Pandji Pragiwaksono
Dream - Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober dimaknai secara berbeda oleh sebagian pemuda. Ada yang melakukan aksi, namun ada pula yang menunjukkan semangat Sumpah Pemuda dengan karya-karya yang inovatif.
Stand-up comedian Pandji Pragiwaksono memilih opsi yang terakhir. Dengan menunjukkan karya, menurutnya, dapat menunjukkan aksi massa yang lebih elegan.
" Saya cuma enggan aksi massa bakar-bakaran, jungkir balik mobil. Itu sudah nggak zaman. Harusnya ada cara yang lebih inovatif," jelasnya kepada Dream jelang konser tur Hiphop Nusantarap 2015, di Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2015.
Dia menilai, beberapa orang sebetulnya tidak begitu memahami semangat yang terjalin dalam Sumpah Pemuda. Untuk itu penting melihat kembali sebuah alat pemersatu.
" Pemuda dan musik selalu erat. Maka musik bisa menjadi pemersatu yang luar biasa begitu," jelasnya.
Semangat musik sebagai pemersatu itu, dia mencontohkan, terjadi saat konser Kantata Takwa di Gelora Bung Karno (GBK) pada 1991. Waktu konser itu GBK penuh dan tiket ludes terjual.
" Itu karena pada waktu itu rakyat percaya musik itu ada pesannya," katanya.
Ke depan dirinya berharap generasi muda dan bangsa ini menggunakan musik sebagai alat kesatuan. " Moga-moga lebih banyak orang yang menggunakan musik sebagai alat persatuan," pungkasnya.
(Ism, Laporan: Maulana Kautsar)
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
