Diajeng Lestari. (Foto: Instagram.com/@DiajengLestari)
Dream - Geliat industri fesyen muslim di Tanah Air yang berkembang dengan pesat, membuat pasar asing masuk ke Indonesia.
Hal ini terlihat dari banyaknya pilihan busana muslim yang memiliki market C, D, E terjual dengan bebas di pasar busana Tanah Abang. Pun sama halnya dengan penjualan busana muslim di mal-mal besar, banyak mess brand yang mengeluarkan koleksi modest wear.
Melihat hal ini, Diajeng Lestari, CEO dari Hijup.com, merasa tantangan sudah di depan mata. Bagaimana mengedepankan desainer lokal agar tetap bisa bersaing.
Tak dipungkiri, desainer Indonesia lebih unggul karena memiliki sumber daya manusia yang telaten dan kreatif.
" Indonesia itu memiliki quality dan design yang out of the box. Bisa fit ke market atau demand yang sifatnya cosmopolitan muslim modern," papar Diajeng saat ditemui Dream.
" Kalau China itu keunggulannya di manufaktur jadi kalau dari sisi design mereka bingung mau inspirasi apa, makanya Indonesia punya kekuatan sebagai trendsetter."
Karena memiliki keunggulan di bidang desain, Hijup.com juga membantu para desainer lokal Indonesia untuk memperkenalkan karyanya ke kancah Internasional. Diakui Diajeng, bahwa saat ini sudah lebih dari 100 negara luar yang berbelanja melalui online.
" Kita sudah mengirim ke lebih dari 100 negara dengan pengiriman paling banyak ke Singapura, Malaysia, lalu US paling banyak ketiga dan keempat itu UK," kata wanita lulusan FISIP UI ini. (Ism)
Advertisement
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti

Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget

Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000

Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
