Virus Corona
Dream - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) resmi menetapkan wabah virus corona di Wuhan, China dalam status darurat global. Keputusan ini diambil, menyusul adanya peningkatan jumlah kasus kematian akibat terjangkiti virus corona terus bertambah.
WHO mendefinisikan darurat internasional sebagai kejadian luar biasa yang berisiko bagi negara lain dan memerlukan respon dunia yang terkoordinir.
Ketika keputusan ini diumumkan pada Kamis sore waktu setempat, jumlah kematian akibat terjangkiti virus corona mencapai 213 jiwa. Sedangkan hari ini, Jumat, 31 Januari 2020, Komisi Kesehatan China melaporkan jumlah kasus pasien terinfeksi telah mencapai angka 9.692.
Dilaporkan Aljazeera, sebanyak 102 ribu orang saat ini tengah diobservasi medis untuk mengetahui kemungkitan terjangkiti virus ini.
Kasus virus corona pertama kali dilaporkan China ke WHO akhir Desember lalu. Sejak itu, 18 negara lain melaporkan kasus yang sama, sementara para ilmuwan berupaya mengkaji bagaimana virus itu menyebar dan seberapa parahnya.
" Alasan utama deklarasi ini bukan karena apa yang terjadi di China namun apa yang terjadi di negara lain," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ghebreyesus melanjutkan hal yang menjadi kekhawatiran terbesar WHO adalah semakin meluasnya sebaran virus ini. Terutama jika sampai menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan lebih lemah yang tidak siap untuk menghadapinya.
" Deklarasi ini bukan merupakan mosi tidak percaya kepada China. Sebaliknya, WHO selalu percaya China memiliki kapasitas mengendalikan wabah," kata Ghebreyesus.
Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan Beijing sangat mampu memenangkan pertarungan. Dia juga menjelaskan China akan terus bekerja dengan WHO dan negara-negara lain untuk mengelola keamanan akan kesehatan masyarakat global maupun regional.
Dream - Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) terjebak di Kota Wuhan, China, yang kini diisolasi karena wabah virus Corona. Di antara mereka adalah 12 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tengah menimba ilmu di kota metropolis berpenduduk sebelas juta tersebut.
Salah satu mahasiswa Unesa yang terjebak di Wuhan itu adalah HS. Mahasiswi asal Bekasi, Jawa Barat, tersebut sejatinya bakal kembali ke Tanah Air pada pertengahan Februari mendatang, setelah studi akhir smester rampung. Tapi, niat itu sepertinya harus ditunda karena kota itu diisolasi.
" Sebenarnya saya sudah pesan tiket pesawat tanggal 2 Februari bareng 4 teman lain. Sampai di Surabaya tanggal 3 Februari. Visa saya juga pertengahan Februari sudah habis," kata HS melalui sambungan panggilan video, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 30 Januari 2020.
HS dan rekan-rekannya sudah enam bulan mencecap ilmu di Central China Normal University (CCNU), Wuhan. Mereka belajar dengan fasilitas beasiswa. HS dan teman-temannya tak pernah menyangka bakal terjebak di kota yang sedang dicengkeram wabah mematikan tersebut.
Meski kondisi terkini di Kota Wuhan disebutkan mulai sedikit membaik, Pemerintah China masih enggan membuka kembali akses transportasi. HS merasa kecewa karena belum ada kepastian kapan bisa kembali ke Indonesia.
" Belum tahu pasti (kapan pulang). Padahal selesai kuliah di Wuhan, saya juga harus mengajar di Unesa," keluh mahasiswi Fakultas Sastra dan Bahasa tersebut.
Selama terisolasi, HS dan rekan-rekannya hanya bisa menghabiskan waktu di kamar asrama lantai 17. Mereka berharap kondisi terus membaik sehingga segera dievakuasi dan pulang ke Tanah Air.
" Pemerintah saat ini telah bekerja keras untuk kami semua mahasiswa di sini. Semoga saja kami bisa segera dipercepat evakuasi ke Indonesia," ujarnya.
Sementara, keluarga HS di Bekasi meminta bantuan pemerintah daerah agar untuk memulangkan mahasiswi 22 tahun tersebut. " Saya minta Bupati Bekasi supaya mendorong pemerintah pusat memberikan solusi dan tanggap, paling tidak bisa dievakuasi," kata M, kakak HS.
Menurut M, permintaan keluarganya direspons baik oleh Bupati Bekasi. Keluarganya pun merasa lega. " Alhamdulillah Bupati begitu support. Saya juga dibantu pekerja sosial masyarakat (PSM) Mekar Mukti saat mengunjungi Beliau," ujar M.
M mengaku rutin berkomunikasi dengan HS, sehingga bisa memantau kondisi adiknya tersebut. " Komunikasi sering dari pesan WA atau video call. Walau katanya kondisi di sana (Wuhan) sudah sedikit normal, keluarga tetap was-was," tutup M.
Dream - Di tengah kekhawatiran merebaknya virus Corona baru di Wuhan, China, beredar video yang bikin geger jagat maya. Dalam video itu terlihat sejumlah orang berjatuhan karena diduga terjangkit virus Corona.
Belum ada konfirmasi resmi apakah foto dan video yang viral di media sosial itu benar-benar terjadi di Wuhan, kota yang kini tengah diisolasi katena virus Corona.
Namun yang jelas, beberapa unggahan itu menyertakan Wuhan sebagai lokasi unggahan. Kini, sebagaimana dilaporkan laman Daily Star, Wuhan dijuluki " kota zombie" .
Tak hanya orang-orang yang tergeletak tak berdaya, pada video yang beredar itu juga menunjukkan petugas medis yang berpatroli mengenakan jas Hazmat dan masker. Mereka sibuk memberikan pertolongan.
Pada sebuah unggahan menunjukkan seorang pria tergeletak di lantai tidak sadarkan diri. Banyak orang di sekitarnya memperhatikan pria yang tergeletak tersebut.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?