Iva Tri Agustin, Mantan Karyawan Bank Yang Meraup Untung Ratusan Juta Rupiah Dari Bisnis Fesyen. (Foto: Dream.co.id/Arie Dwi Budiawati)
Dream - Mantan pegawai bank, Iva Tri Agustin, memilih banting setir jadi pedagang pakaian. Meninggalkan profesi di bank pelat terbuti terbukti bukan keputusan keliru. Kini Iva mendapatkan omzet ratusan juta rupiah dari bisnisnya.
Iva mengatakan, awalnya, dia adalah seorang karyawan salah satu bank pelat merah. Wanita yang hobi berenang ini telah bekerja di bank itu selama empat tahun. Iva memang berencana akan keluar dari bank untuk mengikuti suaminya.
" Saya mengikuti suami. Suami, kan, siap ditempatkan di mana-mana. Kalau (tetap bekerja) di bank, saya, kan, tidak bisa pindah-pindah. Saya mau kerja di Jakarta," kata dia kepada Dream di Jakarta, ditulis Senin 13 Juni 2016.
Meskipun mendapat penolakan dari keluarga, Iva tetap ingin melanjutkan keinginannya. Akhirnya, dia tetap mencoba merintis bisnis. " Awalnya iseng-iseng. Coba, sih, rasanya bisnis itu seperti apa. Saya ini nggak ada bekal bisnis," kata dia.
Pada tahun 2012, Iva pun mulai mencoba untuk berjualan. Dia memutuskan untuk berjualan pakaian, terutama fesyen muslim. Menurut dia, saat ini, fesyen muslim, terutama hijab, tengah naik daun.
" Saya lebih baik (memilih) fesyen muslim, apalagi yang berkembang pesat itu yang syari. Kalau makanan, risiko barang sisa itu lebih besar. Kalau fesyen, stoknya masih bisa dijual sewaktu-waktu," kata dia.
Dengan modal Rp3 juta, Iva mencoba merintis usaha fesyennya. Dengan usaha bernama " Diva Hijab Store" , dia berdagang dengan sistem beli-putus. Artinya, dia membeli barang dari berbagai toko dan berbagai brand untuk dijual kembali.
" Kami gencar berjualan secara online. Orang-orang lebih tahu dari online," kata dia.
Meskipun penjualannya lewat online, Iva juga membuka toko offline-nya, yaitu toko " Diva Hijab Store" yang dibuka di kawasan ITC Cempaka Mas, Jakarta.
© Dream
Awalnya, Iva memilih berjualan lewat jejaring sosial seperti Instagram dan Facebook. Dia juga memiliki situs jualan untuk toko onlinenya. Dengan penjualan seperti itu, Iva mengaku bisa mengantongi omzet Rp100 juta per bulan.
Setelah dua tahun bisnisnya berjalan dan pelanggannya sudah banyak, Iva berpikir ingin membuka brand pakaian sendiri. " Saya berpikir untuk mulai sendiri. Saya produksi sendiri," kata dia.
Iva memutuskan untuk membuat brand pakaian dengan namanya " Iva" . Produksinya pun dilakukan di usaha konveksinya sendiri. Dia mengeluarkan modal sebesar Rp50 juta untuk membeli peralatan jahit dan perlengkapan konveksi. Tokonya pun dibuka di kawasan perbelanjaan Thamrin City.
Setiap Senin dan Kamis, dia mengeluarkan model pakaian baru. Konveksinya bisa memproduksi 100-500 potong pakaian setiap kali model baru keluar. Jenis pakaian yang diproduksinya adalah tunik dan pakaian syari. Pakaian yang dijualnya itu dibanderol dengan harga Rp250 ribu-400 ribu per potong. Dia membedakan harga untuk grosir dan eceran. Harga eceran dibuat lebih tinggi Rp20-25 ribu per potong.
Para pembelinya pun tak hanya berada di daerah Jakarta, tapi juga di berbagai daerah lainnya, seperti Makassar, Banjarmasin, Balikpapan, dan Riau.
" Omzetnya per bulan Rp250 juta," kata dia.
Iva mengatakan produksinya pun bisa naik beberapa kali lipat jelang Ramadan dan Lebaran. Walaupun begitu, dia tetap menyesuaikan permintaan dengan kapasitas tenaga kerja. " Kami tidak bisa sembarangan untuk menerima pesanan. Kami harus menyesuaikan dengan kapasitas tenaga kerja," kata dia.
Iva mengatakan dua tokonya, Iva dan Diva Hijab Store, masih berjalan seiringan. Saat ini, dia punya 7 orang karyawan di lini produksi, 2 orang karyawan yang bekerja di toko " Iva" di Thamrin City, dan 1 orang karyawan di toko " Diva Hijab Store" di ITC Cempaka Mas.
" Dua-duanya masih jalan. Kalau di ITC Cempaka Mas, kami menjual banyak brand dan ada produk Iva. Kalau yang di Thamrin City, kami khusus menjual produk Iva," kata dia.
Iva mengatakan masyarakat yang ingin membeli produk Diva Hijab Store dan Iva, bisa mengakses akun Instagram @divahijabstore dan @ivatriagustin, atau bisa mengakses situs www.divahijabstore.
© Dream
Iva mengatakan bisnis yang dirintisnya pun tak melulu mulus. Ada saja kendala yang dihadapi saat berusaha. Misalnya, pernah ditipu pembeli. Dia mengatakan orang itu mengaku sudah transfer uang, tapi setelah dicek, tak ada uang yang ditransfer seperti yang dimaksud.
" Dia mengaku sudah transfer, ternyata struknya palsu. Terus, alamat pengirimannya bukan alamat dia. Waktu mau ditanyakan, nomor teleponnya sudah bisa. Padahal kami sudah mengirim barangnya," kata dia.
Iva mengatakan kejadian itu menjadi pelajaran baginya untuk tak percaya 100 persen kepada konsumen, bahkan kepada orang yang sudah menjadi langganannya.
" Itu kesalahan kami. Kami tidak mengecek transaksi itu soalnya kami lagi sibuk-sibuknya. Harusnya kami waspada dan tidak percaya 100 persen meskipun (pembeli) sudah jadi langganan," kata wanita kelahiran 1987 itu.
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang