Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Mungkin kulitmu bisa cocok dengan semua jenis produk skincare, tapi belum tentu baik untuk kesehatan kulit.
Sahabat Dream tetap harus memerhatikan produk yang akan dibeli agar bisa menjaga kesehatan kulit dan mencegah penuaan.
Selain tanggal kedaluwarsa, kamu harus memerhatikan kandungan produk yang dibeli.
Tidak hanya skincare wajah seperti toner atau moisturizer, kandungan pada sabun mandi pun harus diperhatikan.
Educator & Trainer Mundipharma, Mery Sulastri mengungkapkan bahwa ada 8 bahan kimia pada sabun mandi yang harus dihindari.
" Sebenarnya, ada 8 chemical. Tapi, saya highlight dua saja. Pertama adalah SLS. Kandungan ini yang sering bikin kulit terasa kesat saat memakai sabun mandi," ungkapnya dalam peluncuran Betadine Natural Series di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 27 Februari 2020.
Tidak hanya membuat kulit terasa kesat dan tertarik, SLS juga menyebabkan iritasi, mengganggu keseimbangan pH serta mengikis kandungan minyak alami, sehingga kulitmu kering.
" Kalau terkena mata, SLS bisa menyebabkan kerusakan mata. Jadi, sangat dilarang dalam sabun. Rasa kesat juga bukan berarti bersih, justru kandungan minyak alami kulit berkurang."
Selain SLS, paraben juga sangat berbahaya bagi kulit. Padahal, paraben sering ditemukan sebagai pengawet pada produk perawatan tubuh agar tidak cepat kedaluwarsa.
" Paraben bersifat seperti estrogen, hormon wanita. Paraben juga diklaim bisa menyebabkan efek buruk buat wanita hamil dan dikaitkan dengan kanker payudara. Makanya, paraben dan turunannya sudah nggak boleh digunakan di produk manapun," tutur Mery.
Di samping kedua bahan tersebut, perhatikan juga reaksi tubuh pada kandungan tertentu. Terutama, jika mulai merasa perih, kemerahan atau gatal.
Gunakan juga sabun yang sesuai dengan pH kulit, yaitu sekitar 5,5-6,5. Sedangkan untuk sabun kewanitaan pH-nya sekitar 3,5-4,5.
Dream - Beberapa area kulit memiliki sensitivitas. Buat bagian kulit yang lebih sensitif diwajibkan untuk kamu merawat lebih ekstra, termasuk pada kulit kelamin.
Banyak sabun yang diperuntukkan khusus area tersebut agar terhindar dari jamur maupun bakteri. Padahal menurut Spesialis Kulit dan Kelamin, Inneke Jane, area kelamin tidak membutuhkan perawatan maupun sabun tertentu.
" Sebenarnya nggak perlu perawatan khusus karena Tuhan sudah menciptakan sedemikian rupa sehingga ada bakteri, jamur dan kelenjar tertentu yang kalau jumlahnya seimbang, area kelamin akan tetap normal," ujar Inneke di Youth & Beauty Clinic, Jakarta Selatan, Senin 23 September 2019.
Kondisi kulit kelamin mulai tidak seimbang ketika lembap dan jamurnya semakin banyak, atau saat area tersebut terlalu bersih serta bakterinya mati.
Oleh karena itu, disarankan untuk tetap membersihkan area kelamin dengan cara yang tidak berlebihan agar tetap lembap.
" Untuk membersihkannya nggak ada yang khusus sih. Ada yang enggak pakai sabun sama sekali, dibersihkan doang. Pakai sabun mandi juga nggak apa-apa, asal enggak perih atau terlalu over," tuturnya.
Selain membersihkan secara teratur, pemakaian celana dalam maupun pantiliner juga harus diperhatikan. Penggunaan pantiliner secara berlebihan juga tidak bagus.
" Dokter selalu mengingatkan untuk pakai celana dalam yang menyerap keringat, tapi kalau dilapisi pantiliner kan enggak menyerap," pungkas Inneke.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya