, Kamis (16/4/2020).

5 dari 7 halaman

Tips bagi Para Admin

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para admin agar terhindar dari Zoombombing.

Pertama, kata Alfons, pastikan agar admin atau peserta video conference tidak membagikan link meeting dan password-nya sembarangan. Hindari membagikan link dan password secara terbuka di media sosial atau grup obrolan.

" Kalau jatuh ke tangan yang salah, ini akan jadi masalah," kata Alfons.

Kedua, ketika admin akan melakukan hosting video conference, dia harus mengaktifkan Waiting Room atau ruang tunggu. Caranya dengan masuk ke menu Meeting Setting dan pilih opsi Waiting Room.

Waiting Room berfungsi untuk menyeleksi siapa saja yang bisa masuk ke video conference.

Tanpa ada Waiting Room ini, siapapun yang memiliki link undangan meeting bisa masuk, sekalipun orang yang tidak dikenal.

6 dari 7 halaman

Tips bagi Para Admin

Ketiga, ketika para peserta yang diseleksi sudah bergabung ke panggilan video meeting, admin bisa menentukan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan peserta berbagi layar (Share Screen), obrolan (Chat), atau mengubah nama mereka (Rename Themselves).

" Matikan semua fitur yang tidak diperlukan, entah itu fitur screen sharingchat, atau mengganti tampilan nama mereka," kata Alfons.

Tindakan ini dilakukan agar para peserta tidak bisa membagikan layar komputer mereka ke panel meeting. Jika admin tidak mengontrol hal ini dengan baik, bisa saja Zoombombing terjadi, karena siapa saja bebas membagikan layar mereka ke panel.

Begitu juga dengan chat. Menurut Alfons, jika ada orang tidak bertanggung jawab yang membagikan link atau tautan phising dan peserta lain mengekliknya, informasi kredensial pun bisa didapatkan oleh si penyerang.

Keempat, admin harus mengunci (lockmeeting. Siapa pun tidak bisa bergabung setelah admin mengunci video meeting, meski yang bersangkutan memiliki link atau password meeting

Alfons mengatakan, pengaturan seperti ini memang terkesan lebih rumit bila diterapkan, tetapi hal ini penting dilakukan demi keamanan video conference dari gangguan Zoombombing.

" Admin di Zoom ini sangat berperan sekali dalam keamanan video meeting dari Zoombombing. Tanggung jawab admin besar, oleh karenanya harus tahu dulu sebelum meng-hosting video meeting," kata dia.

7 dari 7 halaman

Perbarui Aplikasi Versi Terbaru

Tips Kelima, tips ini berlaku bagi semua pengguna Zoom. Seluruh pengguna aplikasi Zoom wajib memperbarui aplikasi Zoom ke versi terbaru.

Hal ini perlu dilakukan, karena versi terbaru aplikasi selalu memberikan pembaruan (update) atau perbaikan fitur-fitur yang ada.

Misalnya, pihak Zoom memberikan update mengenai waiting room, izin untuk share screen, izin agar pengguna bisa saling chat, dan izin ganti nama.

Beri Komentar