Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Lemak perut nampaknya jadi musuh bersama kita semua, ya, Sahabat Dream di masa beraktivitas dari rumah seperti saat ini? Dengan kegiatan fisik yang menjadi terbatas, tumpukan lemak perlahan-lahan semakin bertambah dan membuat kita terlihat lebih berisi.
Meski menyebalkan, usaha menghilangkan lemak dengan berolahraga di luar rumah apalagi di tempat olahraga yang ramai tentu tak bisa dilakukan dengan bebas. Kita sebetulnya bisa mengolah fisik di rumah.
Agar workout dan konsumsi makanan sehat ini bisa maksimal, yuk kita ketahui dahulu apa sih yang menyebabkan penumpukan lemak di tubuh.

Meski tetap fokus mengecilkan perut, tapi Sahabat Dream juga perlu fokus menjaga kesehatan untuk menghindari paparan COVID-19.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Nggak cuma orang dewasa saja yang khawatir kelebihan berat badan selama menjalani aktivitas #dirumahaja. Bobot anak-anak juga wajib diperhatikan Sahabat Dream.
Jangan sampai mereka mengalami obesitas akibat karena hanya beraktivitas makan, sekolah, main, dan tidur saja.
Kamu juga harus menjadwalkan workout di kecil demi kesehatan dan kesehatan tubuhnya.
Dokter Cynthia Rindang Kusumaningtyas, spesialis anak yang praktik di RS Pondok Indah–Puri Indah mengingatkan para orangtua untuk memperhatikan asupan dan aktivitas anak saat di rumah saja.
Ia memberikan tips untuk membuat anak tidak makan berlebihan dan terhindar dari obesitas selama pandemi.
© © Dream.co.id/Savina Mariska
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Masker saat ini boleh dibilang merupakan 'senjata' penting untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 di mana pun. Termasuk juga menjaga jarak minimal 2 meter.
Sebuah studi terbaru mengungkap tetesan liur (droplet) dari batuk dapat menyebar lebih jauh dari 6 kaki dan berpotensi membawa virus Covid-19 untuk menginfeksi orang lain.
Dalam studi terbaru, para peneliti di Singapura memperkirakan bagaimana tetesan dengan berbagai ukuran dapat berpindah dari orang yang batuk ke seseorang yang berdiri masing-masing 1 meter atau 2 meter, atau 3,2 kaki dan 6,5 kaki.
Studi tersebut menemukan bahwa pada jarak sekitar 3 kaki (0,9 meter), seseorang yang berdiri di depan 'simulasi batuk' benar-benar terkena langsung virus.
Orang tersebut bahkan tertutup oleh sekitar 65% dari semua tetesan yang dihasilkan oleh batuk itu.
Sebagian besar tetesan/ droplet merupakan zat lemak. Penelitian mengungkap bahwa tetesan tersebut membawa viral load yang “ luar biasa”.
Saat orang yang batuk dan orang di dekatnya berjarak 2 meter, lebih sedikit tetesan mencapai orang lain, tetapi batuk masih menghasilkan virus yang cukup untuk berpotensi menginfeksi orang lain.

© © Shutterstock
Dalam kedua kasus tersebut, droplet mengalir turun dari hidung dan mulut orang yang batuk, sehingga sebagian besar jatuh ke tubuh bagian orang yang berada di sekitar yang batuk.
Karena itu, para peneliti berpikir orang mungkin tidak menghirup droplet tapi bisa terinfeksi karena kulit atau pakaiannya terkena droplet.
Lalu kemudian menginfeksi diri mereka sendiri ketika menyentuh droplet dan memegang hidung atau wajah. Tak harus terhirup, tapi virus juga bisa menginfeksi dengan cara lain.
“ Jelas, kita tidak sakit karena virus mendarat di pakaian. Menggosok tangan di seluruh celana dan mengambil virus lalu menyentuh hidung, mata, atau memasukkan jari ke dalam mulut, kemudian virus terhirup, baru menginfeksi," kata Linsey Marr, PhD, yang telah mempelajari penularan virus secara aerosol.
Tentu saja, bersin dan batuk bisa berbahaya, tetapi dua orang harus sangat berdekatan, hampir bertatap muka, untuk menularkan virus dengan cara ini.
“ Itu harus tepat di depanmu. Kita harus benar-benar dekat, dan tetesan itu terbang seperti bola meriam mini dan mendarat di mata atau di lubang hidung, yang mengarah ke bawah," kata Marr.
Virus dapat menyebar melalui udara dalam dua cara. Pertama dalam tetesan besar yang lebih berat yang dikeluarkan dari hidung atau mulut, dan kedua melalui aerosol, yaitu tetesan yang sangat kecil sehingga cepat mengering di udara.

© © MEN
Tetesan yang lebih besar mengandung lebih banyak salinan virus, tetapi juga berat dan jatuh ke lantai dan permukaan di dekatnya dengan cepat setelah bersin atau batuk.
Aerosol yang lebih kecil, dapat dihasilkan dari bagian belakang tenggorokan saat kita berbicara, berbicara, atau bahkan bernyanyi.
Ukurannya yang kecil memungkinkan aerosol tersebut terus melayang di udara selama beberapa menit atau bahkan berjam-jam, dan dapat tetap hadir setelah seseorang meninggalkan ruangan.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu